Ribuan Peserta, Puluhan Defile, Satu Pandhalungan



AKSI ATRAKTIF: Salah satu penampilan ogoh-ogoh, budaya tradisional yang jadi peserta Karnaval Pandhalungan 2017, kemarin (26/8). Sepanjang lima kilometer di Jalan Gajah Mada, ribuan masyarakat tampil membawakan kearifan lokal masing-masing daerah.


JEMBER – Terik matahari tak menyurutkan semangat peserta karnaval tradisional Jember yang berjalan di sepanjang Jalan Gajah Mada, kemarin (26/8).
Ribuan peserta dari berbagai kalangan dan elemen masyarakat tumplek blek dengan berbagai kostum dalam rangka memperingati kemerdekaan RI.
Seluruh peserta tampil dengan membawakan berbagai tema besar yang mencerminkan semangat nasionalisme Indonesia. Mulai dari kepemudaan, Bhinneka Tunggal Ika, kepahlawanan, kesenian tradisional, hingga profesi dan budaya.
Tercatat 6.553 peserta dari berbagai kalangan mulai Forkopimda, kecamatan, BUMN, paskibra, hingga sekolah serta instansi dan himpunan pemuda tampil dalam 64 defile sepanjang lima kilometer Jalan Gajah Mada tersebut.
Para peserta menampilkan beragam kebudayaan tradisional yang sangat beragam. Tak hanya itu, seluruh 31 kecamatan di wilayah Kabupaten Jember juga memberikan potensi keunggulan masing-masing dalam bentuk karnaval.
Seperti Kaliwates dengan ciri khas edamamenya, Sumbersari dengan dominasi sekolah dan perguruan tingginya, hingga wilayah pinggiran seperti Silo, Mumbulsari, hingga Puger yang juga membawa identitas kecamatan masing-masing.
Dari seluruh kearifan lokal tersebut, seluruhnya memiliki satu visi dan tujuan: menunjukkan identitas Jember sebagai bagian dari persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal inilah yang ditekankan oleh Bupati Jember, dr Faida MMR sepada seluruh masyarakat Jember.
Bagi Faida, Jember yang sudah dinobatkan oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai kota karnaval Indonesia, tidak ingin hanya dikenal melalui Jember Fashion Carnaval (JFC) saja yang mendunia tetapi karnaval tradisionanya juga dikenal ke seluruh penjuru daerah.
“Jember tidak hanya punya JFC saja, tetapi juga karnaval-karnaval lain yang selama ini belum terorbitkan ke nusantara tetapi tidak kalah menariknya,” ujarnya.
Karnaval tradisional memang menjadi suatu hal yang banyak digelar di berbagai daerah. Di hari yang sama pun, kegiatan semacam ini juga digelar di Bandung, Jawa Barat, dengan konsep yang sama.
Karena itu Faida berharap kegiatan karnaval tradisional yang sudah lama berada di kabupaten Jember harus dapat mengangkat kekhasan daerah Jember. “Apalagi generasi muda saat ini luar biasa. Semua ikut turun baik tua maupun muda,” lanjutnya.
Dirinya sendiri juga ikut menilai seluruh peserta karnaval yang start dari Gedung Serbaguna Kaliwates kemarin. Melihat penampilan seluruh peserta, Faida mengapresiasi persiapan peserta yang dinilai cukup antusias.
“Saya lihat sudah ada persiapan, utamanya potensi agro dari masing-masing kecamatan. Mudah-mudahan dapat menjadi kesempatan marketing produk lokal,” tegasnya.
(jr/lin/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com

Share:

0 komentar