• HOME
  • BUDAYA
  • KRIMINALITAS
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • PENDIDIKAN
  • PERISTIWA
  • WISATA
  • SOSIAL

Welcome To Share Indonesia

SELAMAT DATANG DI SITUS REDAKSI SHARE INDONESIA - PENYAMPAI ASPIRASI DAN MENGAWAL BIROKRASI
SHARE INDONESIA



WISATA SEJARAH: Bule asing suka menonton mesin lokomotif tua yang masih tersimpan di PG Semboro.


Tidak semua yang kuno, kemudian tak bernilai. Salah satu buktinya, lokomotif jadul bermesin uap milik PG Semboro, kini menjadi magnet turis hingga ilmuwan asing. Seperti apa?
Sepintas, seperti barang rongsokan. Lokomotif jadul bermesin uap, terparkir di lahan kosong paling belakang PG Semboro.
Rumput liar di sekitarnya, semakin memaksa orang percaya, bahwa lokomotif itu sudah tidak bisa digunakan.
Namun siapa sangka, karena nyatanya lokomotif rakitan tahun 1928 itu masih bisa dipergunakan. Memang terkadang rewel. Namun sekali bisa melaju, turis asing pun dibuat kepincut.
Pabrik gula peninggalan era penjajahan Belanda itu memang dikenal memiliki banyak lokomotif kereta lori. Sebuah kereta yang dikhususkan mengangkut tebu.
Namun khusus kereta uap, rupanya keberadaannya mulai langka. “Pabrik kami memiliki beberapa lokomotif bermesin uap. Tapi yang bisa nyala tinggal dua,” kata Agus Wibowo, Humas PG Semboro.
Memang di pabrik gula itu, 30 persen tebunya masih diangkut kereta lori. Namun semua lori, lokomotifnya sudah bermesin diesel. Bahkan di beberapa PG lainnya, lori bermesin uap sudah sulit ditemukan lagi.
Kemudian menjadi magnet. Keberadaan dua lokomotif bermesin uap di PG Semboro, mendatangkan banyak turis asing setiap minggunya. Selalu ada yang berkunjung. Apalagi, di musim giling seperti hari ini. “Mereka bukan sekadar berwisata. Tapi juga belajar dengan menelitinya,” tuturnya.
Merawat lokomotif berumur tua memang unik. Bukan hanya montirnya yang langka, onderdil lokomotif pun juga sulit dicari.
Semisal butuh perbaikan onderdil, montir harus pandai memanfaatkan alat apa adanya yang disebutnya kanibal. “Karena ini aset, kami akan optimalkan,” ujar Agus.
Seringnya dikunjungi turis mancanegara, menjadi bekal semangatnya mewujudkan PG Semboro tak sekadar pabrik gula.
Melainkan klaster wisata unggulan untuk Jember. Mereka optimistis, karena bangunan pabrik di beberapa titik, memiliki nilai sejarah tinggi yang layak dikunjungi.
Emar Aloys Pfannerstill, turis asal German, itu mengaku takjub setelah menjajal lokomotif bermesin uap tersebut.
Terlebih, saat dia diajak keliling hingga ke kebun tebu yang ada di Kecamatan Tanggul. “Ini barang langka. Saya suka,” tuturnya dengan berbahasa Inggris.
Pun demikian dengan pengakuan John Raby, pengunjung asal British. Pria berumur 65 tahun itu, sudah mendengar keberadaan mesin uap di Semboro, sejak setahun silam dari rekannya. “Ini ramah lingkungan,” katanya.
Memang benar, karena lokomotif itu digerakkan dengan uap yang dibangkitkan dari ketel hasil pemanasan kayu bakar. Bahkan dulunya, bahan bakarnya memanfaatkan limbah pabrik.
Meski demikian, masih butuh banyak perombakan, supaya lokomotif uap bisa memiliki gerbong layaknya kereta wisata.
Tetapi, tanpa harus merobah nilai sejarah yang tinggi di lokomotif kuno tersebut. “Kami juga menggagas rute perjalanan wisata Semboro - Kencong, dengan lokomotif uap ini,” imbuh salah seorang petugas PG Semboro.
(jr/rul/hdi/das/JPR)

Sumber:www.radarjember.com
Lokomotif Mesin Uap Bikin Turis Asing Kepincut



AKSI ATRAKTIF: Salah satu penampilan ogoh-ogoh, budaya tradisional yang jadi peserta Karnaval Pandhalungan 2017, kemarin (26/8). Sepanjang lima kilometer di Jalan Gajah Mada, ribuan masyarakat tampil membawakan kearifan lokal masing-masing daerah.


JEMBER – Terik matahari tak menyurutkan semangat peserta karnaval tradisional Jember yang berjalan di sepanjang Jalan Gajah Mada, kemarin (26/8).
Ribuan peserta dari berbagai kalangan dan elemen masyarakat tumplek blek dengan berbagai kostum dalam rangka memperingati kemerdekaan RI.
Seluruh peserta tampil dengan membawakan berbagai tema besar yang mencerminkan semangat nasionalisme Indonesia. Mulai dari kepemudaan, Bhinneka Tunggal Ika, kepahlawanan, kesenian tradisional, hingga profesi dan budaya.
Tercatat 6.553 peserta dari berbagai kalangan mulai Forkopimda, kecamatan, BUMN, paskibra, hingga sekolah serta instansi dan himpunan pemuda tampil dalam 64 defile sepanjang lima kilometer Jalan Gajah Mada tersebut.
Para peserta menampilkan beragam kebudayaan tradisional yang sangat beragam. Tak hanya itu, seluruh 31 kecamatan di wilayah Kabupaten Jember juga memberikan potensi keunggulan masing-masing dalam bentuk karnaval.
Seperti Kaliwates dengan ciri khas edamamenya, Sumbersari dengan dominasi sekolah dan perguruan tingginya, hingga wilayah pinggiran seperti Silo, Mumbulsari, hingga Puger yang juga membawa identitas kecamatan masing-masing.
Dari seluruh kearifan lokal tersebut, seluruhnya memiliki satu visi dan tujuan: menunjukkan identitas Jember sebagai bagian dari persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal inilah yang ditekankan oleh Bupati Jember, dr Faida MMR sepada seluruh masyarakat Jember.
Bagi Faida, Jember yang sudah dinobatkan oleh Presiden RI Joko Widodo sebagai kota karnaval Indonesia, tidak ingin hanya dikenal melalui Jember Fashion Carnaval (JFC) saja yang mendunia tetapi karnaval tradisionanya juga dikenal ke seluruh penjuru daerah.
“Jember tidak hanya punya JFC saja, tetapi juga karnaval-karnaval lain yang selama ini belum terorbitkan ke nusantara tetapi tidak kalah menariknya,” ujarnya.
Karnaval tradisional memang menjadi suatu hal yang banyak digelar di berbagai daerah. Di hari yang sama pun, kegiatan semacam ini juga digelar di Bandung, Jawa Barat, dengan konsep yang sama.
Karena itu Faida berharap kegiatan karnaval tradisional yang sudah lama berada di kabupaten Jember harus dapat mengangkat kekhasan daerah Jember. “Apalagi generasi muda saat ini luar biasa. Semua ikut turun baik tua maupun muda,” lanjutnya.
Dirinya sendiri juga ikut menilai seluruh peserta karnaval yang start dari Gedung Serbaguna Kaliwates kemarin. Melihat penampilan seluruh peserta, Faida mengapresiasi persiapan peserta yang dinilai cukup antusias.
“Saya lihat sudah ada persiapan, utamanya potensi agro dari masing-masing kecamatan. Mudah-mudahan dapat menjadi kesempatan marketing produk lokal,” tegasnya.
(jr/lin/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Ribuan Peserta, Puluhan Defile, Satu Pandhalungan



Pengecer Togel Kembali Tertangkap, Duh! Kali Ini Orang Semboro 
Unit Satuan Reserse Kriminal Polsek Semboro menangkap Hartono, warga Dusun Klompangan, RT.01 RW.16, Desa Pondokjoyo, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Senin (28/8/2017). Pria 47 tahun ini diamankan karena diduga menjadi pengecer judi toto gelap alias togel.

Informasinya, polisi menangkap lelaki paruhbaya ini di sebuah warung kopi yang berada di Dusun Krajan, Desa Pondokdalem, kecamatan setempat, saat melayani pembelinya sekira pukul 19.30 Wib. Ia ditangkap petugas tanpa perlawanan dan langsung diamankan di Mapolsek Semboro.

"Dari tangan tersangka kita menemukan satu unit ponsel merek polytron warna putih, yang di menu sms terdapat tombokan nomer togel dari para pembeli," ungkap Kapolsek Semboro, AKP Subagyo, Senin malam.

Menurut Bagyo, penangkapan terhadap tersangka berawal dari informasi masyarakat yang diterima petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) polsek setempat. Informasi itu menyebutkan, di warung kopi tersebut ramai digunakan untuk transaksi judi jenis togel.

"Setelah dilakukan penyelidikan ke lokasi ternyata benar, selanjutnya anggota langsung menggerebek dan menangkap tersangka," terangnya.

Guna penyidikan lebih lanjut polisi mengamankan tersangka bersama barang bukti berupa sebuah ponsel dan uang tunai sejumlah Rp101 ribu yang diakuinya sebagai uang hasil tombokan togel.

“Atas perbuatannya penyidik menjerat tersangka dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian, dengan ancaman hukumannya maksimal 10 tahun penjara," pungkasnya. (*)
 
Sumber:http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1225-detil.html
NGECER TOGEL, WARGA SEMBORO DITANGKAP


Berdalih LGBT, Lomba Fashion di Jember Dibubarkan Wajah Ketua Penyelenggara lomba fashion dan modeling The King and Queen of Java 2017, Naning Sisiana, terlihat lelah. Ia baru saja mengalami pengalaman traumatik, karena polisi membubarkan paksa acara peragaan busana batik yang bertajuk Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara itu Ia gelar di Hotel Aston Jember.

Pembubaran tersebut karena ada laporan dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Keagamaan di Jember yang menuding kegiatan tersebut ada unsur LGBT [Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender], karena diikuti oleh sejumlah waria.

“Padahal kegiatan kami murni untuk mencari bakat model. Dan beberapa pesertanya juga terdiri dari anak-anak yang didampingi orang tuanya,” katanya, saat menggelar press rilis Minggu (27/8) sore kemarin.

Pimpinan May Enterprise itu mengaku sangat terkejut saat kegiatan hendak digelar. Tiba-tiba mereka didatangi polisi yang jumlahnya cukup banyak. Kedatangan pihak polisi pun dinilai berlebihan, karena ada sikap arogansi saat meminta kegiatannya dibubarkan. Polisi juga menekan penyelenggara dan meminta membubarkan kegiatan itu dalam waktu tiga menit.

“Padahal kami sudah prosedural meminta izin ke pihak kepolisian. Mulai dari Polsek Kaliwates, yang kemudian ditembuskan ke Polres Jember. Dari Polres izin kami belum keluar. Tapi kami sudah beriktikad baik meminta izin keramaian,” ujarnya.

Naning merasa kecewa, sebab pembubaran itu dilakukan setelah para peserta berkumpul semua. Alasannya juga tak masuk akal, pembubaran itu lantaran ada permintaan dari salah satu Ormas Keagamaan di Jember. Naning menuturkan, kala itu salah seorang polisi berkata, “kalau tidak dibubarkan dikhawatirkan ada pertumpahan darah”.

Karena merasa ditekan, panitia pun memilih membubarkan kegiatannya. Meski mereka akhirnya harus rugi jutaan rupiah. Yang membuat mereka kecewa berat, nama baik organisasinya tercemar.

Gembos adalah salah satu peserta kegiatan itu. Kepada wartawan dirinya mengaku rugi. Karena beberapa pesanan busana dari sejumlah peserta cilik harus diurungkan akibat aksi pembubaran tersebut. Padahal busananya sudah siap dan tinggal dipakai.

Dia semakin kecewa, karena ada tudingan acara tersebut adalah kegiatan para waria yang dianggap mendukung kampanye LGBT. Padahal menurutnya, kegiatan itu rutin dan sering digelar di kota lain yang melibatkan anak-anak dengan dampingan orang tuanya.

“Ada bancinya memang iya. Tapi bukan pesta banci. Bancinya hanya merias, bikin pakaiannya dan itu hak warga negara mencari nafkah,” tegasnya.

Pria yang mengaku salah satu aktivis binaan Komnas HAM itu akan melakukan koordinasi dengan organisasinya di pusat. Karena pembubaran itu dinilai telah melanggar hak asasi manusia (HAM).

Kasus pembubaran ini, menambah deretan panjang perlakukan diskriminatif yang berdalih LGBT. Berdasarkan laporan LSM Arus Pelangi 2013, yang dirilis laman tirto.id, tercatat 89,3 persen LGBT di Indonesia pernah mengalami kekerasan dan perlakuan diskriminatif.

Dari mereka yang diperlakukan tidak adil tersebut, 79,1 persen responden mengaku pernah mendapat kekerasan psikis, 46,3 persen mengalami kekerasan fisik, 26,3 persen kekerasan ekonomi, dan 45,1 persen kekerasan seksual.

Sementara itu, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, membenarkan jika anggotanya melakukan pembubaran acara tersebut. Dia harus bersikap cepat, karena sudah ada salah satu ormas yang akan membubarkan acara tersebut. Jika polisi tidak segera melakukan tindakan antisipasi, pihaknya khawatir terjadi aksi kekerasan.

Kusworo mengakui, alasan ormas itu meminta kegiatan tersebut dibubarkan, karena dituding acara LGBT. Namun dia berjanji, akan menyelesaikan persoalan itu dengan pihak penyelenggara. Bahkan, pihaknya siap berdialog dengan pihak mana pun, untuk menyelesaikan hal demikian.

“Karena polisi bertanggungjawab atas keamanan dan ketertiban masyarakat,” pungkasnya. (*) 
 
Sumber: http://www.penanusantara.id/main-desktop/berita_detil-1219-detil.html
TERINDIKASI LGBT LOMBA FASHION DIJEMBER DIBUBARKAN PAKSA



MOTIF ASMARA: Mugi Sariyanto, 27, korban yang dibacok Bayu Ananda mengalami luka bagian kepala dan lengan kiri. Dia dirawat di Puskesmas Puger ditemani Murti, ibunya.


PUGER – Sejumlah pedagang yang ada di dalam Pasar Puger Desa Puger Kulon, Puger mendadak gempar, kemarin.
Pasalnya, dalam pasar yang setiap hari selalu dipadati warga itu dihebohkan dengan kasus pembacokan.
Mugi Sariyanto, 27, warga Dusun Krajan, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, dibantai oleh Bayu Ananda Saputra, 33, warga Dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Puger.
Aksi brutal itu dilakukan  di depan ibunya, Murti, 51, yang kebetulan berjualan nasi pecel di dalam Pasar Puger.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka cukup parah di bagian kepala, lengan, dan tangan sebelah kiri.
Sementara pundak mengalami luka memar setelah dipukul dengan benda tajam. Korban juga mengalami luka di bagian kaki dan punggungnya.
Masih untung, korban berhasil lari dari aksi brutal itu. Selanjutnya beberapa warga yang kebetulan berada di sekitar lokasi melakukan penangkapan terhadap Bayu Ananda. Warga juga ada yang nekat merebut clurit milik pelaku yang digunakan membacok korban.
Warga lain menghubungi petugas polsek setempat. Sementara korban langsung ditolong warga sekitar, dengan dilarikan ke Puskesmas Puger untuk mendapatkan pertolongan.
“Sebelum pelaku membacok anak saya, dia sempat mengucapkan assalamualaikum,” ujar Murti, saat ditemui di Puskesmas Kencong kemarin.
Kemudian pelaku mencari Mugi Sariyanto. Saat ketemu itulah, terjadi cekcok antara pelaku dengan korban. Setelah itu, pelaku langsung mengeluarkan celurit dari balik bajunya. “Saya langsung menjerit minta bantuan saat anak saya dibacoki,” aku Murti.
Sementara Mugi Sariyanto menyebut, sebelum membacok  dirinya, pelaku ini pernah sesumbar siapa pun yang mengganggu istrinya akan dipotong lehernya.
“Saya dituduh ada main dengan istrinya saat pelaku kerja ke NTT. Memang selama ini istrinya mengaku tidak dikirimi uang belanja cukup lama,” ujar korban.
Dia tak menyangka, pelaku datang ke dalam pasar akan membunuhnya. Apalagi saat kejadian dia berdiri tidak jauh dari tempat ibu yang berjualan nasi pecel di dalam pasar. 
Pelaku pertama kali membacok dan mengenai bagian lengan. Selanjutnya terus membacok yang kedua kalinya mengenai bagian kepala sebelah kiri.
”Dia (pelaku) terus mengayunkan celuritnya tetapi sempat saya tangkis. Sehingga bagian tangan kiri mengalami luka yang cukup parah,” ujar korban.
Kapolsek Puger AKP Sudaryanto melalui Kanitreskrim Aiptu Joko Susilo membenarkan telah mengamankan pelaku penganiayaan yang terjadi di dalam pasar.
Pihaknya masih memintai keterangan dari beberapa saksi yang tahu saat kejadian. ”Yang paling tahu yakni Murti ibu korban yang tahu saat pelaku datang,” jelasnya.
(jr/jum/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Dibacok di Depan Ibunya



JAKARTA - Persiapan pengembangan Bandara Notohadinegoro Jember terus digenjot Bupati Faida. Berbagai lobi di pemerintah pusat pun dilakukan Pemkab Jember dalam sepekan ini.
Salah satu fokus lobi Pemkab Jember, soal pelepasan tanah PTPN yang selama ini digunakan untuk bandara. Lobi bukan lagi untuk memperpanjang hak pinjam lahan. Melainkan fokus pada pelepasan lahan menjadi hak milik Pemkab Jember.
Seperti yang dilakukan Jumat (25/8) kemarin. Rombongan Bupati Jember, mendatangi kantor Kementerian BUMN di Jakarta. Mereka langsung menggelar konsolidasi bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian BUMN, membahas teknis pelepasan lahan milik PTPN, yang tak lain perusahaan di bawah kementerian tersebut.
Belum ada kesepakatan pasti soal pertemuan tersebut. Namun, sinyal keseriusan melepaskan aset perkebunan untuk Pemkab Jember, rupanya semakin jelas ditunjukkan Kementerian BUMN. Bahkan, mereka pekan depan berencana datang ke Jember untuk menindaklanjuti.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, Bupati Faida, terus menegaskan keseriusannya mewujudkan Jember menjadi embarkasi antara haji dan umrah.
Terlebih, cita-citanya itu didukung penuh Presiden Joko Widodo. "Bapak Presiden begitu serius mendukung. Kami yang didukung, harus jauh lebih serius," katanya. 
Kata Faida, soal pelepasan tanah untuk Bandara Notohadinegoro, kuncinya ada di Kementerian BUMN. Sebab, PTPN merupakan perusahaan negara yang ada di bawah Kementerian BUMN. "Kami bersyukur, respons Kementerian BUMN sangat baik," katanya.
Komitmen tegak lurus bupati pun, juga dimainkan untuk proses pengembangan bandara. Supaya tidak terjadi persoalan hukum di kemudian hari, bupati melibatkan pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember.
Kajari Ponco Hartanto, saat diwawancarai di Kantor Kementerian BUMN, menyambut baik komitmen Bupati Faida. Katanya, memang seharusnya bupati harus mengantisipasi persoalan hukum sebelum terjadi.
Apalagi, niatan untuk embarkasi antara haji dan umrah, sebuah upaya kebaikan untuk umat yang tak lain warga Jember dan sekitarnya.
"Selama ini kejaksaan intens diajak berkomunikasi. Supaya dalam proses pelepasan lahan bandara, tidak menimbulkan persoalan hukum. Saya menilai ini baik," tuturnya.
Perlu diketahui, tanah PTPN yang dimohon untuk bandara seluas 120 hektare. Selain itu, kedatangan Presiden Joko Widodo di Jember, sudah berjanji akan mengucurkan anggaran bernilai ratusan miliar rupiah. Dana itu untuk pengembangan terminal bandara dan runway.
Presiden Joko Widodo, bahkan berani memasang target proyek bandara di Jember harus selesai di tahun 2019. Menginginkan segera selesai, supaya manfaat bandara untuk sub embarkasi haji dan umrah, segera terealisasi dan cepat dinikmati masyarakat. 
Kemudian, janji presiden ditindaklanjuti kedatangan Menteri Perhubungan (Menhub). Saat tiba di Jember, Menhub lebih bicara soal teknis.
Seperti postur anggaran yang dipatok Rp 370 miliar di tahun 2018, dan perpanjangan runway menjadi 2.400 meter dengan lebar 45 meter. 
Saat itu, Menhub Budi Karya, menilai bahwa panjang runway yang demikian, sudah layak untuk landasan terbang semua maskapai yang ada di Indonesia. Artinya, pesawat untuk kepentingan embarkasi pun, juga sudah cocok untuk Jember.
Menhub memang sempat menjelaskan, bahwa anggaran pemerintah pusat bisa dicairkan, apabila lahan bandara sudah menjadi milik Pemkab Jember.
Meski kemudian, status Bandara Notohadinegoro harus di-take over ke pusat. Namun, pemkab masih bisa mengelola dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Supaya persiapan embarkasi lebih konkret, Pemkab Jember pun juga sudah menyiapkan rencana pembangunan asrama haji.
"Pemerintah pusat fokus pengembangan bandaranya, kami yang di daerah menyiapkan asrama hajinya," kata Faida.
Asrama haji bukan hanya untuk haji. Melainkan juga untuk wisma atlet, wisma daerah, wisma diklat, dan hotel transito. Supaya muncul multi manfaat.
"Kami tidak ingin wisma haji hanya untuk haji. Tapi harus menimbulkan manfaat lain untuk masyarakat Jember," terangnya. 
Bupati Faida berharap ada dukungan dan doa dari masyarakat. Bahkan, pengawalan dari pihak dewan, juga diharapkan untuk Jember baru yang lebih baik. 
Perlu diketahui, saat Menhub berkunjung ke Jember, Jawa Pos Radar Jember, juga pernah mendapat keterangan dari Ketua DPRD Jember, Thoif Zamroni.
Dia mendukung rencana pengembangan bandara tersebut. "Selama untuk kebaikan masyarakat, DPRD mendukung penuh langkah baik eksekutif," katanya. 
(jr/rul/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Pelepasan Lahan Bandara Dapat Sinyal Positif



MUSEUM ALAM: Situs purbakala berupa menhir ini banyak terdapat di Desa Biting Kecamatan Arjasa. Karena belum ada museum yang representatif, maka menhir, sarkofak serta batu kenong di situs tersebut hanya tersimpan di museum alam.


JEMBER –  Koleksi sejarah di Jember benar-benar luar biasa. Ratusan peninggalan sejarah dan prasejarah dapat ditemukan di berbagai wilayah di Jember, mulai dari artefak, arca, hinga barang-barang yang menunjukkan sisi kehidupan masyarakat ribuan tahun silam. 
Belum lagi situs-situs yang mencerminkan tempat tinggal masyarakat prasejarah yang masih tertata rapi di tempat aslinya.
Seluruh peninggalan tersebut menunjukkan bahwa Jember sebenarnya sudah ada dan menjadi saksi sejarah sejak ratusan, bahkan mungkin ribuan tahun lalu. Bahkan pada kitab Negarakertagama, terdapat bab khusus yang menjelaskan tentang perjalanan Hayam Wuruk ke Jember.
“Jember sudah terekam dalam sejarah,” ungkap Didik Purbandrio, koordinator Wilayah Juru Pelihara Balai Pelestari Cagar Budaya di Kabupaten Jember, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Dirinya menolak dengan tegas pada pendapat bahwa Jember hanya sebuah perlintasan dalam sejarah. Menurutnya, Jember termasuk pelaku dalam sejarah nasional. “Di Jember semuanya serba kompleks, sejak zaman Majapahit Jember sudah dipandang oleh para raja Majapahit,” lanjutnya.
Namun yang memprihatinkan, seluruh peninggalan sejarah tersebut seakan ‘dianaktirikan’. Barang-barang seperti batu kenong, artefak, menhir, hingga keris dan barang bersejarah lainnya hanya diletakkan pada ruangan seluas tak lebih dari 100 meter persegi.
Sebagian diantaranya berserakan begitu saja di berbagai sudut tanpa kotak penyimpanan, bahkan ada yang terpaksa ditaruh di luar ruangan.
Ini tentu menjadi ironi, sebab dengan begitu banyaknya artefak dan situs yang terdapat di Jember, seharusnya Jember memiliki museum sebagai media penyimpanan dan perawatan yang memadai. 
Didik sendiri mengaku sudah mengajukan permohonan ke pemerintah setempat sejak dirinya baru bekerja di sana.
“Saya sudah sejak tahun 1991 mengajukan ke pemkab, tapi sampai sekarang tidak direalisasi,” akunya.
Di bawah balai pelestari cagar budaya, Didik menyebutkan bahwa lokasi penyimpanan saat ini bukanlah museum, melainkan kawasan kelompok arca pendidikan. Hanya sesekali saja tempat ini disebut sebagai museum, terutama ketika dalam even tertentu. “Kita bahkan pernah ikut lomba dan mendapat juara dua. Ini artinya potensi sejarah di Jember sangat luar biasa,” tegasnya.
Namun, alih-alih mendapat apresiasi atau tempat dan fasilitas yang layak untuk menyimpan koleksi tersebut, dirinya justru dihadapkan pada kondisi sebaliknya. Jangankan tempat yang layak, untuk merawat dan membersihkan peninggalan saja kembang kempis. 
“Ini contoh kecil, tahun 2016 saya hanya mendapat satu botol pembersih kaca, satu liter pembersih lantai, sapu, dan alat bersih-bersih semacamnya,” keluhnya. Padahal, lanjut dia, kebutuhan pemeliharaan dan perawatan cagar budaya tak hanya sekadar pembersih biasa. Apalagi untuk merawat situs-situs yang ada di luar ruangan.
Padahal peninggalan spektakuler ini juga banyak dikunjungi oleh berbagai pihak, baik domestik maupun mancanegara.
Bahkan World Wildlife Fund (WWF) dan National Geographic dibuat takjub ketika melihat sendiri koleksi prasejarah di tempat tersebut. “Mereka merasa wah dalam dua hal. Satu, koleksi seperti ini hanya ada di Jember, tidak ada di daerah atau bahkan negara lain. Kedua, terkejut karena seperti ini penghargaan pemerintah daerah terhadap koleksi dari cagar budaya,” tegasnya.
Karena itu, Didik mengaku terkejut ketika mendengar adanya inisiasi museum konstitusi dan diorama. Dirinya menilai, hal tersebut masih kalah penting dibandingkan dengan benda-benda bersejarah yang saat ini sudah ada di Jember.
“Jember masih punya banyak situs purbakala asli yang masih belum dieksplor. Belum lagi tempat penyimpanan peninggalan sejarah kabupaten sendiri yang ngenes seperti ini. Kok malah mau bikin museum konstitusi. Ini kontra-produktif,” pungkasnya. 
(jr/lin/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Jember Darurat Museum Purbakala



UNJUK PRESTASI: Dua Santri Ponpes Nuris meraih juara dalam lomba cerpen se-Jawa Timur. Bramansyah meraih juara satu dan Ayu Novita Sari meraih juara tiga.


JEMBER – Dua santri  Pondok Pesantren Nuris mampu membuktikan  karya sastra santri tak kalah  dengan karya lainnya.
Hal itu terbukti saat Ayu Novita Sari, siswa kelas XI IPS 1 dan Bramansyah, siswa kelas XI IPA 1 SMA Nuris Jember meraih juara satu dan tiga.
Dalam lomba cerpen se-Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Universitas Merdeka  Malang.
Bramansyah (siswa kelas XI IPA 1)meraih juara satu dan Ayu Novita Sari juara tiga. Dua santri tersebut menjadi perwakilan pesantren di Jember untuk menunjukkan karya sastra pesantren diakui di dunia.
Bahkan,  tokoh pesantren yang cukup terkenal dengan karya sastranya adalah Gus Mus .
Sehingga mereka bisa menjadi generasi penerus yang akan memajukan sastra pesantren. Dua cerpen yang dibuat oleh santri itu harus bersaing dengan ratusan peserta lainnya di Jatim.
“Karya kami  masuk sepuluh besar, lalu deklamasi di aula Unmer,” kata Bramansyah.
Mereka menuliskan cerita tentang realitas sosial yang terjadi, seperti pergaulan bebas. Banyak pesan yang ingin disampaikan dalam cerpen tersebut. “Menulis untuk berdakwah, salah satunya melalui karya fiksi,” tambah Ayu.
Ayu memiliki mimpi ingin menjadi penulis yang mahir sehingga bisa menjadi sastrawan pesantren, sepergi Gus Mus.
Karyanya diakui oleh dunia dan bisa menyebarkan dakwah khazanah Islam nusantara dan pesantren. “Apalagi sekarang, peminat sastra tidak banyak, sehingga perlu terus ditingkatkan,” akunya.
Sebelum penentuan juara, di babak final Ayu Novita Sari sempat berada di peringkat 1 dari 10 besar yang akan maju untuk mempresentasikan cerpennya.
Namun, akhirnya siswa cerdas ini harus cukup puas meraih juara 3, mendapat tropi, dan dana pembinaan.
“Meski agak kecewa sedikit, saya tetap bersyukur bisa membanggakan nama Nuris di Kota Malang ini. Toh yang juara 1 juga teman saya dari SMA Nuris Jember. Semoga ini mejadi langkah awal saya untuk terus mengembangkan bakat menulis saya,” tutur Ayu.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kak Ibnu Wicaksono selaku pembina kami yang telaten, dan mampu membangkitkan semangat kami untuk menulis yang baik sehingga bisa juara seperti ini,” imbuhnya.
Tak hanya itu, pesantren juga bisa menjadi alat untuk mengkritik penguasa. Melalui karya fiksi, kebijakan pemerintah bisa dikoreksi dengan tulisan-tulisan yang satire. Sehingga fungsinya cukup beragam.
Pengasuh Ponpes Nuris Gus Robith Qosidi mengapresiasi prestasi dua santrinya tersebut. Nuris ingin memunculkan sastrawan-sastrawan baru dari pesantren. Sehingga menyediakan wadah kegiatan bagi santri yang suka menulis, yakni melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(jr/gus/aro/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.co.id
Karya Sastra Santri Nuris Juara Jatim



KUNJUNGAN RESMI: Sekjen MK Guntur Hamzah (berjas/berdasi) menerangkan sejarah berdirinya museum di gedung MK di Jakarta, kemarin. Jika Jember memiliki Museum Diaroma Konstitusi, maka akan dikolaborasikan dengan muatan lokal.


JAKARTA - Keinginan Jember memiliki Museum Diorama Konstitusi dan Pancasila semakin mendekati realisasi. Supaya bisa dibangun sempurna di Jember, Bupati Faida kembali mendatangi Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (23/8) siang kemarin. 
Bupati memasang target pendirian museum diorama konstitusi dan Pancasila pertama di Indonesia itu di tahun 2018. Bahkan pihaknya sudah menyiapkan gedung eks BHS untuk museum.
Sedangkan kantor dinas yang masih tersisa akan dipindah. Museum gagasan Bupati Faida, itu diyakini bakal menjadi jujukan wisatawan edukasi, sejarah, kebangsaan dan budaya, se wilayah Tapal Kuda.
"Destinasi wisata yang mencerdaskan dan menumbuhkan nasionalisme, memang menjadi ambisi Pemkab Jember," kata Bupati Faida. 
Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) MK, Guntur Hamzah, mengaku belum ada pemerintah daerah se Indonesia yang berani membangun museum seperti Jember. Sehingga katanya, pihak MK pun siap mengkawal realisasi pembangunan museum di Jember. 
Bahkan kata Guntur, MK dan Pemkab Jember, sudah sepakat bekerja sama untuk pembangunan museum konstitusi dan Pancasila pertama se Indonesia di Jember.
"Sudah. Kerjasama sudah kami tandatangani dengan Bupati Jember," akunya. 
Menurut Guntur, menjadi kewajiban MK membantu Pemkab Jember, karena kedua institusi itu memiliki kesamaan misi, memasyarakatkan konstitusi dan Pancasila.
Museum sejarah konstitusi Indonesia itu sendiri, terletak di lantai 5 dan 6, Gedung MK di Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat. Museum yang dilengkapi teknologi digital seperti, multimedia (hologram), diorama, relief, hingga panel grafis, memang begitu menarik dikunjungi. 
Pengunjung semakin diperkaya pengetahuan yang mendidik, karena museum itu ada delapan zona. Mulai dari pra kemerdekaan, kemerdekaan, hingga zona Mahkamah Konstitusi yang ada saat ini.
Semakin menarik, karena ada ruang sinema konstitusi yang menyerupai studio bioskop.
Salah satu bukti museum itu menarik, saat bupati membaca surat Soekarno untuk Sudirman, dibuat haru atas tulisan tentang Soekarno yang berpamitan pada Sudirman, akan meninggalkan Jogjakarta menuju Jakarta karena tugas menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS).
Bukan hanya sekadar tempat belajar mengenal sejarah konstitusi, game seperti kuis mendidik yang menyenangkan, juga ada di museum seluas 1.462 meter persegi tersebut.
Belum lagi spot selfie yang hampir semua titik, layak untuk diabadikan dalam sebuah dokumentasi. Beberapa cerita sejarah tentang perjuangan Soekarno, juga ada di museum tersebut.
Setelah keliling meninjau museum di kantor MK, bupati langsung menggelar rapat bersama sejumlah Kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang dibawanya dari Jember. Beberapa petinggi MK, pun ikut dalam rapat tersebut. 
Seusai rapat, Bupati Faida, menegaskan bahwa museum diorama di Jember harus lebih bagus ketimbang yang di MK Jakarta. Terlebih, dia berencana museum di Jember ada hingga 4 lantai.
Bukan hanya itu, beberapa kisah sejarah pejuang Jember, seperti Letkol Moch Sroedji, juga ada dikisahkan di museum tersebut. Begitu pula soal kerajaan yang konon pernah ada di Puger. 
Supaya lebih bagus, di hari-hari tertentu harus ada pertunjukan cerita Dewi Rengganis. "Saya inginkan museum yang di Jember, ada muatan lokalnya," katanya.
Paling penting, kata Faida, komitmen Jember ramah difabel, juga harus diterapkan di museum yang digagasnya itu. Supaya pesannya lebih mudah ditangkap pengunjung, nantinya tour guide juga akan didik langsung MK.
(jr/rul/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Museum Diorama Konstitusi Selangkah Lagi Bakal Terealisasi



DORONG SEKUAT TENAGA: Aneka permainan tradisional dilombakan di ajang HUT RI  yang berlangsung di Alun-alun kota, kemarin. Seluruh kecamatan turut ambil bagian.


Jember – Permainan tradisional tetap menjadi game yang tidak tergantikan. Banyak hikmah yang bisa diambil dari olahraga ini. Mulai dari kebersamaan, kekompakan hingga kepemimpinan. Semangat inilah yang ingin digelorakan oleh para pejabat tingkat kecamatan dan UPTD, di Alun-alun Jember, kemarin (23/8).
”Sangat ramai, lucu dan menghibur. Inilah misi lain kami,” kata Prihastono Rahman, salah satu panitia kegiatan lomba tradisional peringatan HUT RI. Kegiatan itu berlangsung  selama dua hari. Dan baru berakhir kemarin siang.
Ada aneka permainan yang dilombakan. Mulai permainan terompah panjang, dagongan, balap karung dan egrang. Semua terlihat antusias dan kompak untuk berebut juara. “Peserta yang ikut ini dari kecamatan, UPTD dan sekolah,” kata Prihastono Rahman.
Lomba permainan tradisional yang dilakukan selama dua hari tersebut sekaligus untuk meningkatkan kebersamaan para pegawai kecamatan dan sekolah. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Jember. Para peserta menunjukkan kemampuannya dalam permainan terompah panjang. “Dari permainan ini kebersamaan bisa semakin meningkat. 
Kemudian, permainan dagongan juga tak kalah serunya. Mereka bergantian menunjukkan kemampuan terbaiknya. Begitu juga dengan permainan balap karung dan egrang yang tak kalah ramai. “Ini juga agar permainan tradisional terus terjaga, kami lakukan setiap tahun,” tuturnya. 
Dari permainan ini,  semangat nasionalisme diharapkan terus terawat. Sehingga bisa menjaga keutuhan NKRI. Selain itu, juga mampu meningkatkan kerja. “Lomba ini untuk umum dan berusia di atas 16 tahun ke atas,” aku pria yang akrab disapa Anton tersebut.
Dia menilai banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan semangat kerja. Seperti kegiatan yang dilakukannya tersebut. Momentum peringatan HUT RI bisa menjadi wadah untuk menyegarkan semangat kerja.
Selain itu, juga meningkatkan semangat juang untuk meneruskan cita-cita para pendiri bangsa. Yakni menjaga dan merawat keutuhan NKRI. Mengembangakan potensi alam sehingga menjadi negara yang sejahtera. “Kegiatan ini juga menjaga fisik agar selalu sehat,” pungkasnya. 
(jr/gus/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Seru-seruan di Lomba Tradisional



JEMBER, Indikatoronline – Mewujudkan Jember menjadi embarkasi antara, sudah tinggal selangkah lagi. Bandara kebanggaan warga Jember, Notohadinegoro, bakal dirombak layaknya bandara berkelas di kota besar. Meyakinkan, setelah Menteri Perhubungan berkunjung ke Jember, Minggu (20/8/2017).
Menurut Menhub RI Budi Karya Sumadi bahwa dirinya sudah rapat dengan Bupati dan Ketua DPRD Jember terkait menindaklanjuti ide dari Presiden RI dan Bupati Jember. “Kita rencanakan nanti kalau mau ke kalimantan, sulawesi tidak perlu ke Jakarta dan Surabaya tetapi cukup langsung dari sini,” katanya.
Masih kata Menteri Perhubungan RI bahwa dirinya datang ke Jember untuk menindaklanjuti yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk perluasan bandara Notohadinegoro dengan panjang 2400 meter dengan lebar 45 meter. “Kita jadikan bandara Jember bisa di darati airbus 720 yang dimiliki semua penerbangan Nasional, dan yang mengoperasikan operator bandara bisa oleh BUMD, BUMN, atau Swasta,” katanya.
Jember sangat potensial mulai dari wisata melalui JFC dan wisata Religius yang membuat Menteri Perhubungan akan membangun bandara Notohadinegoro supaya cepat selesai. “Jember yang potensial ini harus ikut andil dalam semuanya, untuk pembangunan Embarkasi antara haji dan umroh akan mulai tahun ini, kita menyelesaikan pekerjaan teknis dan dimulai bangun awal tahun 2018,” ujarnya.
Budi Karya Sumadi berharap bahwa Jember Fashion Carnaval (JFC) di jember tidak hanya diadakan 1 kali dalam setahun tetapi 2 kali dalam setahun dimana wisata dibali bisa datang ke jember. “Jember harus ikut andil mulai wisata JFC maupun Religi karena jember sangat potensial,” harapannya. (Samsul Arifin)

Sumber http://indikatoronline.com/2017/08/20/faida-bakal-sulap-bandara-notohadinegoro/
Faida Bakal Sulap Bandara Notohadinegoro



KREATIVITAS BARU: Ari Nuriyanto menunjukkan kerajinan miniatur yang dibuatnya dari bambu-bambu bekas lingkungan sekitar.


Kerajinan yang terbuat dari bambu ini memanfaatkan bambu bekas di lingkungan sekitar. Namun, Ari Nuriyanto menjadikannya sebagai barang yang memiliki nilai seni cukup tinggi. Misal dijadikan sebagai patung JFC, daun tembakau, atau ikon Jember lainnya. 
Beberapa kerajinan berupa miniatur kecil dipajang di rumah kos Ari Nuriyanto. Mulai dari kapal, ikon JFC, daun tembakau, mobil hingga kerapan sapi. Miniatur tersebut dibuat dengan alat yang sederhana, seperti pisau dan gergaji dan lainnya.
Di Jalan Suparman Gang VIII, Ari membuat kerajinan miniatur dari bambu di tempat yang terbatas. Sebab, belum memiliki lokasi yang memadai hanya memanfaatkan pelataran rumah kos yang sempit. Namun semangat untuk berkreasi tak pudar.
Pria yang akrab disapa Ari tersebut membuat kerajinan miniatur  saat anaknya meminta mainan perahu kecil. Tak ambil pusing, daya kreatifnya muncul untuk membuat sendiri dari bambu. Ketika selesai, mainan itu cukup menarik.
Bahkan, saat tetangga lain melihat mainan tersebut, juga tertarik untuk dibuatkan. Akhirnya Ari membuat lagi untuk dijual kepada orang lain. “Awalnya dari sana saya memulai membuat kerajinan miniatur ini,” terangnya. 
Dia tak menyangka jika permintaan sang anak itu akan menjadi pekerjaan yang menghasilkan uang. Sebab, ada beberapa permintaan lain untuk dibuatkan miniatur mainan. Tak ingin melewatkan kesempatan begitu saja, Ari membuat kerajinan dengan jumlah yang cukup banyak. 
Kemudian, membawanya ke Alun-alun Jember saat car free day. Ternyata ketertarikan pengunjung acara itu cukup tinggi. Banyak yang bertanya, lalu membeli untuk dibuat pajangan di rumah. “Waktu itu terjual beberapa unit, harganya beragam, ada yang Rp 50 ribu” ucapnya. 
Dari situlah, pria kelahiran Surabaya tersebut mulai mengembangkan kerajinan miniatur yang terbuat dari bambu. Yakni sekitar Mei 2017 lalu. Inspirasi itu terus berkembang sat dia menjajakan barangnya ke beberapa tempat, seperti kafe, penginapan dan lainnya. 
Ari jalan kaki untuk memperlihatkan karyanya, seperti miniatur kerapan sapi, kapal, bakul jamu, sepeda onthel gerobak bakso dan lainnya. Pelan tapi pasti, muncul ketertarikan orang-orang untuk memiliki kerajinan itu. “Awalnya saya ragu apa kerajinan ini bisa diterima,” ucapnya. 
Respons masyarakat yang cukup tinggi membuat Ari memutuskan menekuni kerajinan tersebut. Dalam sehari, dia bisa membuat sepuluh kerajinan. Satu miniatur dengan tingkat kesulitan yang ringan bisa dikerjakan selama dua jam. 
Caranya memotong bambu sesuai keinginan kerajinan yang dibuat. Kemudian dirangkai menggunakan lem hingga melekat. Setelah itu memberikan warna sesuai dengan kebutuhan. Lalu dijemur hingga kering. 
Ari mengaku membuat kerajinan itu belajar secara otodidak. Beberapa tahun sebelumnya sudah pernah bergelut dengan kegiatan itu. Namun berhenti karena bekerja sebagai sales salah satu produk. Sekarang, dirinya kembali berwiraswasta dan memilih berhenti menjadi karyawan.
Dirinya ingin menciptakan miniatur yang bisa menjadi ikon Jember. Seperti miniatur yang banyak bertebaran di Jogjakarta. Sehingga ketika ada tamu yang datang ke Jember, mereka bisa memiliki oleh-oleh khas Jember. “Saya juga coba tawarkan ke outlet oleh-oleh khas Jember,” akunya. 
Saat pelaksanaan Jember Fashion Carnaval (JFC), Ari memamerkan karya pada event tersebut. Lagi-lagi masyarakat banyak yang tertarik dan membelinya. Apalagi dibanderol dengan harga yang terjangkau, yakni dari Rp 30 ribu hingga Rp 350 ribu.
Baginya, kerajinan miniatur dari bambu itu memiliki keunggulan yang unik dan antik. Sebab, memunculkan kesan natural dari pohon bambu. “Saya tidak memperhalusnya agar tampak dari kerajinan bambu,” ucapnya. 
Dari kerajinan itu, Ari mampu menghasilkan uang karena sudah banyak yang pesan, terutama di wilayah Jember sendiri. Sedangkan permintaan dari luar kota masih bisa dihitung dengan jari. “Karena masih baru memulai, banyak yang belum tahu,” pungkasnya.
(jr/gus/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Manfaatkan Bambu Bekas, Ciptakan Berbagai Landmark Jember
Foto Bintoro Adi Darmawan.
TAJEMTRA 2017
#Salam_KOber!
TAJEMTRA akan dilaksanakan Sabtu, 09 September 2017
Sahabat DJOJUJ-KOber yg mau ikutan TAJEMTRA
gabung Team DJOJUJ - Grup DARI JEMBER OLEH JEMBER UNTUK JEMBER
segera hubungi:
Bintoro Adi Darmawan - 08970012122
Hady SmiLe - 085707770737
Indra Sakti Wibowo - 085238308938
Fatdalah Muktar - 082141077290
#Wajib_memakai_kaos_Grup


PENDAFTARAN PESERTA TAJEMTRA 2017 GRUP DJOJUJ



SEBAR PAMFLET: Tiga tersangka kasus korupsi yang selalu mangkir dari panggilan penyidik kejaksaan ditetapkan Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Kejari Jember. Foto ketiganya disebar di mana-mana.


Jember – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember menetapkan tiga buronan atas tersangka kasus dugaan korupsi.
Mereka adalah mantan Ketua ASKAB PSSI Jember, Diponegoro atau Popo, mantan kepala Desa Pecoro Kecamatan Rambipuji Ir Iwan Hendrik ES Bin Sadji, dan  Mohammad Yusuf ST, salah satu karyawan PDP Kahyangan Jember.
Kejari Jember menyebarkan pamflet bagi setiap orang tersebut. Sehingga bila ada warga yang menemukan, diminta untuk melaporkan pada Kejari atau kepolisian.
Pamflet itu menggunakan foto Diponegoro dengan profil detil seputar pria  33 tahun tersebut. Kemudian menyebutkan  ciri-cirinya,  seperti tinggi badan 170 cm,  bentuk muka oval dan tinggal Jalan Blimbing No 10 Kecamatan Patrang.
Sedangkan profil Mohammad Yusuf ST, karyawan Sub Unit Usaha Kopi Olahan Unit Usaha  PDP Kahyangan juga disebarkan foto serta ciri-ciri pria berumur 31 tahun tersebut. Begitu juga dengan  Iwan Hendrik. Informasi terakhir, diketahui  posisinya antara Malang dan Jakarta.
Kepala Kejari Jember Ponco Hartanto mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemanggilan sebagai saksi dan tersangka selama tiga kali, namun tidak hadir.
“Setelah kami melakukan pencarian pada tempat yang diduga ditempati oleh tersangka (Diponegoro) di Surabaya, ternyata tidak ditemukan,” ucapnya.
Untuk itulah, pihaknya melakukan pengumuman dan menetapkannya sebagai daftar pencarian orang (DPO) sesuai dengan ketentuan. Dengan harapan, tersangka bisa menyerahkan diri dengan baik-baik agar proses penyidikan bisa terus dilanjutkan.
Kemudian untuk tersangka Mohammad Yusuf yang terlibat tidak kasus korupsi di tubuh PDP, juga sudah dilakukan pemanggilan. Saat DPO, diketahui sudah tidak ada di rumahnya. Demikian juga untuk tersangka ketiga.
Untuk itulah, pihaknya meminta bantuan pihak kepolisian, Kejati dan Kejagung agar bisa membantu menyebarkan. Pencegahan juga dilakukan agar mereka tidak lari keluar negeri.
Ketiga tersangka kasus korupsi itu ditetapkan sebagai  DPO  karena tidak kooperatif saat pemanggilan pemeriksaan lanjutan oleh Kejari Jember.
Pihaknya juga meminta masyarakat yang mengetahui keberadaan tiga orang itu untuk segera dilaporkan pada instansi terkait atau pihak kepolisian.
 Diponegoro sendiri diduga kuat terlibat dalam kasus penyimpangan penggunaan dana hibah Askab PSSI Jember senilai Rp 2,7 miliar  tahun 2014-2015.
Sedangkan Muhammad Yusuf ST terlibat kasus dugaan penyimpangan kopi di PDP  Kahyangan.  Sementara Ir Iwan Hendrik tersandung kasus  dugaan korupsi Alokasi Dana Desa (ADD).
(jr/gus/hdi/das/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Tiga Tersangka Jadi Buronan



berita terkini

JEMBER,(suarajatimpost.com) - Ratusan santri Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Kampung Tengah, Sukowono, Jember, adakan upacara pengibaran bendera merah putih peringati HUT RI ke 72 di halaman asrama, mengenakan peci, sarung dan sandal jepit.
"Upacara ini memang sengaja kami gelar agar para santri memiliki jiwa patriotisme. Busananya kita buat alami dunia pesantren, memakai sarung dan kopiah," jelas Rohman, salah seorang panitia, Kamis (17/08) pagi.
Acara yang disiapkan, juga tidak kalah dengan upacara resmi pada umumnya, ada pengibaran bendera, mengheningkan cipta dan rangkaian kegiatan seremonial seperti biasanya.
"Kegiatan tersebut merupakan kegiatan pondok pesantren yang diadakan secara rutin setiap HUT RI, di dalam pesantren. Tanpa mengurangi isensi nilai peringatan, pesertanya keluarga pesantren dan para santri menetap," tambahnya.
Santri yang sekaligus pegiat sosial di Jember ini juga menyebut, akan terus berkomitmen akan mengadakan kegiatan tersebut dengan ciri khas pesantren.
"Implementasinya, mengajari dan menanamkan agar para santri paham, bahwa kemerdekaan itu diraih dengan perjuangan, dengan berdarah-darah bahkan ribuan nyawa melayang. Tidak langsung enak seperti sekarang," tukasnya.
Yang menarik, di akhir acara ditutup dengan pembacaan tahlil dan do’a bersama, bertujuan mengenang jasa para pahlawan kemerdekaan.
"Kita jangan sampai lupa pada sejarah, tanpa perjuangan para pendahulu kita bukanlah apa-apa, selayaknya kita panjatkan do'a untuk mereka," tutupnya.

 Sumber : www.suarajatimpost.com
Unik, Santri di Jember Upacara Kenakan Sarung dan Peci








































KILAS MOMEN KEGIATAN UPACARA GRUP DJOJUJ DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN RI YANG KE 72 TAHUN
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

WELCOME TO SHARE INDONESIA

SELAMAT DATANG DI SITUS REDAKSI SHARE INDONESIA - BERSAMA MENGAWAL BIROKRASI

BAKAL CALON BUPATI JEMBER

BAKAL CALON BUPATI JEMBER

FANS PAGE FACEBOOK

Trending Post

Partisipasi Pemerintah Desa Tanggul Kulon Bendung Penyebaran Virus Corona Patut Diapresiasi

JEMBER, Share Indonesia.id - Kebijakan pemerintah desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Jember, dalam mengisolasi warganya yang mudik dari ...

Categories

  • BUDAYA
  • EKONOMI
  • KRIMINALITAS
  • Olahraga
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • PENGUMUMAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • SOSIAL
  • UMUM
  • WISATA

Recent Posts

Website Archive

  • ►  2020 (28)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2019 (411)
    • ►  Desember (33)
    • ►  November (32)
    • ►  Oktober (32)
    • ►  September (33)
    • ►  Agustus (33)
    • ►  Juli (36)
    • ►  Juni (32)
    • ►  Mei (35)
    • ►  April (39)
    • ►  Maret (42)
    • ►  Februari (30)
    • ►  Januari (34)
  • ►  2018 (174)
    • ►  Desember (10)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (15)
    • ►  Maret (126)
    • ►  Februari (22)
  • ▼  2017 (528)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (16)
    • ▼  Agustus (66)
      • Lokomotif Mesin Uap Bikin Turis Asing Kepincut
      • Ribuan Peserta, Puluhan Defile, Satu Pandhalungan
      • NGECER TOGEL, WARGA SEMBORO DITANGKAP
      • TERINDIKASI LGBT LOMBA FASHION DIJEMBER DIBUBARKAN...
      • Dibacok di Depan Ibunya
      • Pelepasan Lahan Bandara Dapat Sinyal Positif
      • Jember Darurat Museum Purbakala
      • Karya Sastra Santri Nuris Juara Jatim
      • Museum Diorama Konstitusi Selangkah Lagi Bakal Ter...
      • Seru-seruan di Lomba Tradisional
      • Faida Bakal Sulap Bandara Notohadinegoro
      • Manfaatkan Bambu Bekas, Ciptakan Berbagai Landmark...
      • PENDAFTARAN PESERTA TAJEMTRA 2017 GRUP DJOJUJ
      • Tiga Tersangka Jadi Buronan
      • Unik, Santri di Jember Upacara Kenakan Sarung dan ...
      • KILAS MOMEN KEGIATAN UPACARA GRUP DJOJUJ DALAM RAN...
      • Angkot Masih Suka Mokong
      • Curi Celana Dalam Doreng Milik Cewek, Sales Minuma...
      • Hari Ini, Kantor Dispendukcapil Jember Disidak DPR...
      • Rektor Unej Lantik 7.005 Mahasiswa Baru
      • Ini Mahasiswa Kedokteran Termuda Universitas Jembe...
      • Pemerintah Pusat Siapkan 400 Milyar untuk Pengemba...
      • JFC di Jember Kota Karnaval, Jadi Sasaran Kekaguma...
      • SPEKTAKULER PAGELARAN JFC 2017
      • PRESIDEN INGATKAN WARGA AGAR TAK MUDAH AGUNKAN SER...
      • Presiden Siapkan Sanksi untuk Daerah yang Serapan ...
      • Presiden Jokowi Ingin Adanya Carnaval Internasiona...
      • LOMBA MENULIS SURAT UNTUK BUPATI
      • WartaTV Jember : Peserta Kids Karnaval Dikerubuti ...
      • TAJEMTRA 2017
      • Presiden Dijadwalkan Hadiri Puncak Jember Fashion ...
      • Tarung Bebas MMA Merambah Jember
      • Satu Titik Finish JFC Digeser ke Lippo
      • JFC Kids Awali Parade Kota Karnaval Indonesia
      • Komandan Secaba Cegah Bentrokan Suporter vs Aparat
      • KEGIATAN UPACARA BENDERA GRUP DJOJUJ DALAM RANGKA ...
      • RUNDOWN KEGIATAN PRESIDENT RI YANG AKAN BERKUNJUNG...
      • Sepasang Suami Istri dan Anaknya Yang Masih Balita...
      • Polsek Arjasa Razia Mahasiswa dan Wanita Penghibur...
      • Wisata Air Terjun Damar Wulan Ledo Ombo Jember
      • PKL Kampus “Kegusur”
      • VLOG CONTEST HARHUBNAS 2017
      • INGIN PEROLEH BANTUAN PKH
      • Kapolres Jember: Peserta Drag Bike Tidak Boleh Ter...
      • Semakin 'Seksi', Jember Mulai Diperhitungkan Investor
      • PESTA MABUK KOMIK 3 PELAJAR DIGELANDANG POLSEK SEM...
      • FESTIFAL PEMILIHAN BINTANG DANGDUT
      • Merekam Jember dari Langit
      • BAKSOS DJOJUJ UNTUK ADIK ALDY
      • Seminggu Tujuh Pengedar Narkoba Dibekuk
      • Angkat Potensi Lokal, Sevendream City Gelar Urban ...
      • Bupati Jember Faida Segera Realisasikan 1000 Beasiswa
      • ADIPURA JEMBER
      • Air Terjun Maelang Wuluhan Jember
      • Profesionalime dapat Mengubah Persepsi Publik terh...
      • Bupati Ikut Nyuntik Sendiri
      • Tanokerreen…
      • Gizi Buruk, Tiga Tahun Belum Jalan
      • MASKAPAI WINGS AIR RESMI MENDARAT DI JEMBER
      • Wisata Air Terjun Seputih Mayang Jember
      • KEINDAHAN GUNUNG KAPUR PUGER - JEMBER
      • PECATUR CILIK ASAL JEMBER SABET GELAR MASTER
      • Kota Jember Kembali Meraih Adipura
      • Bupati Jember Faida : Pendopo ini Rumah Rakyat !
      • MIRIS, WARGA MISKIN DIJEMBER HARUS TINGGAL DIBEKAS...
      • BEGAL CANTIK DICIDUK SATRESKRIM JEMBER
    • ►  Juli (64)
    • ►  Juni (64)
    • ►  Mei (73)
    • ►  April (53)
    • ►  Maret (72)
    • ►  Februari (64)
    • ►  Januari (55)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Maret (1)

VISITOR WEBSITE

Flag Counter

Halaman Website

  • HOME
  • MEDIA CYBER
  • PUBLIK SERVICE
Solidaritas Jember. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

  • BUDAYA
  • KRIMINALITAS
  • Olahraga
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • SOSIAL
  • UMUM
  • WISATA

Popular Post

  • Ratusan GTT di Jember, Terima SP Serta THR Yang Serahkan langsung oleh Bupati Faida MMR
  • Bupati Faida, Targetkan 9.416 Adminduk "Rampung" Melalui Pendopo Express
  • Gus Firjaun Apresiasi Upaya Bupati Faida Soal Konsep Islam dan Pancasila KH. Ahmad Siddiq

SHARE INDONESIA MAP

VISITORS

Flag Counter

Copyright © 2019 SHARE INDONESIA. Creative By Troops Dhemits Jember TROOPS DHEMITS JEMBER