JFC di Jember Kota Karnaval, Jadi Sasaran Kekaguman Wisatawan Manca Negara
Ajang kreasi anak bangsa berupa rancangan busana yang dihelat dengan peragaan busana terbesar di Jember Fashion Carnaval (JFC) selain telah menobatkan Jember sebagai kota karnaval dunia, juga menjadi sasaran kekaguman wisatawan asing.
Seperti yang terlihat Kamis (10/8) kemarin. Di saat prepare (persiapan, red) menuju panggung dan catwalk sejauh 1,5 kilometer tepat di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, peserta kids karnaval sudah dikerubuti wisatawan asing yang mayoritas membawa camera.
Mereka terlihat asyik menata gaya objeknya yang masih belia belia ini. Kendati kalah gaya dan pose di kamera, mereka diakui beberapa turis asing ini menang di kreasi busana. Perpaduan warna, ornament lekukan tiara (mahkota) kepala, hingga ornament mirip seni ukir itu mayoritas dikagumi oleh wisatawan asing.
Thyerie, wisman asal Amerika Serikat, mengaku sudah dua hari tiba di Jember. Dia bersama enam temannya, datang khusus ingin menyaksikan perhelatan Jember Fashion Carnaval (JFC) kelas dunia ini.
Dia sangat kagum dengan ragam kreasi, perpaduan warna, dan songketan benang yang dirancang oleh para peserta kids karnaval. Thyerie, berkali kali mengucapkan kata “It’s Good, It’s Fantastic, “.
Dalam pembicaraan dengan bahasa Inggris kental, rekan Thyerie, Nina, yang juga asal USA ini mengatakan dia menyukai busana defile Sriwijaya, dan defile Borneo. Menurutnya, perpaduan dan ornament yang dipasang para perancang belia ini sangat tepat dan indah.
Dia begitu terheran dan kagum, karena ada 15 eks pasien bibir sumbing yang selama ini dikucilkan dan setelah sembuh kembali kepercayaaan dirinya sehingga mengikuti karnaval ini, menurutnya sangat luar biasa.
“Oh…ya. Hemm. Is he realy eks patient cleft lip ?,” ujarnya bertanya, kepada wartawan, yang selanjutnya diterangkan oleh pendampingnya, bahwa 15 anak peserta defile itu adalah mantan-mantan pasien cleft lips.
“Hai, I like this costume, a Sriwijaya emparium, I very like it. Its so beautiful costume,” sergah Smith.
Mereka bergiliran mengambil gambar dan minta pose para talent berulang kali. Dari ujung hingga ke ujung. Hingga mendekati detik detik penampilan, Bupati Jember dr Hj Faida, MMR, datang dan langsung menuju kepada talent dari defile smile world RS Bina Sehat. Bupati langsung menyalami satu persatu, dan mengajak berfoto bersama.
Wajah mantan pasien RS Bina Sehat ini, kian sumringah ketika mereka mengangkat jempol saat berpose di samping Bupati Jember Faida, yang mereka dengar selama ini. Baca Juga: Mimpi Jember Menjadi Sub-Embarkasi Haji Diamini Jokowi
Eks pasien face cleft, Imam Fatahillah, asal Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember ini misalnya semakin percaya dirinya tumbuh meski dengan keterbasannya. Wajahnya yang kekurangan sejak lahir itu, telah ditangani dua tahap operasi oleh RS Bina Sehat. Menurut rencana operasi tahap lanjutan akan dilakukan kemudian menunggu jaringan sel di wajah sempurna.
Bupati Jember dr Hj Faida, di sela menemui defile smile wolrd, mengatakan kepada wartawan bahwa JFC adalah karnaval kelas dunia. Bahkan telah menjadi karnaval inklusi pertama yang diakui dunia.
Sehingga selain menumbuhkan daya kreasi masyarakat melalui rancangan busana, JFC kali ini juga mampu menumbuhkan nilai keadilan dalam berkarya. Siapa pun diberi keleluasaan untuk tampil dan menunjukkan kreasinya.
“Ini modal besar JFC. Selamat JFC telah mengangkat nama Jember ke dunia Internasional, kita semua mendukung dan mensupportnya,” ujar Faida. (Zaini/Guntur)
Sumber:http://suaraindonesia-news.com/jfc-di-jember-kota-karnaval-jadi-sasaran-kekaguman-wisatawan-manca-negara/
0 komentar