Bupati Jember Tegaskan Di Jember Tidak Ada Yang Suspect Virus Corona
JEMBER, Share Indonesia.id - Bupati Jember dr. Faida MMR kembali menegaskan, bahwa di Jember sejauh ini tidak ada warga yang suspect Corona, oeh karenanya, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik terlalu berlebihan, namun Bupati berharap agar masyarakat ikut membantu penyebaran virsu Corona yang saat ini menjadi bencana wabah secara Internasional.
“Di Jember belum ada yang suspect Corona, jadi saya menghimbau kepada warga Jember agar tidak perlu panik, kalaupun ada, masih PDP, dan PDP itu tidak berarti sudah suspect, hanya perlu perawatan biasa,” ujar Bupati yang juga berprofesi sebagai dokter.
Bupati menjelaskan, ada tiga tahapan untuk mengenali gejala seseorang sudah suspect atau belum, diantaranya yang pertama adalah Orang Dalam Pengawasan (ODP), untuk kategori ODP adalah mereka yang baru bepergian dari luar negeri atau daerah yang ada pasien Suspectya (Corona), dan yang bersangkutan sehat dan tidak sakit.
Kemudian yang kedua ODR (Orang Dalam Resiko) Kategori ini, juga tidak bisa dikategorikan yang bersangkutan sudah suspect, tapi kategori ini adalah orang yang baru bepergian dari Luar Negeri atau daerah yang ada pasien Suspectnya namun dalam kondisi memiliki gejala flu, batuk atau sesak nafas. “Mereka semua akan diperiksa kesehatannya oleh tium medis selama 14 hari, tim medis ini bisa dari Puskesmas atau yang bersangkutan mengisolasi diri dulu dirumah dan tidak keluar selama itu, sedangkan yang ketiga adalah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), untuk kategori ini adalah mereka yang sedang sakit saat pulang dari LN atau daerah lain, dan bukan berarti yang bersangkutan sudah Suspect,” beber Bupati.
Bupati juga menghimbau, agar masyarakat dalam kategori ODP dan ODR, agar tidak serta merta minta rujukan atau harus periksa di RS dr. Soebandi yang merupakan rumah sakit rujukan Suspect Corona, tapi cukup dirawat di Puskesmas, atau rawat jalan. “Seluruh stakeholder khususnya tim kesehatan yang ada di Puskesmas, agar tidak ujug-ujug merujuk pasien ke RS. Dr. Soebandi, hal ini juga sebagai upaya agar tidak terjadi oeverload serta kepanikan yang berlebihan, sebisanya dirawat dulu di Puskesmas, jika memang mendesak, konsultasikan terlebih dahulu perlu tidaknya pasien dirujuk ke rs Soebandi,” pungkas Bupati usai mengisi acara dialog interaktif di salah satu radio milik Pemerintah yang ada di Jember Rabu (18/3/2020). (*)
“Di Jember belum ada yang suspect Corona, jadi saya menghimbau kepada warga Jember agar tidak perlu panik, kalaupun ada, masih PDP, dan PDP itu tidak berarti sudah suspect, hanya perlu perawatan biasa,” ujar Bupati yang juga berprofesi sebagai dokter.
Bupati menjelaskan, ada tiga tahapan untuk mengenali gejala seseorang sudah suspect atau belum, diantaranya yang pertama adalah Orang Dalam Pengawasan (ODP), untuk kategori ODP adalah mereka yang baru bepergian dari luar negeri atau daerah yang ada pasien Suspectya (Corona), dan yang bersangkutan sehat dan tidak sakit.
Kemudian yang kedua ODR (Orang Dalam Resiko) Kategori ini, juga tidak bisa dikategorikan yang bersangkutan sudah suspect, tapi kategori ini adalah orang yang baru bepergian dari Luar Negeri atau daerah yang ada pasien Suspectnya namun dalam kondisi memiliki gejala flu, batuk atau sesak nafas. “Mereka semua akan diperiksa kesehatannya oleh tium medis selama 14 hari, tim medis ini bisa dari Puskesmas atau yang bersangkutan mengisolasi diri dulu dirumah dan tidak keluar selama itu, sedangkan yang ketiga adalah Pasien Dalam Pengawasan (PDP), untuk kategori ini adalah mereka yang sedang sakit saat pulang dari LN atau daerah lain, dan bukan berarti yang bersangkutan sudah Suspect,” beber Bupati.
Bupati juga menghimbau, agar masyarakat dalam kategori ODP dan ODR, agar tidak serta merta minta rujukan atau harus periksa di RS dr. Soebandi yang merupakan rumah sakit rujukan Suspect Corona, tapi cukup dirawat di Puskesmas, atau rawat jalan. “Seluruh stakeholder khususnya tim kesehatan yang ada di Puskesmas, agar tidak ujug-ujug merujuk pasien ke RS. Dr. Soebandi, hal ini juga sebagai upaya agar tidak terjadi oeverload serta kepanikan yang berlebihan, sebisanya dirawat dulu di Puskesmas, jika memang mendesak, konsultasikan terlebih dahulu perlu tidaknya pasien dirujuk ke rs Soebandi,” pungkas Bupati usai mengisi acara dialog interaktif di salah satu radio milik Pemerintah yang ada di Jember Rabu (18/3/2020). (*)
Tags:
PEMERINTAHAN
PERISTIWA
0 komentar