MOCH SROEDJI PERLU DIKENALKAN DAN DIBIKIN TENAR DULU GUNA MENDAPATKAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL YANG SELANGKAH LAGI
Moch. Sroedji Dibikin Tenar Dulu
Pahlawan asal Jember Letkol Moch. Sroedji sudah menerima gelar Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Joko Widodo. Sebuah gelar kepahlawanan yang kurang selangkah lagi berhak menerima gelar pahlawan nasional. Namun, untuk mencapai bukan jalan yang mudah.
Irma Devita, salah seorang cucu Letkol Moch. Sroedji menuturkan, nama kakeknya bisa kembali didaftarkan menjadi pahlawan nasional. Namun, kesempatannya hanya sekali. Jika gagal, pemerintah tidak memberi kesempatan lagi dan Letkol Moch. Sroedji hanya meraih gelar Bintang Mahaputra Utama.
Menurut Irma, saat menggelar diskusi dan konsolidasi di Kafe Sejarah Tamara Jember, tahun ini nama Letkol Moch. Sroedji memang tidak diperbolehkan mendaftarkan kembali jadi pahlawan nasional. Aturannya, ada masa tunggu dalam setahun. “Tahun berikutnya boleh lagi. Tapi, cukup sekali. Nah, kita harus berhati-hati. Sekali gagal, tidak diperbolehkan lagi,” terangnya.
Salah satu parameter penilaian kepahlawanan Letkol Moch. Sroedji adalah popularitas yang bersangkutan. Artinya, juga mengukur seberapa banyak masyarakat yang mengenal nama Letkol Moch. Sroedji. “Jika tidak banyak orang yang tahu, juga tidak bisa lolos jadi pahlawan nasional.” jelasnya.
Sehingga, lanjut dia, salah satu langkah konkret yang perlu disiapkan dalam waktu dekat adalah memasyarakatkan nama Letkol Moch. Sroedji di semua lapisan dan segmen. Selain itu, juga melakukannya dengan berbagai cara agar menjadi lebih dikenal.
Sementara, Komandan Kodim 0824 Jember Letkol (Inf) Rudianto sempat mengusulkan kegiatan sosialisasi dalam bentuk perlombaan. Jika hendak sosialisasi ke lembaga pendidikan usia dini, bisa berbentuk lomba melukis dan mewarnai gambar Letkol Moch. Sroedji. Selain itu juga bisa dengan dongeng bertema Sroedji
Baginya, mengajak masyarakat, terlebih anak-anak, untuk mengenali pahlawannya sangat penting untuk menjaga jati diri bangsa. Terlebih, banyak anak yang salah mempersepsi siapa pahlawan. Mereka lebih kenal tokoh kartun daripada pahlawan bangsa. “Seperti ini kan sudah mulai berbahaya. Tentu, kita harus berbuat untuk anak-anak bangsa,” lanjutnya.
Pola perlombaan memasyarakatkan Letkol Moch. Sroedji, juga disampaikan penggagas Pena Institute Awa Raharjo. Katanya, ada cara yang cepat dan efektif dengan lomba jurnalistik. “Karena media akan meliputnya. Kekuatan media begitu masif dan efektif untuk mempengaruhi publik,” terangnya.
Selain itu, Awa juga menawarkan gagasan road show ke sekolah-sekolah. Tujuannya, mengajak tenaga pendidik bersama-sama mensosialisasikan nama Letkol Moch. Sroedji. Terlebih, sudah ada instrumen mengenalkan sang pahlawan Jember itu berupa media komik.
Tidak selesai di sana. Sebab, Kepala Badan Perwakilan Provinsi Jatim V di Jember Tjahyo Widodo juga memiliki rencana melombakan film pendek bertema kepahlawanan Letkol Moch. Sroeji. Selain itu, nama salah satu gedung di ruang kerjanya juga akan dinamai Letkol Moch. Sroeji. “Soal nama gedung, Bapak Gubernur rupanya sudah menyetujuinya,” ungkapnya.
Kata Tjahyo, membuat nama Letkol Moch. Sroedji menjadi pahlawan nasional sangat dibutuhkan keterlibatan banyak pihak. Sebab, untuk meraih gelar pahlawan membutuhkan energi yang besar pula. “Mulai dari pemerintah dan rakyatnya harus serius menggarap gelar kepahlawanan ini dengan serius. Supaya mampu menginspirasi masyarakat Jember,” terangnya. (rul/har/jawapos.com)
Sumber:http://radarjember.jawapos.com/read/2017/04/17/2492/moch-sroedji-dibikin-tenar-dulu/1
Tags:
UMUM
0 komentar