#DJ_Peduli 🍃 🍃
Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillah telah disalurkan sumbangan teman" anggota
Komunitas Orang Jember
grup DARI JEMBER OLEH JEMBER UNTUK JEMBER
Bantuan kali ini ditujukan Kepada:
Nama Ibu Supiatun
Umur +/- 65 tahun
tinggal dirumah gubuk yang baru saja di renovasi oleh pemuda kreatif setempat.
Alamat di Desa Batu Urip, Kec. Sumber Baru.
hidup sebatang kara.
Bantuan telah dilaksanakan pada
Hari : Minggu
Tanggal : 17 September 2017
Jam : 11.00 WIB
Sumbangan yang disalurkan berupa sembako dan sejumlah uang.
Semoga apa yang Kita Sumbangkan Bermanfaat Dan Barokah Bagi Kita semua.
Terimakasih bagi semua yg telah berpartisipasi, semoga Allah SWT yg membalasnya.
Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
NB:
Bagi teman² anggota grup yang mau berpartisipasi menyalurkan donasi berupa Uang atau Barang bisa hubungi Admin & Pengurus Grup :
1. Fatdalah Muktar
085260447841
2. Mas Andrey
082141700551
3. Ahmad Fauzan
085236315478
4. Viony Krishnaraj Ray Khan
085655292086
5. Mashury
089515935137
6. Bintoro Adi Darmawan
08970012122
7. Hady SmiLe
085707770737
8. Heny Ef
082338872586
Atau transfer
❄ Rekening Bank Jatim
1412011984
Rakompadas KOber Peduli
dengan konfirmasi kepada bapak Oesman di nomor
081336314389
❄️ Rekening admin Hady SmiLe Bank BRI
774801004843536
atas nama Samhadi.
Selain menggelar sejumlah spanduk dan poster yang menggambarkan penderitaan ribuan muslim rohingnya atas pembantaian militer dan biksu Budha, menreka juga melakukan penggelangan dana kepada para pengguna jalan di bundaran DPRD Jember pemerintah Myanmar.
Aksi ini untuk mengingatkan umat islam di Indonesia agar berempati dan segera memberikan bantuan material kepada saudara muslim menerima musibah.
Rudi prasetyo korlap aksi, meneriakan berharap pemerintah indonesia tidak hanya melakukan komunikasi bilateral dengan pemerintah Myanmar untuk menghentikan tragedi kemanusian, namun juga membuka akses masuk terhadap bantuan untuk warga Rohingya. (edw)
Puluhan wartawan yang hadir dalam kegiatan tersebut adalah seluruh anggota dari sejumlah organisasi wartawan setempat, yaitu Forum Wartawan Listas Media (FWLM) Jember, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jember, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (Tapal kuda) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember
Disamping itu kegiatan ini dimaksudkan untuk mepererat tali silaturahmi antara jajaran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagaan dengan seluruh Insan pers di Kabupaten Jember. ungkap Indriando, Kepala Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Jember.
“Kita ingin ada jalinan komunikasi antara BPJS Ketenagakerjaan Jember dengan Wartawan semakin erat, sehingga kita dapat saling dapat berbagi informasi dan komunikasi legih mudah. “Setelah kegiatan ini kita akan membuat Grup Whatsappnya” Jelasnya.
Kegiatan ini disamput positif ketua FWLM Jember, Ihya Uluminddin, menurut Pimpinan Redaksi (Pimred) Pena Nusantara yang akrab disapa Udik ini bahwa dirinya terbuka bagi lembaga apapun untuk menjalin komunikasi dan berbagi informasi dengan semua lembaga, baik lembaga pemerintahan maupun swasta.
“Kegiatan seperti ini sangat positif, disamping kita mendapatkan informasi, juga dapat mempererat hubungan, sehingga saat klarifikasi pemberitaan, tidak akan canggung lagi, untuk itu kami, terbuka bagi siapapun yang mau bekerjasama, baik dari lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat”, Katanya.
Suasana keakrapan tampak dalam kegiatan ini, silih berganti sejumlah wartawan dan para petugas BPJS Kesehatan silih berganti menunjukkan kebolehannya tampil menyanyikan lagu. sebelum acara diakhiri dengan makan bersama
JEMBER, PENA NUSANTARA - Imam Tahrir Fauzi, warga Dusun Jatiagung, Desa/Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, diduga menjadi korban penipuan pengurusan dokumen kependudukan.
Ia merasa tertipu saat mengurus dokumen berupa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP el) milik saudaranya bernama Joko Suwito warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, yang ditengarai palsu.
"Awalnya saya curiga, KTP tidak sama dengan biasanya. Sedangkan KK, saya hanya diberi foto copynya saja. Ternyata benar, setelah saya cek di kantor pelayanan kecamatan, bukan atas nama Joko Suwito [saudaranya])," kata Tahrir.
Tahrir tak mengurus dokumen itu sendiri, melainkan melalui calo yang berinisial RI, warga Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas. Ternyata, setelah dicek ke kantor kecamatan, nomor register KK tersebut bukan atas nama Joko Suwito, melainkan atas nama orang lain, yakni Mistu yang beralamat di Dusun Sumber Klopo, Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari.
Mengetahui hal itu, Ia tak hanya merasa tertipu, namun secara materiil Tahrir dan saudaranya juga dirugikan. Sebab biaya yang dikutip dalam pengurusan itu juga tergolong tinggi, berdasarkan pengakuan Tahrur untuk pembuatan KK dan KTP dirinya dikenakan biaya hingga Rp700 ribu.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Kencong, Gatot Dwiarso mengatakan, jika dilihat secara fisik nomor register dalam KK yang dimaksud bukanlah beralamat di Kencong. Sebab menurutnya, kode wilayah yang tertera di nomor KK 3509092309052856 itu sudah salah.
“Untuk Kencong sendiri kodenya adalah 2, sedangkan yang tertera di sana [KK milik Suwito] adalah 9 [angka yang tertera pada digit ke 6 dari depan], itu adalah kode milik Kecamatan Bangsalsari," ungkapnya.
Lebih lanjut Gatot menjelaskan, angka 35 didepan adalah kode provinsi sedangkan 2 digit setelahnya (09), adalah kode Kabupaten jember, dan dua angka setelahnya yaitu pada digit ke 5 dan 6 adalah kode kecamatan.
"Setiap kami melayani kami memberikan tanda terima pengurusan. Dan yang terpenting lagi kami tidak melayani calo/biro jasa untuk mengurus KK maupun KTP. Sebab semua pengurusan KK dan KTP Gratis," jelasnya.
Gatot juga menunjukkan sebuah tanda berupa kertas yang terletak di atas pelayanan yang bertuliskan “Pelayanan KK dan KTP gratis, kami tidak melayani calo/biro jasa pembuatan KK dan KTP”. (*)
Ia merasa tertipu saat mengurus dokumen berupa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP el) milik saudaranya bernama Joko Suwito warga Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, yang ditengarai palsu.
"Awalnya saya curiga, KTP tidak sama dengan biasanya. Sedangkan KK, saya hanya diberi foto copynya saja. Ternyata benar, setelah saya cek di kantor pelayanan kecamatan, bukan atas nama Joko Suwito [saudaranya])," kata Tahrir.
Tahrir tak mengurus dokumen itu sendiri, melainkan melalui calo yang berinisial RI, warga Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas. Ternyata, setelah dicek ke kantor kecamatan, nomor register KK tersebut bukan atas nama Joko Suwito, melainkan atas nama orang lain, yakni Mistu yang beralamat di Dusun Sumber Klopo, Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari.
Mengetahui hal itu, Ia tak hanya merasa tertipu, namun secara materiil Tahrir dan saudaranya juga dirugikan. Sebab biaya yang dikutip dalam pengurusan itu juga tergolong tinggi, berdasarkan pengakuan Tahrur untuk pembuatan KK dan KTP dirinya dikenakan biaya hingga Rp700 ribu.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Kencong, Gatot Dwiarso mengatakan, jika dilihat secara fisik nomor register dalam KK yang dimaksud bukanlah beralamat di Kencong. Sebab menurutnya, kode wilayah yang tertera di nomor KK 3509092309052856 itu sudah salah.
“Untuk Kencong sendiri kodenya adalah 2, sedangkan yang tertera di sana [KK milik Suwito] adalah 9 [angka yang tertera pada digit ke 6 dari depan], itu adalah kode milik Kecamatan Bangsalsari," ungkapnya.
Lebih lanjut Gatot menjelaskan, angka 35 didepan adalah kode provinsi sedangkan 2 digit setelahnya (09), adalah kode Kabupaten jember, dan dua angka setelahnya yaitu pada digit ke 5 dan 6 adalah kode kecamatan.
"Setiap kami melayani kami memberikan tanda terima pengurusan. Dan yang terpenting lagi kami tidak melayani calo/biro jasa untuk mengurus KK maupun KTP. Sebab semua pengurusan KK dan KTP Gratis," jelasnya.
Gatot juga menunjukkan sebuah tanda berupa kertas yang terletak di atas pelayanan yang bertuliskan “Pelayanan KK dan KTP gratis, kami tidak melayani calo/biro jasa pembuatan KK dan KTP”. (*)
Sumber: pena nusantara.com
Tim Resmob Polres Jember menggerebek judi bola gila di Wilayah Sumberbaru, Jember, Selasa dini hari (12/9).
Penggerebakan itu diawali oleh adanya laporan warga Sumberbaru yang resah perihal adanya tindakan melanggar hukum di sebuah acara tarik tambang dengan cara menggelar arena perjudian berjenis bola setan atau Cap Jiki di wilayah tersebut.
Alhasil Team Buru Sergap Polres Jember yang dipimpin Aiptu Hadi Gunawan Mahesa, SH yang mendapat informasi yang meresahkan warga tersebut langsung mendatangi TKP yang berada di Dusun Pajih, Desa Gelang. Ternyata memang benar jika dikawasan tersebut ada aktifitas perjudian.
Tidak menunggu lama, para penjudi diringkus saat melakukan aktifitas tersebut, dan team Buru Segap Resmob berhasil mengamankan 3 orang atas nama Minangsu (50) selaku bandar asal Desa Pajih, Sumberbaru, dan Surah (42) sebagai wakil bandar berasal dari Kecamatan Batu Marmar, Pamekasan, dan juga satu penombok bernama Rido’i, (34) asal Dusun Karang anom, Desa Gelang, Sumberbaru.
Ketiga pelaku yang tertangkap beserta barang bukti uang sebesar 720.000 Ribu rupiah,1 buah papan Cap Jiki, 1 Lembar beberan dengan gambar dan juga 5 buah bola bekel sebagai pelengkap perjudian tersebut memaksa ketiganya tidak dapat berkutik saat Team Resmob Barat mengelandang para pelaku ke Mapolres Jember pada pukul 01.00 Wib, Selasa,(12/9) dini hari.
Aiptu Hadi Gunawan Mahesa SH selaku Kanit Resmob Jember Barat saat dikonfirmasi membenarkan perihal penangkapan ketiga pelaku meski yang lainnya keburu berlarian tunggang langgang pada saat penangkapan di TKP.
“Saya berharap peran serta masyarakat untuk pro aktif memberikan informasi apapun yang membuat keresahan, seperti perjudian seperti ini,” ujar Rambo sapaan akrab Kanit Resmob Barat itu.
Sumber: http://newsmetropol.com/gerebek-judi-bola-gila-tim-resmob-polres-jember-ringkus-tiga-pelakunya/
#DJ_PEDULI
Assalamualaikum wr wb.
Grup Dari Jember Oleh Jember Untuk Jember Peduli (DJOJUJ PEDULI)
Kembali Mengadakan Bantuan Sosial (BAKSOS)
Assalamualaikum wr wb.
Grup Dari Jember Oleh Jember Untuk Jember Peduli (DJOJUJ PEDULI)
Kembali Mengadakan Bantuan Sosial (BAKSOS)
Bantuan Kali ini Di tujukan Kepada:
Nama Ibu Supiatun.
Umur +/- 65 tahun
tinggal Di Rumah gubuk yang baru saja di renovasi oleh pemuda kreatif setempat...
Alamat di Daerah Batu urip /sumber baru.
hidup sebatang kara.
Bantuan akan di laksanakan Insya allah pada
Hari :Minggu
Tanggal : 17 september 2017
Jam: 10:00 siang
Bagi teman² anggota grup yang mau berpartisipasi menyalurkan sumbangan baik berupa uang atau barang bisa hubungi:
1. Bintoro Adi Darmawan 08970012122
2. Ahmad Fauzan +6285236315478
3. Hady SmiLe 085707770737
4. Edo Andreans 081357027885
5. Mas Andrey 082141700551
6. Fatdalah Muktar 085260447841
7. Viony Krishnaraj Ray Khan 085655292086
8. Heny Ef 082338872586
Semoga apa yang kita sumbangkan,allah yang akan membalasnya dan menjadi Barokah untuk kita semua.
Amin.
Terimakasih.
Wassalamualaikum..wr.wb
Cc:
Oesman KOber Linda Meidita Srikandi Srikandi Fitrii Fitt Fitt Fitrii Fitria Anang Muzaki Mashury Mega Putri Santi Ahmad AL - Ghazali Indra Sakti Wibowo Arif Wibowo Arief Sudarsono
Nama Ibu Supiatun.
Umur +/- 65 tahun
tinggal Di Rumah gubuk yang baru saja di renovasi oleh pemuda kreatif setempat...
Alamat di Daerah Batu urip /sumber baru.
hidup sebatang kara.
Bantuan akan di laksanakan Insya allah pada
Hari :Minggu
Tanggal : 17 september 2017
Jam: 10:00 siang
Bagi teman² anggota grup yang mau berpartisipasi menyalurkan sumbangan baik berupa uang atau barang bisa hubungi:
1. Bintoro Adi Darmawan 08970012122
2. Ahmad Fauzan +6285236315478
3. Hady SmiLe 085707770737
4. Edo Andreans 081357027885
5. Mas Andrey 082141700551
6. Fatdalah Muktar 085260447841
7. Viony Krishnaraj Ray Khan 085655292086
8. Heny Ef 082338872586
Semoga apa yang kita sumbangkan,allah yang akan membalasnya dan menjadi Barokah untuk kita semua.
Amin.
Terimakasih.
Wassalamualaikum..wr.wb
Cc:
Oesman KOber Linda Meidita Srikandi Srikandi Fitrii Fitt Fitt Fitrii Fitria Anang Muzaki Mashury Mega Putri Santi Ahmad AL - Ghazali Indra Sakti Wibowo Arif Wibowo Arief Sudarsono
WULUHAN - Kebakaran hutan seluas enam hektare di Gunung Manggar kecamatan Wuluhan dan Ambulu menimbulkan banyak spekulasi.
Dari hasil penyelidikan di lapangan, kasus tersebut banyak disebut akibat ulah para pemburu babi hutan.
Sekadar informasi, bahwa di gunung sempat menimbulkan kontroversi akibat penambangan liar (emas) itu masih banyak babi hutan dan kijang.
Nah, upaya memburu hewan liar inilah -dengan membakar daun-daun kering- ditengarai jadi pemicu sumber api.
AKBP Kusworo Wibowo, Kapolres Jember yang turun langsung ke lokasi kemarin juga menduga, ada kemungkinan kebakaran karena perburuan liar ini.
”Kebakaran itu terjadi karena faktor alam dan perburuan hewan,” jelasnya. Kalau untuk pembukaan lahan baru, menurut Kapolres, sepertinya tidak mungkin.
Nah, jika dugaan perburuan hewan itu benar, maka ada indikasi kuat lahan itu sengaja dibakar.
“Menurut warga sekitar dan juga informasi petugas, lokasi ini banyak kijangnya dan (memang) sering diburu masyarakat,” ujarnya. Untuk memancing binatang buruan agar masuk ke zona buruan, maka digunakan media api agar hewan takut.
Meski begitu, Kusworo mengaku tidak menampik faktor alam juga dapat memicu mudahnya kebakaran itu. Apalagi saat meninjau lokasi, banyak sekali ditemukan daun jati yang sudah kering menumpuk di tanah.
“Daun jati yang sudah mengering itu bisa sampai 4 – 5 lapis,” katanya Dengan kondisi yang seperti itu, faktor alam seperti angin misalnya, juga bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran. “Namun untuk lebih jelasnya, kita lakukan penyelidikan dulu,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, pada Ahad (3/9) malam, Gunung Manggar yang berada di dua kecamatan (Wuluhan dan Ambulu) mengalami kebakaran hebat.
Sedikitnya enam hektare lahan ludes. Untungnya, dengan alat seadanya api bisa dipadamkan oleh warga dan petugas yang datang ke lokasi.
Lokasi Kebakaran ada di tiga titik dalam satu petak. Yakni Petak 23 F (wilayah Wuluhan), kemudian petak 23 L yang juga masuk wilayah Wuluhan, serta petak 23 M di wilayah Ambulu.
Petak 23 itu sendiri, memiliki luas sekitar 49,5 hektare. Namun yang terbakar hanya sekitar enam hektare saja.
Sampai kemarin sore, kerugian total belum dirinci. Tapi yang jelas, kebakaran di lokasi yang marak penambang emas liar itu hampir terjadi tiga atau empat bulan sekali.
Kabar tersebut langsung membuat aparat bergerak. Bahkan, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo ikut turun mendatangi langsung lokasi bersama Perhutani, TNI, dan polsek setempat.
“Medannya sangat sulit. Untuk menuju lokasi, harus jalan kaki sekitar 1,5 jam. Tidak bisa dilalui kendaraan apa pun,” jelas AKBP Kusworo Wibowo, kemarin.
Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya bersinergi dengan TNI dan Perhutani, untuk melakukan patroli sesering mungkin, khususnya pada jam-jam rawan.
“Selain itu, kita lakukan juga upaya preventif dengan memasang banner pelarangan berburu dan membakar hutan,” tegas Kusworo.
Sementara Karuniawan Purwanto Sanjaya, administratur Perhutani KPH Jember menegaskan, kebakaran itu tidak satu pun sampai membakar pohon jati di lahan tersebut.
“Jadi yang terbakar hanya permukaan tanah saja. Kalau kayunya nihil (tidak ada yang terbakar). Karena kayu jati itu sudah berumur 17 tahun dan cukup kuat,” tegasnya.
Guna mengurangi potensi kebakaran, pihaknya akan melakukan pembakaran secara lokal.
“Kita akan buat kotak-kotak ukuran 10 x 10 meter, kemudian kita bakar (daun dan ranting kering di tanah),” jelas Karuniawan.
Senada dengan Kapolres, Karuniawan menduga kuat bahwa kebakaran itu terjadi karena indikasi perburuan hewan.
“Biasanya, pemburu itu membakar daun supaya hewan seperti kijang atau babi hutan, masuk (perangkap). Kadang juga oleh pemburu dipakai untuk penerangan,” jelas Karuniawan.
Terkait pelaku perburuan, Karuniawan menduga pelakunya adalah orang dari luar sekitar hutan Gunung Manggar.
“Karena untuk masyarakat sekitar hutan, kesadarannya cukup tinggi menjaga hutan ini. Buktinya, semalam pas ada kebakaran, mereka kompak datang ke lokasi untuk ikut memadamkan api,” tegasnya.
Ke depan, pihaknya akan melakukan operasi secara tertutup dengan melibatkan masyarakat, tokoh masyarakat, polisi dan TNI.
“Kasus ini kita atensi betul supaya cepat tertangani. Kita juga akan tingkatkan sinergi dengan semua pihak, agar persoalan seperti ini tidak terjadi lagi,” pungkas Karuniawan.
(jr/jum/was/hdi/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
JEMBER – Kelakuan sejumlah pemuda ini tidak pantas ditiru. Mereka malah menggelar pesta narkoba di kompleks salah satu perguruan tinggi negeri di Jember.
Mereka lantas diciduk Satreskoba Polres Jember. Lima tersangka, salah satunya mahasiswa diamankan bersama barang terlarang. Diantaranya ganja, dan tembakau gorillas.
“Untuk ganja yang diamankan totalnya 25 gram, untuk tembakau gorillas itu 13 gram," ungkap Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo.
Barang haram itu disita dari tangan tersangka Muh. Jahuri, warga Jl dr Soebandi 295 Lingkungan Patrang Tengah, Kelurahan/Kecamatan Patrang.
Bukan hanya itu, petugas juga mengamankan Agus Wachid, 26, warga Jl MT. Hariyono 23 Kelurahan Karangrejo, Sumbersaru; M. Reza mahasiswa asal Dusun Besuk, Desa Wirowongso, Ajung; dan Fikri, 22, warga Hos Cokroaminoto, Kelurahan Jember Kidul, Kaliwates.
Selain itu, polisi juga mengamankan 1.000 butir, pil Trihexyphinedyl dari tangan Andre Feriansyah, 23, warga Desa Glagahwero, Kalisat.
Keempat tersangka termasuk satu mahasiswa ini tertangkap petugas saat melakukan pesta ganja.
“Kami juga mengamankan barang bukti sisa bungkus rokok dari tembakau Gorilas,” pungkas Kusworo. Menurut dia, para pelaku memilih melakukan pesta narkoba bertepatan saat malam takbir Idul Adha 1438 H. Mereka menduga polisi fokus pada pengamanan saat malam takbir.
Karena para pelaku ini merasa aman dari pantauan petugas sehingga mereka keasyikan melakukan perbuatan terlarang itu.
“Sehingga mereka berpikir tidak ada yang perhatian terhadap peredaran narkotika," ujarnya. Namun, ternyata mereka salah. Karena hal ini sudah diantisipasi petugas dengan melakukan operasi penangkapan kepada mereka.
Dari hasil penyidikan kepolisian terungkap, para pelaku mendapatkan sebagian narkoba itu dari transaksi online.
Sehingga aparat terus mengembangkan kasus ini untuk mengungkap lebih jauh dari mana asal barang terlarang yang mereka dapatkan.
Selain mengamankan sejumlah barang bukti narkoba dan obat keras berbahaya (okerbaya), polisi juga menyita uang tunai sebesar Rp 1,5 juta dari tangan tersangka.
Uang itu diduga hasil transaksi penjualan barang haram tersebut. Beberapa minggu sebelumnya, satreskoba juga berhasil meringkus puluhan pengedar narkoba.
(jr/jum/aro/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
"Saya tidak pernah berpikir akan seperti ini. Namun bagaimana lagi, mungkin sudah menjadi suratan takdir," kata Jamik, usai mengucapkan ijab kabul di salah satu ruangan mapolsek setempat.
Warga Desa Paleran, Kecamatan Umbulsari, ini ditahan karena menjadi tersangka kasus pengeroyokan. Ia ditangkap aparat, Rabu (22/8/2017) lalu, dua pekan sebelum pernikahannya digelar. Namun, penangkapan itu tak lantas membatalkan rencana perkawinan tersebut, karena menurutnya, kedua pihak keluarga sepakat dan merencanakan pernikahan ini jauh hari sebelum peristiwa yang menjeratnya terjadi.
"Sudah lama saya pacaran, akhirnya menikah hari ini. Dan alhamdulillah pernikahan sudah terlaksana dengan mahar Rp100 ribu. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak Polsek Umbulsari, yang telah memberi izin untuk menikah," ucapnya.
Meski pernikahan dilakukan di kantor polsek dan mempelai pria berstatus sebagai tahanan, tak mengurangi perasaan gembira sang mempelai perempuan. Warga Desa Jatilawang, Kecamatan Umbulsari ini, terlihat ceria dengan mengenakan pakaian pengantin. Senyumnya merekah, wajahnya terlihat cerah, saat prosesi pernikahan dimulai. Pernikahan ini dipimpin oleh salah seorang penghulu dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.
Sementara itu, Kapolsek Umbulsari AKP Miftahul Huda menuturkan, pelaksanaan akad nikah itu merupakan hak warga negara, meskipun dirinya menjadi tersangka. Karena menurut dia, prosesi pernikahan itu tidak mengurangi maupun mempengaruhi proses hukum yang berjalan.
"Kami menyediakan tempat untuk prosesi pernikahan. Tentu, hal ini sesuai SOP [standart operating procedure] serta dengan penjagaan dan pengawalan," pungkasnya. (*)
Sumber: http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1278-detil.html
"Hari ini kita melakukan kegiatan on the spot di wilayah yang penduduknya banyak yang belum melakukan perekaman dan memiliki dokumen kependudukan," kata Plt Dispendukcapil Jember, Sri Wahyuniati, ketika dikonfirmasi lewat telepon selulernya.
Menurut Yuni, kegiatan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat kepemilikan administrasi dan dokumen kependudukan yang merupakan hak dasar warga negara.
"Sebanyak 2008 pemohon adminduk berhasil terjaring dalam kegiatan on the spot kali ini, terdiri dari 739 pengajuan Akta lahir, 247 KK, 862 perekaman KTP elektronik (KTP el), dan 160 revisi KTP el," terangnya.
Untuk mempercepat kepemilikan dokumen kependudukan, Yuni menjelaskan, Dispendukcapil langsung mencetak dokumen tersebut di lokasi pelaksanaan. Pencetakan langsung itu dilakukan jika persyaratan atau data pendukung dari pemohon sudah lengkap.
"Setelah dilakukan penandatanganan dokumen yang sudah jadi, kemudian langsung diserahkan ke warga, sehingga masyarakat ketika pulang sudah membawa atau memiliki dokumen kependudukan yang diharapkan,” terangnya.
Selain itu, Yuni menambahkan, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat terutama pada pemohon lansia dan penyandang disabilitas.
“Selain itu, tujuan pelayanan ini juga untuk meminimalisir biaya transportasi, waktu, dan juga meminimalir pungli saat pengurusan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil," pungkasnya. (*)
Sumberhttp://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1286-detil.html
Wakapolres Jember, Kompol Edo Satya Kentriko mengatakan, AL tertangkap tangan menerima uang sebesar Rp2,7 juta dari hasil memeras. Korbannya, seorang guru yang diduga telah melakukan kekerasan kepada siswanya.
"AL mencoba memeras korban, yaitu guru di salah satu SMK Negeri di Jember untuk menyerahkan sejumlah uang. Bilamana tidak menyerahkan uang maka akan di ekspose ke dalam pemberitaan terkait permasalahan yang dihadapi guru tersebut," ungkapnya, Selasa malam, ketika menggelar pers rilis penangkapan tersebut di Mapolsek Patrang.
Tidak hanya sampai disitu, tersangka AL bahkan mengancam akan melaporkan kasus guru tersebut kepada Bupati Jember lantaran yang bersangkutan saat ini tercatat sebagai pegawai negeri sipil.
Sebelum tertangkap, kata Wakapolres, terjadi negosiasi antara tersangka dengan korban. AL meminta uang sejumlah Rp20 juta, merasa keberatan, korban menawar hingga disepakati untuk menyerahkan DP terlebih dahulu.
"Ditawar oleh korban sampai turun Rp15 juta, kemudian oleh korban akan diberikan uang muka terlebih dahulu sebesar Rp2,7 juta. Ketika terjadi transaksi itulah kita lakukan penangkapan," ujarnya.
Selain sejumlah uang, polisi juga mengamankan sebuah press card atau kartu identitas wartawan Metro Jatim dengan nama Abdul Latif, serta sebuah kartu anggota LSM Gabungan Putera Nusantara (GPN) dengan nama serupa.
Sebagai informasi, oknum wartawan berkepala plontos ini juga pernah ditangkap polisi dalam kasus pencurian kendaraan bermotor pada tahun 2002 lalu. Dan, saat ini Ia merupakan target operasi polisi dari beberapa polsek di wilayah hukum Polres Jember.
Dalam kasus pemerasan ini, polisi menjerat tersangka AL dengan pasal 368 ayat 1 KUHP yang ancaman hukumannya diatas 5 tahun penjara. (*)
Sumber:http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1287-detil.html
Bagi anda para travelling yang penasaran ingin berkunjung ke beberapa tempat destinasi wisata di Kabupaten Jember.
Jangan khawatir, kini perjalanan anda akan ditemani oleh aplikasi yang akan mengarahkan anda sampai ke tempat tujuan namanya Visit Jember.
Visit Jember adalah salah satu aplikasi pintar berbasis android anti tersesat, hasil inovasi yang dihasilkan oleh Ahmad Syaifur Rohman, warga Lingkungan Kramat RT 03 RW 09 Kelurahan Karanjingan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Aplikasi Visit Jember ini pertama kali dilaunching pada Desember 2016 dengan menyediakan informasi 72 destinasi wisata dan kini telah didownload oleh 100 lebih pengguna android.
Melalui tangan terampil seorang Ahmad Syaifur Rohman, dirinya bisa mencipta hasil teknologi canggih sejenis aplikasi, untuk memperkenalkan tempat wisata Kabupaten Jember.
Hal itu terinspirasi dari mimpinya, ingin menyajikan hasil karya terbaiknya agar masyarakat bisa lebih mudah mengakses informasi seputar tempat wisata Kabupaten Jember.
Cara penggunaannya juga sangat praktis, cukup masuk aplikasi Play Store. Tinggal mengetik aplikasi Visit Jember dan lengasung bisa didownload sudah langsung bisa dinikmati.
Dalam aplikasi tersebut, selain berisi informasi, video, mengetahui dari lokasi terdekat wisata berikut tempat penginapannya. Tak hanya itu, masyarakat juga bisa menambahkan data destinasi wisata yang sudah dikunjungi.
https://id.downloadatoz.com/visit-jember/com.visitjember.vj/
Melalui tangan terampil seorang Ahmad Syaifur Rohman, dirinya bisa mencipta hasil teknologi canggih sejenis aplikasi, untuk memperkenalkan tempat wisata Kabupaten Jember.
Hal itu terinspirasi dari mimpinya, ingin menyajikan hasil karya terbaiknya agar masyarakat bisa lebih mudah mengakses informasi seputar tempat wisata Kabupaten Jember.
Cara penggunaannya juga sangat praktis, cukup masuk aplikasi Play Store. Tinggal mengetik aplikasi Visit Jember dan lengasung bisa didownload sudah langsung bisa dinikmati.
Dalam aplikasi tersebut, selain berisi informasi, video, mengetahui dari lokasi terdekat wisata berikut tempat penginapannya. Tak hanya itu, masyarakat juga bisa menambahkan data destinasi wisata yang sudah dikunjungi.
https://id.downloadatoz.com/visit-jember/com.visitjember.vj/
JEMBER, Wartajember.co.id - “Tiada perjuangan yang sia – sia jika dilakukan dengan sungguh – sungguh, dan niat yang tulus, ikhlas, jujur, dan bertanggungjawab. Karena ibaratkan menanam kebaikan, akan memanen hasil yang baik pula,”
Begitulah ungkapan filosofi Bupati Jember dr Hj Faida, MMR, yang selalu didengungkan di setiap forum pertemuan dengan Kepala Desa, hingga aparatur sipil negara (ASN) di kantor Pemerintah Kabupaten Jember. Sehingga bisa memotivasi para aparatur pemerintahan yang semula hendak berniat menyimpang akan kembali ke jalan tegak dan lurus.
Bagaimana pula tatkala seorang Miftahul Munir, sosok Kepala Desa (Kades) Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan - sebuah wilayah yang agak pelosok di Jember ini, dilanda galau sebelum terpilih kades hingga terpilih, karena setiap hari selalu melihat dan mendengar dari telinganya sendiri tetangga, dan temannya jadi korban penyalur Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang nakal dan tidak bertanggungjawab.
Maklum di wilayah selatan Jember warga yang mayoritas kultur etnis Jawa ini begitu tidak memiliki penghasilan di rumah, memilih berangkat menjadi TKI. Kondisi ini membuat Miftahul Munir berpikir keras. Pada akhirnya dia terpilih menjadi Kepala Desa.
Dia pun mulai mencari cara agar para penyalur TKI illegal dan nakal itu, menjadi hilang dan tidak bisa hidup di wilayahnya. Dia lantas membikin regulasi yang membatasi ruang gerak “pemeras” calon TKI ini dari hilir hingga hulu sehingga benar – benar tak berkutik.
Alhasil, laporan penipuan, hingga korban TKI yang telantar mulai tak terdengar lagi. Perjuangan telah berhasil. “Saya tidak pernah bermimpi dari upaya itu bisa membawa saya ke PBB. Konsep saya tentang perlindungan buruh migrant ini sederhana dan berangkat dari kepedulian kepada nasib calon TKI,” tuturnya.
Kiprahnya pun tergolong tak lama, baru dirintis sejak 2016. “Tetapi sebagai perangkat desa, kalau ada warga akan jadi TKI dokumen mereka jangan sampai ada yang dibawa lembaga penyalur TKI illegal meski dengan iming-iming gaji besar,” lanjutnya.
Miftahul Munir memelototi setiap pengajuan izin berangkat calon TKI bagi warganya. Super ketat. Para penyalur, calo, dan makelar pencari tenaga kerja illegal di desanya itu mulai tak berkutik.
“Kita terus koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember hingga ke pusat. Saya selalu memastikan dan mengkroscek eksistensi dan keberadaan secara hukum lembaga penyalur ini resmi atau tidak,” jlentrehnya.
Dia juga tergolong kreatif. Dia menelurkan program Desbumi atau Gerakan Desa untuk Perlindungan Buruh Migran menggandeng LSM yang sevisi yakni Migrant Care. Sehingga warganya yang jadi calon TKI mendapat pendampingan sangat baik.
“Setelah lembaga penyalur benar berbadan hukum jelas dan resmi maka kelengkapan dokumen warga kami kita damping terus agar tidak jadi korban penyalur TKI illegal,” tukasnya.
Belum cukup sampai di situ aparat desa Dukuhdempok juga memberi pendampingan kepada mantan TKI sepulang dari rantau.
“Mereka itu harus kita damping agar terus berdaya secara ekonomi karena rata-rata mereka bekerja tidak menemukan pekerjaan jika sudah pulang kampung. Kita damping bagaimana cara mengelola keuangan hasil kerja di luar negeri selama bertahun-tahun itu,” tambahnya.
Tak hanya itu, pendampingan terhadap mantan TKI juga dilakukan kepada keluarga yang ditinggal anggota keluarga ke luar negeri jadi TKI. Terutama anak-anak mereka yang sekian lama tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan orang tuanya selama di luar negeri.
“Untuk urusan pendampingan terhadap anak-anak mantan TKI, kita bekerjasama dengan LSM Migrant Care, mulai simulasi psikologis, simulasi permainan untuk mendidik, dan mendekatkan lagi anak anak itu kepada orang tuanya, dan diskusi intens agar hubungan orang tua dan anak kembali berjalan normal,” lanjutnya.
Masih ada lagi, bahwa seluruh kegiatan pendampingan buruh migrant ini sudah terakumulasi dengan baik dalam Peraturan Desa (Perdes) yang didukung dengan alokasi anggaran yang memadahi untuk tahap awal ini.
“Di tahun 2017 ini kita alokasikan khusus untuk pendampingan buruh migrant sebesar Rp 40 juta lebih, dan di tahun mendatang akan kita rancang lebih baik lagi, khususnya untuk pencapaian sistem informasi tentang TKI sehingga nantinya kita akan tahu keberadaan mereka, kondisi, masa tugasnya dan lain sebagainya,” pungkasnya.( Reporter : Lumlawalata/HMS/AB )
JEMBER – Susunan kata di museum huruf tak mudah dimengerti oleh orang lain.
Namun, setelah penjaga menerangkan, ternyata itulah awal dari sejarah aksara yang ada di dunia. Tak hanya sejarahnya, tetapi juga bentuk tulisan dalam peradaban manusia.
Tak heran, tempat yang berada di Jalan Bengawan Solo Sumbersari tersebut menjadi magnet para pelajar Rabu Malam (30/8).
Mereka datang untuk melihat peresmian Museum Huruf pertama di Jember ini. Tempatnya tidak terlalu luas, namun isinya begitu bermakna.
Museum itu merupakan hasil swadaya para pemuda Jember yang berada dalam naungan Yayasan Institut Museum dan Cagar Budaya Nusantara.
Benda-benda antik bertuliskan huruf kuno dipajang dengan rapi. Mulai tulisan China, India, dan Jawa.
Minat pelajar untuk belajar tentang aksara cukup tinggi. Baru pertama kali buka, sudah dipadati oleh para pengunjung untuk melihat koleksi benda-benda aksara.
“Museum ini kami buka untuk menjadi media pembelajaran,” kata Ade Permana, pendiri museum.
Ade menginginkan agar warga Indonesia menjadi warga negara yang memahami sejarah. “Kami bebas politik, namun tetap menjadi seutuhnya Indonesia,” ucapnya.
Museum tersebut menampilkan peradaban aksara di dunia sampai sekarang. Sejarah huruf yang cukup beragam dan bentuk serta modelnya bertahan sampai sekarang. Semua itu bisa dipelajari di museum huruf.
Selain itu, pengunjung juga bisa melihat kebudayaan, tradisi dan kebiasaan di balik aksara yang berlaku di dunia. Pengetahuan tentang sejarah dunia terdapat di dalamnya. “Sejarah adalah cerminan bagi kita, sejarah adalah modal untuk melangkah ke depan,” paparnya.
Disamping itu, museum tersebut juga menjadi wadah bagi pelajar untuk berdiskusi. Sehingga bisa diisi dengan kegiatan apa pun yang positif.
“Selain menampilkan koleksi, juga menyediakan wadah belajar, senang sekali jika manfaat museum ini bisa dirasakan bersama,” tuturnya.
Museum itu hanyalah permulaan agar para pemuda lebih kreatif dan produktif. Untuk itu, Ade mempersilakan mahasiswa menjadi relawan untuk mengajar atau mengisi diskusi.
Sebab museum juga memiliki program pelatihan penulisan aksara. “Misal ada yang pandai aksara Jawa, bisa menularkannya pada pelajar lain,” ucapnya.
Selain itu, diskusi berbagai tema dalam berbagai bentuk seminar, sarasehan dan diskusi terbuka diselenggarakan di tempat itu. “Museum ini dengan konsep museum modern dan profesional,” akunya. Namun terbuka dan menonjolkan prinsip partisipatif.
Selain itu, kearifan lokal dan entrepreneurship berbasis industri kreatif juga menjadi gagasan lain pendirian museum huruf ini.
Kemudian menjadi destinasi wisata edukasi dan kebanggaan seluruh masyarakat Jember.
Peresmian itu juga dihadiri oleh berbagai pegiat museum. Salah satunya adalah Desak N. Siksya, pendiri Museum Tembakau Jember.
Dia mengapresiasi kreativitas anak muda tersebut. Sehingga destinasi wisata museum bertambah. “Wisatawan yang berkunjung ke Jember, bisa ke Museum Tembakau, lalu Museum Huruf,” pungkasnya.
(jr/gus/hdi/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
Tindakan cepat dipimpin Polsek Arjasa AKP Trijoko Setyonarso, S. H, setelah mendapatkan informasi di Facebook. Pria ini belakangan diketahui bernama Ahmad Saedi (35) Warga Dusun Tegal Bago Desa/Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember sering berada di pasar.
"Setelah mendapat kabar melalui Media Sosial (Medsos) Facebook, kami bersama-sama dengan anggota dengan cepat langsug melakukan Evakuasi berupa tindakan penyelamatan terhadap seorang pria yang membawa bendera merah putih." Jelas Trijoko
Lebih jauh Trijoko menjelaskan, Anggota melakukan pencarian informasi yang bersangkutan itu warga mana, setelah ditemukan keberadaan tempat tinggal keluarga nya dan atas dasar penjelasan dari masyarakat yang mengenal dia bahwa pria tersebut mengalami Stress.
Kalposek Trijoko bermaksud akan menyerahkan orang tersebut ke Dinas Sosial, namun atas permintaan keluarganya didukung oleh Kades Arjasa Zaenolah, maka pria tersebut dikembalikan lagi ke keluarganya untuk dilakukan pengobatan. (edw
Diceritakan Rumiyati, peristiwa tersebut terjadi saat Ia kesulitan mengambil uang di ATM di dalam sebuah toko berjaringan di Jalan Basuki Rahmad, Tegal Besar, Kaliwates, Minggu (3/9/2017) siang.
"Ya, mau ambil uang seperti biasa, kok enggak diproses, proses uangnya enggak keluar," ucapnya di depan awak media.
Kala itu, mesin ATM macet. Di saat bersamaan seorang pria dengan memakai topi mencoba menawarkan bantuan. Perempuan 22 tahun, menuruti anjuran pelaku namun proses transaksi tetap tidak berhasil.
Alih-alih membantu, pria tersebut malah memindahkan uang ke rekening pribadinya. Rumiyati sadar telah ditipu setelah Ia mengecek mobile banking miliknya. Diketahui, terdapat transaksi transfer ke rekening orang lain sebesar Rp2 juta.
Saat itu juga Rumiyati melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Anggota Reskrim Polres Jember yang melakukan olah TKP menemukan sebuah benda asing mirip tusuk gigi yang terdapat di dalam lubang mesin ATM. Benda itu diduga dipasang oleh pelaku.
Dari penuturan Andika, karyawan toko kepada penanusantara.id menyebutkan, pelaku ditengarai berjumlah dua orang. Karena saat itu, Ia melihat seorang pria dan wanita yang gelagatnya mencurigakan. Keduanya tidak berbelanja, yang perempuan masuk ke toko dan meminta izin mau ke kamar kecil, sedangkan yang lelaki antre di mesin ATM.
“Setelah menjalankan aksinya, kedua orang tersebut terlihat keluar toko dengan berjalan kaki,” tuturnya.
Menanggapi kasus tersebut, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kepada orang yang baru dikenalnya. Apalagi ketika menawarkan bantuan saat menemukan masalah pada mesin ATM.
"Yang dialami korban adalah, yang bersangkutan minta tolong pada orang [antre] di belakangnya, seolah membantu memasukkan PIN dan sebagainya. Tanpa sepengetahuan pemiliknya telah memindahkan sejumlah uang,” terangnya.
Kusworo membenarkan, peristiwa penipuan itu baru diketahuii ketika korban mengecek mutasi rekening saldonya. Betapa kaget, setelah korban melihat saldonya sudah berpindah Rp2 juta. Untuk itu, Ia menyarakan, apabila ada warga yang mengalami masalah di mesin ATM, sebaiknya yang dilakukan adalah menelepon call center bank yang bersangkutan untuk meminta bantuan.
“Sampaikan masalahnya bahwa kartunya tertelan dan minta petunjuk untuk langkah selajutnya," kata Kusworo, memberi saran.
Terkait kasus ini, mantan Kasat Reskrim Polres Jember ini menegaskan, kepolisian akan segera menyelidiki siapa para pelaku tersebut. Namun, Ia enggan merinci langkah-langkah apa yang akan dilakukan, karena hal itu bagian dari teknis penyelidikan.
“Saya tak bisa menyampaikan di sini [teknis penyelidikan], namun yang pasti kami akan menyelidiki untuk segera menemukan pelakunya," tandasnya. (*)
Sumber: http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1269-detil.html
Tidak semua yang kuno, kemudian tak bernilai. Salah satu buktinya, lokomotif jadul bermesin uap milik PG Semboro, kini menjadi magnet turis hingga ilmuwan asing. Seperti apa?
Sepintas, seperti barang rongsokan. Lokomotif jadul bermesin uap, terparkir di lahan kosong paling belakang PG Semboro.
Rumput liar di sekitarnya, semakin memaksa orang percaya, bahwa lokomotif itu sudah tidak bisa digunakan.
Namun siapa sangka, karena nyatanya lokomotif rakitan tahun 1928 itu masih bisa dipergunakan. Memang terkadang rewel. Namun sekali bisa melaju, turis asing pun dibuat kepincut.
Pabrik gula peninggalan era penjajahan Belanda itu memang dikenal memiliki banyak lokomotif kereta lori. Sebuah kereta yang dikhususkan mengangkut tebu.
Namun khusus kereta uap, rupanya keberadaannya mulai langka. “Pabrik kami memiliki beberapa lokomotif bermesin uap. Tapi yang bisa nyala tinggal dua,” kata Agus Wibowo, Humas PG Semboro.
Memang di pabrik gula itu, 30 persen tebunya masih diangkut kereta lori. Namun semua lori, lokomotifnya sudah bermesin diesel. Bahkan di beberapa PG lainnya, lori bermesin uap sudah sulit ditemukan lagi.
Kemudian menjadi magnet. Keberadaan dua lokomotif bermesin uap di PG Semboro, mendatangkan banyak turis asing setiap minggunya. Selalu ada yang berkunjung. Apalagi, di musim giling seperti hari ini. “Mereka bukan sekadar berwisata. Tapi juga belajar dengan menelitinya,” tuturnya.
Merawat lokomotif berumur tua memang unik. Bukan hanya montirnya yang langka, onderdil lokomotif pun juga sulit dicari.
Semisal butuh perbaikan onderdil, montir harus pandai memanfaatkan alat apa adanya yang disebutnya kanibal. “Karena ini aset, kami akan optimalkan,” ujar Agus.
Seringnya dikunjungi turis mancanegara, menjadi bekal semangatnya mewujudkan PG Semboro tak sekadar pabrik gula.
Melainkan klaster wisata unggulan untuk Jember. Mereka optimistis, karena bangunan pabrik di beberapa titik, memiliki nilai sejarah tinggi yang layak dikunjungi.
Emar Aloys Pfannerstill, turis asal German, itu mengaku takjub setelah menjajal lokomotif bermesin uap tersebut.
Terlebih, saat dia diajak keliling hingga ke kebun tebu yang ada di Kecamatan Tanggul. “Ini barang langka. Saya suka,” tuturnya dengan berbahasa Inggris.
Pun demikian dengan pengakuan John Raby, pengunjung asal British. Pria berumur 65 tahun itu, sudah mendengar keberadaan mesin uap di Semboro, sejak setahun silam dari rekannya. “Ini ramah lingkungan,” katanya.
Memang benar, karena lokomotif itu digerakkan dengan uap yang dibangkitkan dari ketel hasil pemanasan kayu bakar. Bahkan dulunya, bahan bakarnya memanfaatkan limbah pabrik.
Meski demikian, masih butuh banyak perombakan, supaya lokomotif uap bisa memiliki gerbong layaknya kereta wisata.
Tetapi, tanpa harus merobah nilai sejarah yang tinggi di lokomotif kuno tersebut. “Kami juga menggagas rute perjalanan wisata Semboro - Kencong, dengan lokomotif uap ini,” imbuh salah seorang petugas PG Semboro.
(jr/rul/hdi/das/JPR)
Sumber:www.radarjember.com
JEMBER – Terik matahari tak menyurutkan semangat peserta karnaval tradisional Jember yang berjalan di sepanjang Jalan Gajah Mada, kemarin (26/8).
Ribuan peserta dari berbagai kalangan dan elemen masyarakat tumplek blek dengan berbagai kostum dalam rangka memperingati kemerdekaan RI.
Seluruh peserta tampil dengan membawakan berbagai tema besar yang mencerminkan semangat nasionalisme Indonesia. Mulai dari kepemudaan, Bhinneka Tunggal Ika, kepahlawanan, kesenian tradisional, hingga profesi dan budaya.
Tercatat 6.553 peserta dari berbagai kalangan mulai Forkopimda, kecamatan, BUMN, paskibra, hingga sekolah serta instansi dan himpunan pemuda tampil dalam 64 defile sepanjang lima kilometer Jalan Gajah Mada tersebut.
Para peserta menampilkan beragam kebudayaan tradisional yang sangat beragam. Tak hanya itu, seluruh 31 kecamatan di wilayah Kabupaten Jember juga memberikan potensi keunggulan masing-masing dalam bentuk karnaval.
Seperti Kaliwates dengan ciri khas edamamenya, Sumbersari dengan dominasi sekolah dan perguruan tingginya, hingga wilayah pinggiran seperti Silo, Mumbulsari, hingga Puger yang juga membawa identitas kecamatan masing-masing.
Dari seluruh kearifan lokal tersebut, seluruhnya memiliki satu visi dan tujuan: menunjukkan identitas Jember sebagai bagian dari persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal inilah yang ditekankan oleh Bupati Jember, dr Faida MMR sepada seluruh masyarakat Jember.
Bagi Faida, Jember yang sudah dinobatkan oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai kota karnaval Indonesia, tidak ingin hanya dikenal melalui Jember Fashion Carnaval (JFC) saja yang mendunia tetapi karnaval tradisionanya juga dikenal ke seluruh penjuru daerah.
“Jember tidak hanya punya JFC saja, tetapi juga karnaval-karnaval lain yang selama ini belum terorbitkan ke nusantara tetapi tidak kalah menariknya,” ujarnya.
Karnaval tradisional memang menjadi suatu hal yang banyak digelar di berbagai daerah. Di hari yang sama pun, kegiatan semacam ini juga digelar di Bandung, Jawa Barat, dengan konsep yang sama.
Karena itu Faida berharap kegiatan karnaval tradisional yang sudah lama berada di kabupaten Jember harus dapat mengangkat kekhasan daerah Jember. “Apalagi generasi muda saat ini luar biasa. Semua ikut turun baik tua maupun muda,” lanjutnya.
Dirinya sendiri juga ikut menilai seluruh peserta karnaval yang start dari Gedung Serbaguna Kaliwates kemarin. Melihat penampilan seluruh peserta, Faida mengapresiasi persiapan peserta yang dinilai cukup antusias.
“Saya lihat sudah ada persiapan, utamanya potensi agro dari masing-masing kecamatan. Mudah-mudahan dapat menjadi kesempatan marketing produk lokal,” tegasnya.
(jr/lin/hdi/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
Unit Satuan Reserse Kriminal Polsek Semboro menangkap Hartono, warga Dusun Klompangan, RT.01 RW.16, Desa Pondokjoyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Senin (28/8/2017). Pria 47 tahun ini diamankan karena diduga menjadi pengecer judi toto gelap alias togel.
Informasinya, polisi menangkap lelaki paruhbaya ini di sebuah warung kopi yang berada di Dusun Krajan, Desa Pondokdalem, kecamatan setempat, saat melayani pembelinya sekira pukul 19.30 Wib. Ia ditangkap petugas tanpa perlawanan dan langsung diamankan di Mapolsek Semboro.
"Dari tangan tersangka kita menemukan satu unit ponsel merek polytron warna putih, yang di menu sms terdapat tombokan nomer togel dari para pembeli," ungkap Kapolsek Semboro, AKP Subagyo, Senin malam.
Menurut Bagyo, penangkapan terhadap tersangka berawal dari informasi masyarakat yang diterima petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) polsek setempat. Informasi itu menyebutkan, di warung kopi tersebut ramai digunakan untuk transaksi judi jenis togel.
"Setelah dilakukan penyelidikan ke lokasi ternyata benar, selanjutnya anggota langsung menggerebek dan menangkap tersangka," terangnya.
Guna penyidikan lebih lanjut polisi mengamankan tersangka bersama barang bukti berupa sebuah ponsel dan uang tunai sejumlah Rp101 ribu yang diakuinya sebagai uang hasil tombokan togel.
“Atas perbuatannya penyidik menjerat tersangka dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman hukumannya maksimal 10 tahun penjara," pungkasnya. (*)
Informasinya, polisi menangkap lelaki paruhbaya ini di sebuah warung kopi yang berada di Dusun Krajan, Desa Pondokdalem, kecamatan setempat, saat melayani pembelinya sekira pukul 19.30 Wib. Ia ditangkap petugas tanpa perlawanan dan langsung diamankan di Mapolsek Semboro.
"Dari tangan tersangka kita menemukan satu unit ponsel merek polytron warna putih, yang di menu sms terdapat tombokan nomer togel dari para pembeli," ungkap Kapolsek Semboro, AKP Subagyo, Senin malam.
Menurut Bagyo, penangkapan terhadap tersangka berawal dari informasi masyarakat yang diterima petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) polsek setempat. Informasi itu menyebutkan, di warung kopi tersebut ramai digunakan untuk transaksi judi jenis togel.
"Setelah dilakukan penyelidikan ke lokasi ternyata benar, selanjutnya anggota langsung menggerebek dan menangkap tersangka," terangnya.
Guna penyidikan lebih lanjut polisi mengamankan tersangka bersama barang bukti berupa sebuah ponsel dan uang tunai sejumlah Rp101 ribu yang diakuinya sebagai uang hasil tombokan togel.
“Atas perbuatannya penyidik menjerat tersangka dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman hukumannya maksimal 10 tahun penjara," pungkasnya. (*)
Sumber:http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1225-detil.html
Pembubaran tersebut karena ada laporan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Keagamaan di Jember yang menuding kegiatan tersebut ada unsur LGBT [Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender], karena diikuti oleh sejumlah waria.
“Padahal kegiatan kami murni untuk mencari bakat model. Dan beberapa pesertanya juga terdiri dari anak-anak yang didampingi orang tuanya,” katanya, saat menggelar press rilis Minggu (27/8) sore kemarin.
Pimpinan May Enterprise itu mengaku sangat terkejut saat kegiatan hendak digelar. Tiba-tiba mereka didatangi polisi yang jumlahnya cukup banyak. Kedatangan pihak polisi pun dinilai berlebihan, karena ada sikap arogansi saat meminta kegiatannya dibubarkan. Polisi juga menekan penyelenggara dan meminta membubarkan kegiatan itu dalam waktu tiga menit.
“Padahal kami sudah prosedural meminta izin ke pihak kepolisian. Mulai dari Polsek Kaliwates, yang kemudian ditembuskan ke Polres Jember. Dari Polres izin kami belum keluar. Tapi kami sudah beriktikad baik meminta izin keramaian,” ujarnya.
Naning merasa kecewa, sebab pembubaran itu dilakukan setelah para peserta berkumpul semua. Alasannya juga tak masuk akal, pembubaran itu lantaran ada permintaan dari salah satu Ormas Keagamaan di Jember. Naning menuturkan, kala itu salah seorang polisi berkata, “kalau tidak dibubarkan dikhawatirkan ada pertumpahan darah”.
Karena merasa ditekan, panitia pun memilih membubarkan kegiatannya. Meski mereka akhirnya harus rugi jutaan rupiah. Yang membuat mereka kecewa berat, nama baik organisasinya tercemar.
Gembos adalah salah satu peserta kegiatan itu. Kepada wartawan dirinya mengaku rugi. Karena beberapa pesanan busana dari sejumlah peserta cilik harus diurungkan akibat aksi pembubaran tersebut. Padahal busananya sudah siap dan tinggal dipakai.
Dia semakin kecewa, karena ada tudingan acara tersebut adalah kegiatan para waria yang dianggap mendukung kampanye LGBT. Padahal menurutnya, kegiatan itu rutin dan sering digelar di kota lain yang melibatkan anak-anak dengan dampingan orang tuanya.
“Ada bancinya memang iya. Tapi bukan pesta banci. Bancinya hanya merias, bikin pakaiannya dan itu hak warga negara mencari nafkah,” tegasnya.
Pria yang mengaku salah satu aktivis binaan Komnas HAM itu akan melakukan koordinasi dengan organisasinya di pusat. Karena pembubaran itu dinilai telah melanggar hak asasi manusia (HAM).
Kasus pembubaran ini, menambah deretan panjang perlakukan diskriminatif yang berdalih LGBT. Berdasarkan laporan LSM Arus Pelangi 2013, yang dirilis laman tirto.id, tercatat 89,3 persen LGBT di Indonesia pernah mengalami kekerasan dan perlakuan diskriminatif.
Dari mereka yang diperlakukan tidak adil tersebut, 79,1 persen responden mengaku pernah mendapat kekerasan psikis, 46,3 persen mengalami kekerasan fisik, 26,3 persen kekerasan ekonomi, dan 45,1 persen kekerasan seksual.
Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, membenarkan jika anggotanya melakukan pembubaran acara tersebut. Dia harus bersikap cepat, karena sudah ada salah satu ormas yang akan membubarkan acara tersebut. Jika polisi tidak segera melakukan tindakan antisipasi, pihaknya khawatir terjadi aksi kekerasan.
Kusworo mengakui, alasan ormas itu meminta kegiatan tersebut dibubarkan, karena dituding acara LGBT. Namun dia berjanji, akan menyelesaikan persoalan itu dengan pihak penyelenggara. Bahkan, pihaknya siap berdialog dengan pihak mana pun, untuk menyelesaikan hal demikian.
“Karena polisi bertanggungjawab atas keamanan dan ketertiban masyarakat,” pungkasnya. (*)
Sumber: http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1219-detil.html
PUGER – Sejumlah pedagang yang ada di dalam Pasar Puger Desa Puger Kulon, Puger mendadak gempar, kemarin.
Pasalnya, dalam pasar yang setiap hari selalu dipadati warga itu dihebohkan dengan kasus pembacokan.
Mugi Sariyanto, 27, warga Dusun Krajan, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, dibantai oleh Bayu Ananda Saputra, 33, warga Dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger.
Aksi brutal itu dilakukan di depan ibunya, Murti, 51, yang kebetulan berjualan nasi pecel di dalam Pasar Puger.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka cukup parah di bagian kepala, lengan, dan tangan sebelah kiri.
Sementara pundak mengalami luka memar setelah dipukul dengan benda tajam. Korban juga mengalami luka di bagian kaki dan punggungnya.
Masih untung, korban berhasil lari dari aksi brutal itu. Selanjutnya beberapa warga yang kebetulan berada di sekitar lokasi melakukan penangkapan terhadap Bayu Ananda. Warga juga ada yang nekat merebut clurit milik pelaku yang digunakan membacok korban.
Warga lain menghubungi petugas polsek setempat. Sementara korban langsung ditolong warga sekitar, dengan dilarikan ke Puskesmas Puger untuk mendapatkan pertolongan.
“Sebelum pelaku membacok anak saya, dia sempat mengucapkan assalamualaikum,” ujar Murti, saat ditemui di Puskesmas Kencong kemarin.
Kemudian pelaku mencari Mugi Sariyanto. Saat ketemu itulah, terjadi cekcok antara pelaku dengan korban. Setelah itu, pelaku langsung mengeluarkan celurit dari balik bajunya. “Saya langsung menjerit minta bantuan saat anak saya dibacoki,” aku Murti.
Sementara Mugi Sariyanto menyebut, sebelum membacok dirinya, pelaku ini pernah sesumbar siapa pun yang mengganggu istrinya akan dipotong lehernya.
“Saya dituduh ada main dengan istrinya saat pelaku kerja ke NTT. Memang selama ini istrinya mengaku tidak dikirimi uang belanja cukup lama,” ujar korban.
Dia tak menyangka, pelaku datang ke dalam pasar akan membunuhnya. Apalagi saat kejadian dia berdiri tidak jauh dari tempat ibu yang berjualan nasi pecel di dalam pasar.
Pelaku pertama kali membacok dan mengenai bagian lengan. Selanjutnya terus membacok yang kedua kalinya mengenai bagian kepala sebelah kiri.
”Dia (pelaku) terus mengayunkan celuritnya tetapi sempat saya tangkis. Sehingga bagian tangan kiri mengalami luka yang cukup parah,” ujar korban.
Kapolsek Puger AKP Sudaryanto melalui Kanitreskrim Aiptu Joko Susilo membenarkan telah mengamankan pelaku penganiayaan yang terjadi di dalam pasar.
Pihaknya masih memintai keterangan dari beberapa saksi yang tahu saat kejadian. ”Yang paling tahu yakni Murti ibu korban yang tahu saat pelaku datang,” jelasnya.
(jr/jum/hdi/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
JAKARTA - Persiapan pengembangan Bandara Notohadinegoro Jember terus digenjot Bupati Faida. Berbagai lobi di pemerintah pusat pun dilakukan Pemkab Jember dalam sepekan ini.
Salah satu fokus lobi Pemkab Jember, soal pelepasan tanah PTPN yang selama ini digunakan untuk bandara. Lobi bukan lagi untuk memperpanjang hak pinjam lahan. Melainkan fokus pada pelepasan lahan menjadi hak milik Pemkab Jember.
Seperti yang dilakukan Jumat (25/8) kemarin. Rombongan Bupati Jember, mendatangi kantor Kementerian BUMN di Jakarta. Mereka langsung menggelar konsolidasi bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian BUMN, membahas teknis pelepasan lahan milik PTPN, yang tak lain perusahaan di bawah kementerian tersebut.
Belum ada kesepakatan pasti soal pertemuan tersebut. Namun, sinyal keseriusan melepaskan aset perkebunan untuk Pemkab Jember, rupanya semakin jelas ditunjukkan Kementerian BUMN. Bahkan, mereka pekan depan berencana datang ke Jember untuk menindaklanjuti.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, Bupati Faida, terus menegaskan keseriusannya mewujudkan Jember menjadi embarkasi antara haji dan umrah.
Terlebih, cita-citanya itu didukung penuh Presiden Joko Widodo. "Bapak Presiden begitu serius mendukung. Kami yang didukung, harus jauh lebih serius," katanya.
Kata Faida, soal pelepasan tanah untuk Bandara Notohadinegoro, kuncinya ada di Kementerian BUMN. Sebab, PTPN merupakan perusahaan negara yang ada di bawah Kementerian BUMN. "Kami bersyukur, respons Kementerian BUMN sangat baik," katanya.
Komitmen tegak lurus bupati pun, juga dimainkan untuk proses pengembangan bandara. Supaya tidak terjadi persoalan hukum di kemudian hari, bupati melibatkan pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember.
Kajari Ponco Hartanto, saat diwawancarai di Kantor Kementerian BUMN, menyambut baik komitmen Bupati Faida. Katanya, memang seharusnya bupati harus mengantisipasi persoalan hukum sebelum terjadi.
Apalagi, niatan untuk embarkasi antara haji dan umrah, sebuah upaya kebaikan untuk umat yang tak lain warga Jember dan sekitarnya.
"Selama ini kejaksaan intens diajak berkomunikasi. Supaya dalam proses pelepasan lahan bandara, tidak menimbulkan persoalan hukum. Saya menilai ini baik," tuturnya.
Perlu diketahui, tanah PTPN yang dimohon untuk bandara seluas 120 hektare. Selain itu, kedatangan Presiden Joko Widodo di Jember, sudah berjanji akan mengucurkan anggaran bernilai ratusan miliar rupiah. Dana itu untuk pengembangan terminal bandara dan runway.
Presiden Joko Widodo, bahkan berani memasang target proyek bandara di Jember harus selesai di tahun 2019. Menginginkan segera selesai, supaya manfaat bandara untuk sub embarkasi haji dan umrah, segera terealisasi dan cepat dinikmati masyarakat.
Kemudian, janji presiden ditindaklanjuti kedatangan Menteri Perhubungan (Menhub). Saat tiba di Jember, Menhub lebih bicara soal teknis.
Seperti postur anggaran yang dipatok Rp 370 miliar di tahun 2018, dan perpanjangan runway menjadi 2.400 meter dengan lebar 45 meter.
Saat itu, Menhub Budi Karya, menilai bahwa panjang runway yang demikian, sudah layak untuk landasan terbang semua maskapai yang ada di Indonesia. Artinya, pesawat untuk kepentingan embarkasi pun, juga sudah cocok untuk Jember.
Menhub memang sempat menjelaskan, bahwa anggaran pemerintah pusat bisa dicairkan, apabila lahan bandara sudah menjadi milik Pemkab Jember.
Meski kemudian, status Bandara Notohadinegoro harus di-take over ke pusat. Namun, pemkab masih bisa mengelola dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Supaya persiapan embarkasi lebih konkret, Pemkab Jember pun juga sudah menyiapkan rencana pembangunan asrama haji.
"Pemerintah pusat fokus pengembangan bandaranya, kami yang di daerah menyiapkan asrama hajinya," kata Faida.
Asrama haji bukan hanya untuk haji. Melainkan juga untuk wisma atlet, wisma daerah, wisma diklat, dan hotel transito. Supaya muncul multi manfaat.
"Kami tidak ingin wisma haji hanya untuk haji. Tapi harus menimbulkan manfaat lain untuk masyarakat Jember," terangnya.
Bupati Faida berharap ada dukungan dan doa dari masyarakat. Bahkan, pengawalan dari pihak dewan, juga diharapkan untuk Jember baru yang lebih baik.
Perlu diketahui, saat Menhub berkunjung ke Jember, Jawa Pos Radar Jember, juga pernah mendapat keterangan dari Ketua DPRD Jember, Thoif Zamroni.
Dia mendukung rencana pengembangan bandara tersebut. "Selama untuk kebaikan masyarakat, DPRD mendukung penuh langkah baik eksekutif," katanya.
(jr/rul/hdi/das/JPR)
Sumber: www.radarjember.com
WELCOME TO SHARE INDONESIA
FANS PAGE FACEBOOK
Trending Post
Partisipasi Pemerintah Desa Tanggul Kulon Bendung Penyebaran Virus Corona Patut Diapresiasi
JEMBER, Share Indonesia.id - Kebijakan pemerintah desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Jember, dalam mengisolasi warganya yang mudik dari ...
Categories
Recent Posts
Website Archive
-
▼
2017
(528)
-
►
September
(16)
- BAKSOS DJOJUJ UNTUK MBAH SUPIATUN
- Komunitas Muslim Jember Gelar Aksi Solidaritas Roh...
- BPJS Ketenagakerjaan Jember Gelar Media Gathering
- PENIPUAN KEPENGURUSAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
- Gerebek Judi Bola Gila, Tim Resmob Polres Jember R...
- DJOJUJ PEDULI IBU SUPIATUN
- Kebakaran Hutan di Gunung Manggar Diduga Ulah Pemburu
- Pesta Ganja, Mahasiswa Dicokok Polisi
- Suasana Haru Iringi Sejoli yang Menikah di Tahanan...
- Terobosan Dispendukcapil Jember, KTP el Bisa Langs...
- Polisi Tangkap Wartawan Pemeras Guru di Jember
- MEMPERKENALKAN JEMBER MELALUI APLIKASI BERBASIS AN...
- Miftahul Munir, Kades Dukuh Dempok Jember, Sukses ...
- Belajar Aksara di Museum Huruf
- Berkat Facebook, Polisi Jember Selamatkan Pria Dar...
- Dibantu Orang Saat ATM Macet, Uang Rumiyati Raib R...
-
►
September
(16)
Halaman Website
Solidaritas Jember. Diberdayakan oleh Blogger.