• HOME
  • BUDAYA
  • KRIMINALITAS
  • PEMERINTAHAN
  • POLITIK
  • PENDIDIKAN
  • PERISTIWA
  • WISATA
  • SOSIAL

Welcome To Share Indonesia

SELAMAT DATANG DI SITUS REDAKSI SHARE INDONESIA - PENYAMPAI ASPIRASI DAN MENGAWAL BIROKRASI
SHARE INDONESIA



7 Tahun Tabung Uang Gaji, Pembantu Rumah Tangga Asal Jember Berangkat Haji

JEMBER, PETISI.CO – Menjadi pembantu rumah tangga menghantarkan Paini (64) seorang wanita kelahiran Desa Mandigu Kecamatan Mumbulsari yang saat ini tinggal di Jalan Gajah Mada – Jember, mengikuti majikannya bisa mewujudkan cita-cita mulianya, menunaikan ibadah haji.
Perempuan yang sudah 37 tahun menjadi pembantu rumah tangga tersebut saat ditemui sejumlah media, di rumah Majikannya, Sabtu (29/7/2017) mengaku, sangat bahagia setelah menunggu 7 tahun, akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci.
“Senang, bahagia sekali, akhirnya doa dan cita cita saya untuk naik haji terkabulkan, tidak banyak yang akan saya minta ketika berada di tanah suci, saya hanya akan berdoa untuk diri saya dan Ibu (majikan,red) agar diberi kesehatan dan kebahagiaan disisa umur ini,” ungkap pembantu rumah tangga yang sudah bekerja dan tinggal di rumah majikannya sejak tahun 1980 itu.
Menurut Paini, keinginan untuk naik haji muncul saat ia melihat majikannya mendaftar untuk berangkat haji tahun 2010 silam, Beruntung sang majikan mendukung keinginan tersebut, bahkan membantunya mendaftar haji pada tahun yang sama.
“Sejak saat itu gaji saya, selama bekerja pun saya tabungkan, untuk melunasi,” ucapnya.
Sementara itu Aidawati, majikan Paini, perempuan pesiunan PNS  mengaku sangat bahagia dan senang ketika perempuan yang sudah dianggap bukan pembantu rumah tangganya, melainkan sudah bagian dari keluarganya sendiri itu bisa berangkat menunaikan haji.
“Saya sangat bahagia sekali saat bisa membantu mewujudkan cita-citanya pergi berhaji, karena itu merupakan satu kebahagian baginya,” paparnya.
Diketahui, Paini tergabung dalam kloter 26, sesuai jadwal Paini akan diberangkatkan ke tanah suci pada 2 Agustus mendatang.(yud)

Sumber: http://petisi.co/7-tahun-tabung-uang-gaji-pembantu-rumah-tangga-asal-jember-berangkat-haji/
7 Tahun Tabung Uang Gaji, Pembantu Rumah Tangga Asal Jember Berangkat Haji
Foto Komunitas Orang Jawa Timur.


JEMBER, (suarajatimpost.com) - Langkah gontai seorang bapak tua berjalan di tengah teriknya matahari yang menyengat di siang hari.
Hanya topi budar sebagai pelindung kepala, sambil memikul 4 kantong plastik besar berisi ratusan kerupuk.
Entah sudah berapa desa dia lintasi, sambil sesekali berteriak menawarkan barang dagangannya.
"Kerupuk, kerupuk, ayo yang kerupuk," lantang dia suarakan.
Tapi, tidak ada satupun warga yang dia lewati merespon. Jangankan untuk membeli, menyahutpun tidak.
Lalu lalang suara kendaraan sepeda motor, sudah menjadi sarapan kebiasaan sehari-hari di telinganya.
Begitulah aktivitas rutin yang dilakukan Niman (54) warga Desa Kalisat Utara, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember.
Tidak jarang, dia berangkat dengan perut kosong, hanya sebotol air mineral lusuh di dalam tasnya selalu dia bawa ke mana-mana.
Hampir bisa dipastikan, setiap hari dia harus berkeliling jalan kaki puluhan kilometer, melintas tiga kecamatan memutar ke arah Sukowono, kemudian Kecamatan Sumberjambe dan Ledokombo. Lalu kembali lagi ke Kalisat.
Hanya demi mencari pengganjal perut, dan bertahan hidup untuk sang anak dan istrinya, dia rela melakoni peran sebagai penjual kerupuk keliling.
"Penghasilan tidak menenentu, kadang Rp.30.000 kadang hanya Rp.20.000 perhari, saya jualkan punya tetangga, kalau saya hanya diam di satu tempat, tidak ada yang membeli," ujarnya memalas.
Tidak hanya itu, karena seringnya berjalan, dia memilih sering tidak memakai alas kaki. Alasannya, sandal jepit yang dia gunakan sering copot karena jauhnya perjalanan yang dia tempuh.
"Dari pada dibelikan sandal jepit terus, lebih baik untuk beras satu kilo, bisa dinikmati bersama keluarga," tambahnya.
Dirinya sadar, usianya yang tidak lagi muda, harus bisa berhemat ditabung untuk hari tua dan masa depan anaknya.
"Saya kumpulkan, untuk membeli kambing. Saya tau saya sudah mulai tua tidak selamanya akan sehat seperti ini," tukasnya.
Menurut salah seorang tetangganya, Tohari (45), hal yang sangat membuat hatinya terenyuh. Ketika kerupuk tidak laku dan terkena hujan.
"Kalau sudah terkena hujan, biasanya kerupuk mlempem. Mau tidak mau harus ganti rugi, penghasilannya kadang ya ke ikut," jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjut Tohari, rumah yang ditempati juga tidak layak huni. Dan perlu ada perbaikan.
"Niman atau Pak Sipol bagi masyarakat di sini, dikenal baik. Dia memang ulet dan tak kenal lalah. Rumahnya juga sangat memprihatinkan terbuat dari bambu, harusnya ya sudah direhab, jangankan untuk membenahi rumah, buat makan setiap hari dia susah," bebernya.
Tohari berharap, ada pihak-pihak dermawan yang tergerak hatinya untuk bisa membantu memberi Niman modal usaha. Sehingga tidak harus terus berjalan kaki menjual kerupuk setiap harinya. 

Sumber: www.suarajatimpost.com
CERITA PILU, SANG PENJUAL KERUPUK KELILING ASAL JEMBER




Hal itu diketahui wali murid Jumat (28/7) melalui surat, setelah pertemuan, dengan alasan, dua kelas tersebut hanya menampung 56 anak didik dari awalnya diterima 64 murid, sedangkan sisanya  sebanyak 8 siswa yang dinyatakan sebagai siswa titipan.
Sontak saja membuat Wali Murid kecewa, malu sekaligus marah. “Kenapa sebelumnya dilakukan proses penerimaan, disuruh membayar, dapat seragan hingga sampai mengikuti proses belajar mengajar, lalu dikeluarakan dari sekolah” Keluh Afif, salah-satu orang tua siswa dengan nada kesal
Padahal anaknya sudah diterima resmi. "Saya beli seragamnya di sekolah habis Rp. 325 ribu, 17 Juli  2017 masuk sekolah, sudah hampir dua minggu. Kok gak dari awal, kalau seperti itu kan gak mungkin buang-buang uang kan gitu" tutur Afif, orang tua murid yang juga mantan Murid SDN Ajung 01 tersebut. 
Lantaran khwatir murid titipan itu, tidak dapat naik kelas, maka dipindah ke SD Klompangan, "Kan kasihan anaknya, saya mikir itu. Temenku kok naik kelas, sedangkan aku tidak! Kwatirnya kan minder di belakang, dari pada minder di belakang saya usaha sekolah lain," ucapnya sedih. 
Menanggapi hal tersebut salah satu Kepala UPT di Jember mengatakan bahwa menurut Permendikbud No. 17 tahun 2017 itu 28,waktu itu ditetapkan 28 Paling banyak paling sedikit 20, tapi setelah ada Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dikembalikan seperti semula alias tidak dilaksanakan, permendikbud tidak sudah belaku.
"Aslinya kembali perkelas bisa 32 bisa 33, kayak yang kemarin-kemarin itu, jadi kalau menerima murid 32 tidak ada pelanggaran, dengan adanya SE yang 28 itu belum berlaku, syukur kalau bisa 28 ya 28, jika tidak bisa dan masih lebih, juga tidak apa-apa" tuturnya saat di hubungi Via telephone. 
Pihak sekolah sempat memanggil orang tua wali 8 siswa. "Kalau saya tidak menerapkan itu, jadi kami melaksanakan SE Kementrian dan Kebudayaan. Kalau ada yang kayak gitu, itu anunya (aturannya) sapa, terserah wali murid, mau rame atau unjuk rasa silahkan" tegasnya.
Saat ditanya apakah 8 siswa masih berhak di SDN ajung 1, tidak apa-apa katanya. "Ya iya pak, gak ada aturan yang berubah, kalau sudah lebih dari 6 tahun itu boleh, berarti dia berhak sekolah sebagaimana biasanya, aturannya tetap Surat Edaran Menteri, kecuali kalau kurang 6 tahun saya berani tegas, " terangnya.
Sementara Kepala UPTD Ajung Muksin saat dihubungi melalui WhastApp perihal tersebut, ia menyatakan bahwa dirinya tidak berwenang menjawab. "Maaf Konfirmasi saja ke Diknas Bapak, Kami tidak ada Kewenangan untuk Hal tersebut."Jawabnya. (edw) 
 
Sumber: http://www.majalah-gempur.com/2017/07/lulus-psb-8-siswa-sd-di-jember.html?m=1
Lulus PSB, 8 Siswa SD Di Jember Dikeluarkan Sekolah




Kekayaan alam lain yang dimiliki Kecamatan Puger adalah Pulau Nusa Barong, sebuah pulau eksotis di tengah laut. Sejarahnya lumayan kuat. Melaui SK Gubernur Hindia Belanda Nomor GB 46 Stbl 1920 No 736 tanggal 9 Oktober 1920 Nusa Barong ditetapkan sebagai cagar budaya. Lalu, diperbarui melalui SK Menteri Pertanian No 110/VIII/1957, wilayah Nusa Barong ditetapkan sebagai Cagar Alam. 
Untuk itu, daerah yang terpisah dari wilayah induknya ini tidak bisa diakses secara bebas oleh semua orang. Untuk mencapainya, dari pusat Kota Kecamatan Puger, diperlukan jarak tempuh 38 km, selama kurang lebih 1 jam.
Nusa Barong masuk dalam wilayah Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger. Informasi yang dilansir Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur menyebut, pulau tersebut memiliki luas 6.100 hektare, dengan ekosistem hutan pantai, mangrove, dan ekosistem hutan tropis dataran rendah. 

Sumber: www.radarjember.com
EKSOTISME DAN KEINDAHAN PULAU NUSA BARONG - JEMBER



NATURAL: Suasana Pasar Lumpur bulan lalu. Menawarkan nuansa pedesaan nan asri, stand-stand makanan yang ada di Pasar Lumpur pun diminati para turis mancanegara.

JEMBER – Alternatif liburan keluarga bagi masyarakat Jember terus bertambah. Salah satunya adalah Pasar Lumpur yang kembali digulirkan oleh komunitas Tanoker di Kecamatan Ledokombo. 
“Sejak beberapa bulan terakhir memang kita menggelar Pasar Lumpur di hari Minggu, setiap akhir bulan. Karena mendekati bulan Agustus, maka temanya kali ini adalah kemerdekaan,” tutur Sutopo, Ketua Panitia Pasar Lumpur saat dihubungi Jawa Pos Radar Jember.
Masyarakat bisa menikmati berbagai hiburan meriah yang tersaji di Dusun Onjur, Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo ini. Mulai dari outbond, polo lumpur, sepak bola mini hingga festival Egrang, yang semuanya bisa diikuti secara gratis alias tanpa dipungut biaya.
“Beberapa sajian memang sengaja kami sediakan antara lain untuk masyarakat kota maupun warga sekitar sini. Kami menonjolkan hal-hal pedesaan seperti permainan tradisional, ditambah suasana alam yang masih segar khas Ledokombo yang cenderung sejuk,” tutur Sutopo. 
Sepak bola mini, merupakan permainan anak-anak dimana pesertanya diajak bermain bola dengan bola plastic tanpa alas kaki. Even hari ini juga sekaligus menjadi babak penyisihan dalam Turnamen Sepak Bola Mini yang akan berlanjut secara beruntun setiap minggunya. 
Usai lelah bermain, masyarakat bisa menikmati sajian kuliner yang sengaja diproduksi oleh warga setempat. Tak perlu khawatir akan keamanannya, karena panitia telah menekankan pada seluruh peserta stand yang berjualan untuk hanya menjual makanan sehat. Hal ini seiring dengan edukasi yang dilakukan komunitas Tanoker kepada warga di beberapa desa yang ada di Ledokombo dan sekitarnya. 
“Kami memiliki program pemberdayaan masyarakat dengan mengajak mereka memproduksi dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Bebas MSG, zat pengawet, zat pewarna, pemanis buatan dan sejenisnya,” pungkas Sutopo. 
(jr/ad/har/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Pasar Lumpur di Ledokombo



DIBERI MURAL: Sisi dinding di Jalan Sumatera sudah mulai dihias dengan lukisan dan mural, oleh warga setempat. Ini sebagai bentuk peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus tahun ini.


JEMBER – Peringatan Hari Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus selalu dimaknai dengan berbagai cara oleh beragam kalangan masyarakat. Mulai dari penyelenggaraan lomba, karnaval, hingga kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar. Kegiatan ini rupanya sudah dimulai bahkan sebelum menyongsong bulan Agustus.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, beberapa kawasan perkotaan seperti di Jalan Sumatera sudah mulai dibenahi dan dibersihkan. Bahkan di lokasi tersebut, masyarakat sengaja melukisnya dengan gambar-gambar menarik yang tak pelak membuat beberapa pengendara yang lewat di depannya, sejenak menoleh dan melihat lukisan tersebut.
Pada sisi selatan, gambar bendera merah putih serta bambu runcing tergambang dengan unik di dinding yang awalnya hanya berupa bebatuan biasa. Ditambah lagi dengan sisi bagian utara yang ditambahi mural tokoh-tokoh kemerdekaan misalnya Soekarno, Hatta, dan Bung Tomo.
Mural yang dilukis oleh warga RT 1 RW 31 Jalan Sumatera ini sengaja dihadirkan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Seluruh biaya juga ditanggung sendiri tanpa mengharap bantuan dari pihak lain. “Yang melukis juga orang sini,” ungkap Ilham, salah seorang warga setempat.
Tak hanya di Jalan Sumatera, warga di Jalan Jawa pun sudah mulai menghias lingkungannya. Diawali dengan membersihkan dan mengecat gapura di Jalan Jawa VI, puluhan warga RT 1 dan 2 RW 36 juga berencana akan melakukan kerja bakti di area lain lingkungannya. “Tradisinya setiap mau 17 Agustus memang seperti itu setiap tahun,” ujar Soni, ketua RT 2 RW 36.
Tak hanya kerja bakti, jelang peringatan Hari Kemerdekaan RI pihaknya memang selalu mengagendakan beragam kegiatan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini sengaja digagas untuk mengingat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan Indonesia 72 tahun silam.
Niat yang sama juga tengah dimatangkan oleh Dadang, salah satu warga Perumahan Jawa Asri yang juga tengah menyiapkan kerja bakti di lingkungannya. Yang paling dekat adalah mengecat gerbang masuk perumahannya. “Nanti kita cat dengan warna dominan merah putih seperti tema besar kemerdekaan Indonesia,” kata dia.
Menurutnya, jika seluruh masyarakat Jember bisa memiliki niatan yang sama untuk membersihkan dan memperbarui lingkungan tempat tinggalnya, dia yakin tidak ada lokasi-lokasi kumuh yang ditemukan bahkan di wilayah pelosok. “Misalnya tempat-tempat seperti Jembatan Semanggi, Jembatan Mastrip itu dicat atau diberi gambar yang mencerminkan kemerdekaan juga, pasti bisa jadi ikon menarik untuk Jember,” pungkasnya. 
(jr/lin/har/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Mural Jelang Agustusan


#DJ_Peduli
Assalamualaikum wr wb
Grup DARI JEMBER OLEH JEMBER UNTUK JEMBER - Komunitas Orang Jember
akan mengadakan baksos untuk
Nama : Muhammad Aldy
Alamat: Bangsalsari tugu sari. 



Muhammad Aldi adalah seorang anak yatim mengalami kelumpuhan setelah sakit panas di usia sekitar 4 bulanan. Muhammad Aldi lahir dari seorang ibu bernama Atma atau ibu Sumiati 13 tahun lalu. Sedangkan ayah Muhammad Aldi sudah meninggal semenjak baru lahir.
Saat ini, Muhammad Aldi hidup bersama orang tua dengan ekonomi dibawah garis kemiskinan. Gubuk yang ditempati dari anyaman bambu yang sudah usang. Tidur diatas ranjang tanpa kasur dengan alas kain lusuh. Sehingga bau pesing dari kencing Muhammad Aldi ikut menghiasi karena rumah ini tanpa kakus dan tanpa kamar mandi.

Bagi teman² anggota grup yang mau berpartisipasi menyalurkan donasi berupa Uang atau Barang bisa hubungi:
1. Oesman KOber 081336314389
2. Bintoro Adi Darmawan 08970012122
3. Hady SmiLe 085707770737
4. Heny Ef081231248824
5. Fatdalah Muktar085260447841, 082141077290
6. Mas Andrey 082141700551
7.Abah Roy ,08124930281
8. Ahmad Fauzan +6285236315478
Atau transfer
❄ Rekening Bank Jatim
1412011984
Rakompadas KOber Peduli
dengan konfirmasi kepada bapak Oesman di nomor
081336314389
❄️Rekening admin Hady SmiLe bank BRI
774801004843536
atas nama samhadi.
Terima kasih
Wassalamualaikum wr.wb
🌟 NB. InsyaAllah sumbangan disalurkan Minggu besok 6 Agustus 2017
titik kumpul di Lapangan Bangsalsari depan masjid jamik An Nur
jam 8.30
🍃 CC: Gus Echa Finishing Nur Hasiem Indra Sakti Wibowo Lickk Click Noer AsiaEdi Djember





DJOJUJ PEDULI KASIH UNTUK ADEK MUHAMMAD ALDI

TEMUAN TERBESAR: Temuan kayu jati yang diduga ilegal ini berada di tiga titik. Pemilik adalah Junaidi, pengusaha kayu yang kabarnya pernah tersangkut illegal logging.
TEMUAN TERBESAR: Temuan kayu jati yang diduga ilegal ini berada di tiga titik. Pemilik adalah Junaidi, pengusaha kayu yang kabarnya pernah tersangkut illegal logging. (jumai/radar jember)
AMBULU - Lebih dari 200 kayu jati glondongan diamankan petugas gabungan Perhutani dan Polres Jember dari tiga lokasi yang berbeda di Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu, Rabu (26/7) kemarin. Penggerebekan itu sekaligus berhasil mengungkap kasus illegal logging terbesar di Jember  yang terjadi tahun ini.
Bahkan, petugas dari PT Perhutani mengerahkan dua truk untuk mengangkut kayu yang rata-rata berdiameter 29 centimeter dengan usia di atas 50 tahun itu, dari lokasinya persembunyian. Kayu yang diduga bodong itu kemudian disimpan ke Tempat Penyimpanan Kayu (TPK) Perhutani BKPH Ambulu.
Ratusan kayu jati glondongan tanpa surat itu diketahui milik Junaidi, warga Dusun Krajan, Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu. Pelaku menyembunyikan kayu-kayu bodong itu secara terpencar di sejumlah tempat.
Asisten Perhutani BKPH Ambulu Sukatno, yang memimpin penggerebekan itu menuturkan, perlu waktu setengah bulan bagi pihaknya untuk memastikan lokasi-lokasi keberadaan ratusan kayu jati itu. Selama waktu itu, pihaknya melakukan pengumpulan informasi secara diam-diam pada sejumlah tetangga pelaku. ”Pada akhirnya, dari informasi yang kami himpun, pemiliknya mengarah kepada satu orang, yaitu Junaidi,” ujarnya.
Dibutuhkan 24 personel polisi hutan (polhut) dan 16 tenaga kepolisian dari Polres Jember untuk melakukan penggerebekan itu. Upaya pengamanan dilakukan sejak pukul 11:00 Rabu siang kemarin. Satu per satu tempat penyimpanan, mulai dari belakang rumah pelaku, pekarangan rumah warga di Dusun Krajan, desa setempat, dan di tempat pembakaran genting di Dusun Lampitan, desa setempat berhasil diungkap petugas. Hingga pukul 19:00 petang kemarin, upaya membawa barang bukti tersebut masih berlangsung. 
Informasi yang berhasil diperoleh dari warga, kata Sukatno, pelaku berstatus sebagai pihak yang mendanai sekaligus penampung kayu-kayu curian dari para pembalak liar. Aktivitas itu sudah dia lakukan sejak lima tahun lalu. ”Pelaku juga sempat ditahan dalam kasus yang sama,” katanya.
Kendati demikian, lanjutnya, pelaku masih belum mengakui jika kayu-kayu tersebut hasil curian dari hutan Perhutani. Saat diperiksa, dirinya mengaku jika kayu-kayu yang dia kumpulkan dibeli dari Kalimantan. “Junaidi juga menjalankan usaha mebel yang ada di depan rumahnya,” tuturnya.
Untuk sementara, petugas baru mengamankan Junaidi untuk dimintai keterangan. Sukatno menduga, kegiatan tersebut dilakukan secara sindikasi bersama oknum warga lainnya.
Sementara Iptu Prayitno di lokasi penggerebekan belum bisa memberi pernyataan. Untuk sementara, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas Perhutani terhadap pelaku.
Jawa Pos Radar Jember juga sempat mewawancarai tetangga sekitar salah satu tempat penyimpanan kayu. Namun, mereka banyak hati-hati komentar. Bagong, salah seorang warga yang halaman belakang rumahnya dijadikan tempat penimbunan kayu milik pelaku mengaku kayu-kayu tersebut disimpan di tempat itu tanpa sepengetahuannya. “Saya juga baru tahu sekarang kalau ada kayu timbunan.

Sumber; www.radarjember.com
Bos Kayu Sembunyikan Ratusan Jati Bodong

(Heru Putranto/Radar Jember)
Jember – Namanya singkat saja, Rizki. Anak 14 tahun itu terbaring di atas ranjang atau lincak yang terbuat dari bambu, tanpa kasur. Dia hanya beralaskan tikar dan memakai bantal awut-awutan yang sudah tak layak pakai. Rumahnya pun sangat tak layak huni. Mirip sebuah gubuk yang hanya berdinding gedek (anyaman bambu) yang mulai keropos di sana-sini. 
Bahkan, rumah itu tanpa pintu dan berlantai tanah. Tak ada ruang tamu, karena ruangan sekaligus jadi tempat tidur. Untuk menahan dinginnya malam, ada sebuah kelambu dari kain bekas. Bila hujan, air pun masuk ke dalam rumah. Saat malam, angin begitu mudah masuk. Rumah itu sangat memprihatinkan, karena dibangun dengan uang seadanya. 
Rumah Rizki di Dusun Plalangan, Desa Karang Kedawung, Kecamatan Mumbulsari, juga berada kawasan yang cukup terpinggirkan. Untuk mencapainya harus melewati jalan setapak di tengah sawah. Tak heran, derita Rizki ini luput dari perhatian berbagai kalangan. 
Berita Terkait Penelusuran tim Jawa Pos Radar Jember kemarin, Rizki terlahir sebagai anak berkebutuhan khusus (ABK) pada 30 Juni 2003, di RSD dr Soebandi. Sejak lahir, dia harus dirawat selama 20 hari, karena orang tuanya menemukan keanehan, yakni wajahnya yang berbulu. “Namun ketika dirawat hilang,” ujarnya. Kemudian Rizki dibawa pulang
Saat dibawa ke rumah, dokter yang melakukan persalinan memberikan perlengkapan, mulai makanan, susu, baju, bahkan uang, dan kebutuhan lainnya. Nardi dan Sumani, orang tuanya, mulai membesarkan anak bungsunya tersebut dengan penuh perjuangan. “Awalnya sakit kejang-kejang,” aku pria berumur 55 tahun itu. Mungkin karena tanpa perhatian dan pengobatan, sakit itu berlanjut hingga sekarang. Sehingga hampir tiap hari Rizki hanya menghabiskan waktu di atas kursi rodanya.
Nardi menjelaskan, jika bangun tidur Rizki langsung diangkat oleh ibunya ke kursi roda. ”Kursi roda ini satu-satunya. Kayaknya dia sudah tak nyaman duduk di situ, karena kursi roda itu sering melukainya. Beberapa kali kaki dan tangannya tergores karena kursi roda,” jelas ayahnya itu. 
Sejak lahir sampai sekarang, kursi roda itu adalah yang menjadi tempat duduknya. Alasnya sudah mulai sobek, ban rodanya sudah mulai lepas, dan besi penyangganya pun mulai keropos. “Kadang kalau terlalu banyak gerak, tangan dan kakinya terluka kena besi,” kata Nardi.
Sekarang, Rizki yang sudah besar dan tanpa pendidikan formal sama sekali, setiap hari hanya berdiam diri di rumah bersama kedua orang tuanya. “Dari dulu sampai sekarang, kursi rodanya cuma ini, sudah sekitar 10 tahun,” tegasnya.
Kedua orang tuanya tak bisa berbuat banyak. Selain tidak mampu secara ekonomi, juga tidak tahu cara mendapatkan kursi roda baru. Bahkan untuk makan sehari-hari saja, ibunya harus terkatung-katung untuk mencari dengan cara ngasak (cari gabah sisa panen) di sawah. 
“Kursi roda ini dulu dikasih bindereh (gus) di sini,” tuturnya. Setelah itu, Rizki seperti tak ada perhatian lagi. Baik dari sisi pendidikan maupun kebutuhannya dasar lainnya. Dia menyimpan dalam-dalam keinginan untuk mengganti kursi roda. 
“Rizki hanya bisa bilang beberapa kata yang agak jelas terdengar, yakni kata: Ibu, Bapak, dan Makan. Kalau punya uang kami ingin memplester rumahnya agar nyaman memakai kursi roda,” terangnya.

Sumber: www.radarjember.com
Derita Rizki, Belasan Tahun Hidup di Atas Kursi Roda



Kedatangan Ketua BPJS Kesehatan, Tania Rahayu Ke RS Jember Klinik guna melakukan koordinasi dan evaluasi terkait kabar adanya keluhan Agus Efendy yang berakun facebook, Bung laros yang viral di Grub Informasi Warga Jember (IWJ) dan media massa, yang ditolak dengan alasan kuotanya habis.
Penolakan calon pasien Peserta BPJS Kesehatan menurut Bung Laros, dengan alasan kuota untuk pasien BPJS Kesehatan habis, hanya melayani pasien mandiri. "Namun pihak rumah sakit menyatakan kesiapannya untuk meningkatkan dan memperbaiki pelayanannya," ungkapnya.
Sesuai regulasi yang ada, pihak rumah sakit memang tidak diperkenankan melakukan pembatasan layanan bagi pasien. "Jika semua syaratnya terpenuhi, Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan lanjutan wajib melayani pasien hingga sembuh," terangnya. 
Kalau pasieam mampu menunjukan kepemilikan kartu kepersertaan BPJS Kesehatan, aktif dan membawa surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama, Menurutnya RS Jember Klinik tidak boleh menolak. Jika dikemudian hari masih ditemukan, maka BPJS akan memberikan teguran.
"Bahkan jika terus berlanjut, bukan tidak mungkin akan terjadi pemutusan hubungan kerjasama, Karena pemutusan hubungan bisa terjadi jika salah satu atau kedua belah pihak telah menyalahi kesepatan atau melanggar aturan sesuai regulasi yang berlaku." tegasnya.
Sementara Ketua IDI Jember, Dr Hendro, Kalau itu benar dilakukan, (karena RS belum mengkonfirmasi), Ia yakin itu bukan perbuatan Dokter, karena Dokter terikat dengan kode etik kedokteran indonesia, kalau dilakukan itu melanggar pasal 2, dokter wajib mengambil keputusan proses secara independen.
“Apakah benar itu keputusan rumah sakit atau Dokter, biasanya yang merasa dirugikan itu adalah Rumah sakit bukan dokternya. Seharusnya pihak rumah sakit tidak boleh melakukan pembatasan itu ada hak pasien sesuai yang telah diatur oleh kode etik kedokteran Indonesia”. Jelasnya. (edw/yond)
 
Sumber: http://www.majalah-gempur.com/2017/07/tolak-pasien-bpjs-kesehatan-kerjasama.html?m=1
Tolak Pasien BPJS Kesehatan, Kerjasama RS Jember Klinik Bisa Diputus

PolresJember News – Wartawan Gadungan yang berhasil di tangkap Polsek Patrang, Minggu (21/07/2017) kemaren.
” Hari ini Senin, (24-07-2017), Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo S.H, S.I.K, MH. Didepan para awak media memberikan keterangan bahwa pelaku melakukan dengan modus wartawan gadungan dan stanbay di hotel-hotel, ketika bersangkutan melihat orang berpasangan yang bukan suami istri kemudian di foto di intai kemudian melakukan pemerasan dengan nominal tertentu, pada melakukan transaksi di situlah petugas melakukan upaya paksa dan mengamankan tersangkah, pelaku di kenai pasal 368 ayat (1) sub.pasal 369 ayat (1) ayat (2) KUHP ” # Jelasnya ( Kapolres Jember ).
Barang bukti yang di amankan 1 (satu) tunai Rp 1.000.000.- (satu juta rupiah), 1 (satu) amplop warnah putih, 1(satu) ID CARD Global News tabloid, 1 (satu) ID CARD lembaga investigasi gerakan pemuda pancasila, 1(satu) ID CARD lembaga inventaris nasional, 1(satu) ID CARD  lembaga swadaya masyarakat, 1 (satu) kartu tugas liputan global newz tabloid investigasi, 1 (satu) surat tugas lembaga dan media investigasi nasional, 1 (satu) buku kecil motif batik merk kiky, 1 (satu) bolpoin gel ink pen warnah tinta hitam, 1(satu) hp merk asus warnah hitam, 1 (satu) hp merk samsung galaxy warnah putih, 1 (satu) unit sepeda motor honda beat warnah putih No. Pol : P-2210-NO, 1(satu) tas selempang kecil Dougglass warnah coklat, 1 (satu) tas punggung Tracker warnah hitam, 1(satu) lembar sobekan kertas kecil bertuliskan 752501007913530.
Tersangkah pernah di hukum (2) dua kali dengan kasus yang sama di Lapas Banyuwangi dan Di Lapas Jember, Pelaku berinisial (M,A) umur (52) tahun, Agama Islam, pekerjaan Karyawan swasta, alamat lingk.Puri, Kecamatan Patrang, kabupaten Jember. Tersangkah ini masih dalam penyidikan dan proses lebih lanjut.
#RDN

Sumber:https://tribratanewsjember.net/2017/07/24/polres-jember-tangkap-wartawan-gadungan/
Polres Jember Tangkap Wartawan Gadungan

BERLEVITASI : Teluk love menjadi salah satu destinasi baru di Ambulu karena kreativitas warga dalam mengemas pantai ini. Tampak para wisatawan lokal sedang mengespresikan kegembiraannya saat mengunjungi Teluk Love.
BERLEVITASI : Teluk love menjadi salah satu destinasi baru di Ambulu karena kreativitas warga dalam mengemas pantai ini. Tampak para wisatawan lokal sedang mengespresikan kegembiraannya saat mengunjungi Teluk Love. (Heru Putranto/ Radar Jember)
Ambulu merupakan kecamatan yang ada di pesisir dengan tingkat perekonomiannya yang cukup menggeliat. Tapi, puaskah Ambulu dengan stempel itu? Senyatanya, Ambulu kini makin banyak melakukan langkah. Bukan sekedar terobosan, tapi mulai masuk ke lini kreativitas.
Nama Watu Ulo begitu kesohor. Ya, pantai legendaris ini sudah jadi kebanggaan Jember bahkan Jawa Timur. Pantai ini bukan satu-satunya yang dimiliki Ambulu. Kini muncul sejumlah potensi alam lain yang bermunculan dan menjadi daya tarik wisata di kecamatan yang memang dikenal memiliki banyak destinasi wisata ini.
Yang paling fenomenal tentunya meledaknya nama Teluk Love Pantai Payangan di Dusun Payangan, Desa Sumberejo, Ambulu. Ada lagi yang belum tergarap dengan baik yakni Pantai Rowo Cangak di Desa Sabrang.
(Heru Putranto/Radar Jember)
Bukan hanya pantai, namun Ambulu juga memiliki potensi alam bukit yang sedang booming di anak muda yakni Bukit Watu Pecah. “Dari bukit ini bisa melihat landscape Ambulu secara utuh,” tutur Sutarman, Camat Ambulu.
Dari bukit ini selain menawarkan trek bukit yang cukup menantang, jika cuaca cerah dari lokasi itu juga bisa melihat langsung pantai di sisi selatan. Padahal jaraknya sekitar 12 km dari pantai. Tentu saja, ini potensi yang cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik.
Namun, selain potensi alam ternyata juga ada sejumlah wisata buatan yang mempesona di kecamatan dengan luas 104,39 km. Seperti ada Dira Park dan Niagara yang menjadi unggulan dari Ambulu. “Wisatawan yang hadir bukan hanya dari Jember, namun juga dari sejumlah daerah juga menjadikan Dira Park dan Niagara menjadi jujugan wisata,” ucap Sutarman.
Berbagai wisata di Ambulu bukan hanya menawarkan tentang keindahan landscape  saja. Tetapi juga memberikan kenyamanan dan pelayanan untuk pengunjung. Diakui Sutarman, masyarakat Ambulu sudah terbiasa untuk menerima tamu dari berbagai daerah dan juga budaya. Sehingga sangat nyaman untuk dijadikan jujugan berwisata.
Namun, kecamatan berpenduduk 109 ribu jiwa ini bukan hanya mengembangkan wisata saja. Ambulu terus berbenah untuk meningkatkan sejumlah potensi yang dimilikinya. “Untuk wisata, camat dan muspika lebih pada memberi pembinaan dan koordinasi,” terangnya.
Begitulah, Ambulu tak terpaku pada berbagai kehebatan yang sudah sejak dulu mereka miliki. Tapi, mulai berani main-main dengan kreativitas. Ambulu banyak memberi ruang bagi masyarakatnya untuk makin kreatif. Wajar jika kecamatan ini makin dinamis.
Genteng Terbaik Ya di Ambulu
 Kerajinan menjadi satu titik berat yang tengah digarap potensinya untuk bisa terus berkembang. Di Ambulu ada kerajinan yang cukup dikenal. Seperti batik, genteng dan pembuatan manik-manik dari biota laut. Untuk kerajinan batik yang dikenal adalah Batik Lestari di Desa Tegalsari, Ambulu yang pernah dikenakan oleh Bupati dan Wakil Bupati Jember. 
Apalagi, batik ini juga memberdayakan 16 pekerja warga lokal termasuk pekerja disabilitas pun ditampung. “Meskipun pekerja lokal, tetapi kualitasnya unggulan dengan pewarna alami,” terangnya. 
Selain batik juga ada kerajinan manik-manik. “Ada Kerajinan cangkang kerang dan keong,” jelasnya. Untuk manik-manik ini biasanya banyak dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang datang ke sejumlah pantai yang dimiliki. Manik-manik ini menjadi buah tangan untuk wisatawan yang datang ke Pantai di Ambulu.
Jangan melupakan kerajinan genteng yang sudah melegenda. Pusat kerajinan genteng ada di Desa Sabrang. “Ada 72 perusahaan genteng yang memproduksi genteng kualitas biasa, baik dan kualitas super,” terangnya. 
Kualitas gentang yang diprodkasi masyarakat Ambulu ini kualitasnya juga sangat terjamin. Bahkan, salah satu genteng terbaik di Jember ya berasal dari Ambulu ini. 
Sawahnya Kelas Satu 
Satu lagi yang tak bisa dianggap enteng di Ambulu adalah sektor pertaniannya. Sawah-sawah di Ambulu rata-rata kelas satu. Tidak perlu lagi diragukan kualitasnya. Tak heran jika Ambulu menjadi salah satu tulang punggung untuk pertanian padi dan tembakau di Jember. Hasil bumi dari pertaniannya pun sudah cukup diakui kualitasnya. “Tembakau dan padi Ambulu sudah dikenal kualitas terbaik,” ucap Sutarman. 
Walaupun kebanyakan petani rakyat, namun pertanian Ambulu diakuinya sudah menerapkan metode modern. Sehingga pertanian Ambulu diakui kualitasnya oleh dunia pertanian di Jember dan juga nasional. (ram/ras)
Kulinernya Cukup Menggoda 
Ikan bakar Ambulu sudah menjadi primadona kuliner bagi wisatawan yang datang. Berbagai olahan seafood juga cukup dikenal terutama di pesisir pantai. “Tapi juga yang unik ayam pedas khas Ambulu juga layak untuk dicoba,” terangnya. 
Selain kuliner kelas berat, juga ada kuliner rakyat yang cukup melegenda di Jember. “Ada sekitar 400 warung kopi rakyat di Ambulu. Semua desa hingga tiap gang pasti ada warung kopi. Dan hebatnya semuanya rame,” jelasnya. Warung kopi inilah yang kemudian muncul dialogis antar masyarakat sehingga membuat Ambulu selalu rukun damai. 
Wayang Gubrah Antimainstream 
Bicara pendidikan, Ambulu menjadi salah satu penopang kemajuan pendidikan di Jember. Masyarakatnya sudah sangat terdidik dan sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Tak heran jika di daerah ini banyak sekolah yang kualitasnya tak kalah dengan kota. Dari jenjang SD sampai SMA. Bahkan, pendidikan untuk anak usia dini di daerah ini juga lumayan maju. 
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Jember, di Ambulu ada 27 pondok pesantern pesantren yang tersebar. Pondok itu tersebar di tujuh desa yakni Ambulu, Tegalsari, Karanganyar, Pontang, Andongsari, Sabrang dan Sumberejo ini. Selain itu, juga ada 45 TK, 40 SD, 12 SMP, 9 SMA dan 6 SMK. Banyaknya lembaga pendidikan inilah yang membuat Ambulu menjadi salah satu kecamatan yang paling maju di Jember.
Sementara untuk budaya tradisional, di Ambulu tumbuh berkembang dengan baik. Bermacam  tari-tarian tradisional bisa berkembang dengan asuhan Sanggar Kartika Budaya milik Enys Kartika. Berbagai kelompok usia khususnya pelajar banyak yang menimba ilmu seni tari tradisional di sanggar ini.
Belum lagi dengan kesenian reog yang juga masih mendapatkan apresiasi tinggi masyarakat seperti sanggar reog Singo Budoyo. “Juga ada wayang kulit. Untuk dalang yang terkenal ada Edi dan penerus Timbul,” jelas Sutarman, Camat Ambulu. 
Masyarakatnya juga sangat dinamis dan kreatif.  Mereka juga tak ragu melakukan berbagai eksperimen di bidang kesenian. Bahkan, saat ini, ada wayang jenis baru hasil kreasi warga Ambulu. Namanya Wayang Gubrah. Wayang ini antimainstream. Berkembang di Desa Pontang, wayang ini terbuat dari kardus. Musik pengiringnya  bukan gamelan, tapi barang-barang bekas. Seru. 
Penasaran? Yuk blusukan ke Ambulu. Makin mblusuk dijamin makin asyik.
(jr/ram/har/JPR)

Sumber:www.radarjember.com
Ambulu Punya - Beri Ruang untuk Kreatif
JEMBER, Senin (24 Juli 2017) suaraindonesia-news.com – Malang sekali nasib seorang buruh lepas Perusahaan Perkebunan Daerah (PDP) Gunung Pasang, Andriyanto (alias) Andri (35) warga Dusun Glengseran, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember, Jawa Timur, harus berurusan dengan Kepolisian karena kepemilikan senjata api tanpa izin.
Kapolres Jember, AKBP Kusworo Wibowo SH., SIK., MH menjelaskan bahawa senjata tersebut adalah senjata rakitan laras panjang.
“Alat bukti berupa senjata rakitan laras panjang, kaliber 5.56 mm, berteleskop dengan amunisi 14 butir, senjata api tersebut didapatkan dari rekan tersangka yang sudah meninggal dunia”, terang Kapolres Jember saat press release di halaman Mapolres Jember, Senin (24/7).
Tersangka telah memiliki senjata tersebut sejak tahun 2014, dan sering meminjamkan kepada rekan-rekannya yang membutuhkan untuk berburu babi hutan.
Andri pun terjerat Pasal 1 ayat (1), UU Darurat Nomer 12/1951 dengan ancaman hukuman penjara maksimal 21 tahun.
“Tersangka selanjutnya kami tahan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” tukas Kapolres. (Guntur).

Sumber:http://suaraindonesia-news.com/miliki-senpi-tanpa-izin-buruh-ini-harus-mendekam-di-sel-tahanan/
Miliki Senpi Tanpa Izin, Buruh Ini Harus Mendekam di Sel Tahanan



TERBALIK: Perahu jenis payang milik Romli, warga Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger terbalik setelah dihantam ombak besar di Plawangan Pancer, Puger kemarin.


PUGER - Kecelakaan lalu (laka laut) kembali memakan korban di Pantai Pancer Puger, Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger. Ombak besar menghantam keras, saat kapal ikan jenis payang itu hendak menuju perairan lepas, Sabtu (22/7) pukul 10.00, kemarin.
Akibat kecelakaan ini, satu awak kapal meninggal sementara lainnya mengalami luka-luka saat kapal nelayan terbalik dan karam di pintu Plawangan Pantai Pancer. Satu awak bernama Wage, 60, warga Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan tewas di tempat.
Kecelakaan ini merupakan yang kedua yang terjadi dalam sepekan ini. Hingga kemarin siang, sejumlah penduduk dan nelayan tampak masih berusaha keras mengevakuasi bangkai kapal yang terbalik, beberapa jam setelah kejadian. Kapal kayu milik Romli, warga Puger Wetan itu tengkurap di sisi karang dengan beberapa bagiannya patah dan tercerai-berai.
Sementara itu, satu dari tiga awak meninggal dalam insiden itu. Dua lainnya berhasil diselamatkan dengan kondisi luka fisik. Sunardi, Salah seorang saksi mata yang menyaksikan terbaliknya kapal nahas itu menuturkan, kapal nelayan yang dinamai “Buron” itu tiba-tiba saja diterjang oleh ombak setinggi lebih dari dua meter saat baru saja mencapai pintu Plawangan. 
Para awaknya tak mampu mengendalikan dan langsung kocar-kacir di tengah perairan. Sementara itu, perahu terbalik lantas menghantam karang ke arah barat, beberapa meter dari bangunan pemecah ombak (breakwater). 
Dua awak selamat bernama Fendik, 27, warga Dusun Lojejer, Kecamatan Wuluhan dan Suyanto, 32, warga Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger. Hingga berita ini ditulis, keduanya masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas Puger. 
Dalam sepekan terakhir, sudah dua kali insiden kapan terbalik dengan korban meninggal terjadi di pintu Plawangan Pancer, Puger. Pada 15 Juli kemarin, sebuah kapal jenis eder juga karam di areal yang sama saat baru saja pulang dari perairan lepas. Satu awaknya sempat hilang sebelum kemudian ditemukan tewas beberapa hari kemudian. 
Hartawan, salah seorang nelayan asal Puger Wetan yang ikut mengevakuasi kapal terbalik itu kepada Jawa Pos Radar Jember berujar, beberapa minggu terakhir kondisi cuaca memang lagi buru. Ketinggian gelombang di perairan mencapai 2 hingga 2,5 meter. 
Cuaca buruk itu menurutnya dibarengi dengan kehadiran ikan yang mulai muncul di permukaan sejak beberapa bulan kemarin. Sehingga, tidak sedikit nelayan yang memutuskan untuk tetap melaut kendati kondisi gelombang cukup membahayakan.
(jr/was/har/JPR)

Sumber: www.radarjember.com
Kapal Numplek, Satu Tewas

JEMBER – Gemuruh ombak Pantai Nanggelan seperti memanggil para petualang. Deburan ombaknya terdengar begitu keras, hempasan angin terasa menyentuh kulit. Namun untuk mencapainya, kita perlu berjalan  melewati rute setapak yang terjal mendaki.
Pantai Nanggelan seperti surga  tersembunyi di Dusun Blater, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo. Sebab, tak semua orang mengetahui dan menjamah tempat tersebut. Hanya kalangan tertentu yang datang  menikmati pesona alamnya yang eksotis.
Tak ada jalan mulus, penunjuk arah yang jelas atau guide yang akan membimbing menuju Nanggelan. Kita bisa melewatinya dari jalur terdekat, yakni Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Dari pusat kota, perjalanan sekitar satu jam.
Sampai di desa tersebut, kendaraan roda empat harus berhenti karena tidak bisa melewati Jembatan Ungkalan sekitar 200 meter. Hanya kendaraan roda dua yang  bisa melewati jembatan tersebut. Setelah itu, kita akan bertemu dengan hutan jati milik Perum Perhutani.
Menelusuri pepohonan itu tidak mudah, sebab banyak jalan bercabang. Untuk itu, sebelum berangkat harus bertanya pada warga sekitar agar tidak tersesat. Bahkan harus jeli dengan jawaban warga agar tidak kebingungan.
Sepeda motor melaju di atas jalan penuh debu, pohon jati  hampir sama, sesekali kita melihat warga yang membawa timbunan kayu bakar dengan sepeda onthel. Sekitar 30 menit setelah melewati rumah warga Dusun Ungkalan, kita sampai pada tempat parkir sepeda motor yang terbuat dari anyaman bambu.
Penjaganya warga sekitar, sehingga cukup aman untuk bermalam di Pantai Nanggelan. Biasanya, wisatawan yang datang kesana bermalam, menikmati kesunyian pantai. Kecuali hanya deburan ombak dan desir angin.
Setelah memastikan kendaraan aman, kita bergerak menuju Pantai Naggelan dengan berjalan kaki. Melewati jalan setapak, menyeberangi sungai dan mendaki bukit yang menghalangi pantai, tak jauh, sekitar dua kilometer.
Hanya saja, butuh tenaga dan persediaan air yang cukup. Sebab, ketika mendaki bukit rasa haus mulai terasa, tenggorokan kering. Istirahat sejenak untuk kembali memulihkan tenaga, kemudian melanjutkan perjalanan lagi. 
Tiba di puncak bukit, kita bisa duduk sebentar dan mendengar deburan ombak yang begitu keras. Selanjutnya, kita akan menuruni bukit menuju pantai. Perjalanannya cukup ringan dibanding sebelumnya. 
Semakin dekat, suasana pantai mulai terasa, bunyi ombak begitu keras, laut biru sudah bisa dilihat. Kaki mulai menginjak hamparan pasir putih dan melihat laut yang terpisah dengan langit luas. Di sinilah, tenda mulai dipasang dan mulai mencari kayu kering untuk api unggun. 
Pantai Nanggelan sering menjadi tempat berkemah bagi anak-anak petualang. Mereka datang untuk menyepi dari keramaian, menikmati malam, melihat bintang dan menunggu datangnya pagi. Meskipun tidak bisa melihat matahari terbit, namun segarnya alam sangat indah. 
Selain itu, beberapa nelayan menghiasi lautan. Saat malam sinar perahu mereka terlihat menyala lalu menghilang mencari ikan ke tengah laut.  Pagi hari mereka datang dan perahunya parkir di pinggir pantai. Di Pantai Nanggelan kita bisa menikmati waktu bercengkrama dan berbagi bercerita dengan sahabat.

Sumber: www.radarjember.com
PANTAI NANGGELAN SURGA TERSEMBUNYI DI JEMBER


ilustrasi Guru SD

JawaPos.com - Wacana agar guru dan bidan tidak perlu berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tapi cukup Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Usulan itu didukung oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana.
Hal ini ditegaskannya kembali saat pembukaan Pemrosesan Nomor Induk Pegawai (NIP) dan Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bagi formasi Guru Garis Depan (GGD) tahap II, tadi malam (20/7).
Menurut Bima, ada tiga hal utama yang menjadi bahan pertimbangan wacana tersebut. Pertama, banyaknya gutu/bidan yang mengajukan mutasi ke daerah lain setelah diangkat menjadi CPNS/PNS.
Kedua, lanjutnya, perlu adanya langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan/kesehatan.
Ketiga, untuk menghindari terulangnya fenomena adanya beberapa Kepala Daerah yang menolak CPNS formasi guru garis depan (GGD) seperti saat ini.
"Sudah saatnya diubah sistem rekrutmen pegawai. Guru dan bidan tidak usah masuk formasi CPNS lagi, cukup P3K," ujar Bima seperti dilansir Jpnn.
Dia menambahkan, perilaku guru dan bidan yang sering meminta pindah tugas begitu diangkat CPNS/PNS membuat penyebaran dua formasi jabatan tersebut tidak merata.
Padahal pengangkatan guru/bidan terutama di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) merupakan kebijakan afirmasi pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan secara merata di Indonesia.
Dengan berstatus P3K, menurut Bima, penempatan bidan dan guru akan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani dan perpanjangan perjanjian kerja kedua jabatan itu didasarkan pada evaluasi kinerja yang bersangkutan.
Sementara itu pada laporannya, Direktur Pembinaan Guru Sekolah Dasar Poppy Dewi Puspitasari mengatakan pemrosesan NIP dan SK CPNS bagi 3407 formasi GGD Tahap II direncanakan berlangsung empat hari hingga Senin (24/7).
Pemrosesan NIP melibatkan pegawai yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BKN Pusat dan Regional, serta Badan Kepegawaian Daerah Provinsi dan Kabupaten. 

Sumber:http://www.jawapos.com/read/2017/07/21/145823/guru-dan-bidan-bakal-tak-menyandang-status-pns#.WXPxpB3lGTo.facebook
Guru dan Bidan Bakal Tak Menyandang Status PNS?
Foto Anisa Dwi Salsabila.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menetapkan Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebagai Kota Karnaval bertaraf nasional dan internasional. Predikat ini diberikan seiring dengan penyelenggaraan karnaval tahunan selama 16 tahun dan prestasi yang diraih Jember Fashion Carnaval (JFC).
"Semua orang mengakui JFC berkelas dunia dan untuk mewujudkan itu Kementerian Pariwisata menetapkan Jember sebagai Kota Karnaval," kata Arief di Jakarta melalui siaran pers yang diterima Antara pada Jumat, 21 Juli 2017.
Arief mengatakan, JFC ke-16 mengangkat tema Victory Unity in Diversity menginspirasi banyak karnaval di Tanah Air, sehingga memiliki sederet prestasi internasional dan sangat layak dipromosikan ke tingkat dunia.
"Penetapan sebagai Kota Karnaval melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pariwisata itu dalam rangka mengangkat Jember go internasional. Jika JFC ingin bersaing di level global harus menyatukan langkah dalam Indonesia Incorporated dan untuk itu, Kota Jember harus diset menjadi Kota Karnaval berkelas dunia".
Kreativitas JFC, kata Arief, sudah layak pula dijadikan magnet untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman). Namun dari sisi commercial value and financial value masih belum terlalu menarik karena belum bisa dikapitalisasi dengan baik. "Dengan menjadikan sebagai Kota Karnaval berkelas dunia, sisi nilai komersial dan finansialnya dapat dinaikkan," katanya.
Dalam nilai budaya, kreativitas JFC sudah diakui dunia yang terbukti dengan diraihnya sederet penghargaan internasional sebagai best national costume dengan inspirasi dari berbagai daerah di Tanah Air. Di antaranya kostum Bali menyabet best national costume mister International di Indonesia tahun 2010.
Kemudian Kostum Toraja Karembau (best national costume man huni international) tahun 2011 di Korea Selatan, Kostum Papua (best national costume mister Universe model) di Republik Dominica, Kostum Borneo (best national costume miss supranational) tahun 2014 di Polandia. Sukses pengelolaan pariwisata di Kabupaten Jember diikuti oleh daerah lain.

Sumber:https://m.tempo.co/read/news/2017/07/21/058893194/jember-dinobatkan-jadi-kota-karnaval-internasional

JEMBER DINOBATKAN JADI KOTA KARNAVAL INTERNASIONAL






Penahanan tersangka untuk memudahkan proses hukum “Selain itu juga agar tersangka tidak menghilangkan barang bukti, melarikan diri atau mengulangi perbuatannya,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Jember H Ponco Hartanto, SH, MH melalui Kepala Seksi Pidana Khusus Asih, SH.
Menurut Asih, tersangka ada tiga orang, dua orang yang hari ini kami panggil datang dan akan dilakukan penahanan badan yakni End dan B. Yang satu lagi BSB tidak ada di Jember. “Satu lagi tersangka masih kami lakukan pencarian karena tidak ada di Jember, informasinya ada di luar kota,” ujarnya.
Kasus tahun 2015 hingga tahun 2016 ini awalnya berkisar 60 ton, setelah dilakukan penghitungan ulang secara detail menjadi 11 ton. “Dari awal prediksi kerugian negara yakni 60 ton, setelah dihitung ulang menjadi 11 ton. Jika dinominalkan sekitar 350 jutaan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Disinggung modus tersangka dalam melakukan aksinya Asih mengungkapkan bahwa mereka yang merupakan bagian penanggungjawab sirkulasi barang di gudang tidak melakukan tugas dengan mencatat barang yang masuk setelah dari kebun.
Keduanya menurutnya terancam hukuman penjara sesuai UU Tindak Pidana Korupsi yang menyebabkan kerugian negara hingga ratusan juta rupiah. “Modus operandi tersangka tidak mencatatkan keluar masuk keberadaan kopi tersebut, ancaman kalau pasal 3, minimal 1 tahun, jika pasal 2, 4 tahun” Pungkasnya. (midd/edw)

Sumber:http://www.majalah-gempur.com/2017/07/dua-tersangka-raipnya-kopi-pdp-ditahan.html
Dua Tersangka Raibnya Kopi PDP Ditahan Kejari Jember




JFC juga juga memiliki sederet prestasi di kancah nasional dan Internasional, sangat layak dipromosikan ke tingkat global. Demikian disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Republik Indonesia Dr Arief Yahya, M.Si, dalam louncing  JFC ke-16 bertema “Victory Unity in  Diversity”, Kamis (20/7) pukul 20.00 WIB.
Didampingi Presiden JFC Dynand Fariz, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar),  Arief, menegaskan, semua orang mengakui JFC berkelas dunia. Untuk mewujudkan itu Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan Jember sebagai Kota Karnaval,” kata Arief, dalam rilisnya.
Penetapan sebagai Kota Karnaval melalui Surat Keputusan (SK) Menpar itu dalam rangka mengangkat Jember go Internasional. “JIka JFC ingin bersaing di level global harus menyatukan langkah dalam Indonesia Incorporated. Untuk itu Kota Jember harus diset menjadi Kota Karnaval berkelas dunia,” tegasnya.
Selain itu, dari sisi cultural value, kreativitas JFC layak dijadikan magnet wisatawan mancanegara (Wisman), namun dari sisi commercial value and financial value masih belum bisa dikapitalisasi dengan baik.  “Dengan menjadikan sebagai Kota Karnaval dunia, sisi commercial dan financial valuenya dapat dinaikkan,” lanjutnya.
Cultural value  (nilai kultur / budaya) maka kreativitas JFV diakui dunia, terbukti dengan diraihnya sederet penghargaan internasional sebagai best national costume dengan inspirasi dari berbagai daerah tanah air; Bali (2010) di Indonesia. Toraja Karembau (2011) di Korea Selatan.
Papua di Republik Dominica, Borneo (2014) di Polandia. Lampung (2014) di Tokyo, Jepang. Best national costume miss grand international 2016 di Las Vegas, USA, Toraja Tongkonan (2015) di Polandia, Borobudor (2015) di Florida, USA, Betawi (2016) di Malaysia, dan Garuda (top 5 national costume miss universe 2016 di Filiphina.
Fortopolio bisnis pariwisata Indonesia, kata Arief Yahya, bersumber dari daya tarik budaya (culture) 60 %, alam (nature) 35 %, dan daya tarik buatan manusia (manmade) 5 % yang dikembangkan dalam produk wisata berupa event tourism dan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), kegiatan JFC 2017 akan meliputi exhibition, carnival, conference, dan concert.
Dynand Fariz, presiden JFC mengatakan bahwa tema JFC ke -16 tahun 2017 yang digelar pada 9 – 13 Agustus 2017 mendatang ini mengambil tema Victory yang berarti kemenangan, sub tema Unity in Diversity adalah Kesatuan dalam Keberagaman.
Sekaligus menggambarkan kemenangan Indonesia dalam berbagai kompetisi dunia yang diikuti oleh 50 – 80 negara atas diraihnya best national costume male dan female peagant.  “Victory menggambarkan pula kemenangan atas keberhasilan bangsa Indonesia menyatukan berbagai perbedaan (bhinneka tunggal ika) dalam bingkai NKRI,” tegas Ketua Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) ini.
Dalam catatan, prestasi dan penghargaan yang diraih JFC berjumlah 12-13 penghargaan internasional baik di ajang International Carnaval de Victoria 2016 di Seychelles – Afrika, dan sekali kalah di Notting Hill (USA) dan Reunion France, sekaligus sebagai satu satunya negara di Asia yang berhasil masuk peringkat tiga besar.

Sumber:http://www.majalah-gempur.com/2017/07/menpar-arif-yahya-tetapkan-jember-kota.html
MENPAR RI TETAPKAN JEMBER SEBAGAI KOTA KARNAVAL DUNIA



berita terkini

Salah seorang perangkat Desa Tembokrejo, Kecamatan Gumukmas, Jember dibacok oleh ND warga sekitar, Kamis (20/7) sekitar pukul 20.00 Wib.
Korban yang diketahui bernama Sunawi,(60) yang beralamat di Dusun Banjarejo, Desa Tembokrejo, terluka di punggung akibat sabetan benda tajam.
Saat itu korban menjalankan aktivitasnya mengalirkan air di persawahan milik Warga di sekitar kuburan putih sesa setempat.
Akibat kejadian Naas tersebut korban harus dilarikan ke Puskesmas Tembokrejo untuk menjalani pengobatan. 
Korban mengalami luka di punggung yang dalam kurang lebih 3 CM dan lebar 1 CM.
Salah satu perawat Puskesmas setempat yang enggan tersebut namanya mengatakan bahwa lukanya tidak terlalu besar. 
"Robeknya kecil pak, tapi dalam," ujarnya.
Sementara Zaini (46), salah seorang saksi mata menuturkan jika korban pulang dari sawah dalam keadaan terhuyung dan berdarah dipunggung.
"Dia bilang jika dirinya dibacok orang berinisial ND pas mengalirkan air," tuturnya. 
Kapolsek Gumus, AKP Dono Sugiharto mengatakan jika pelaku menyerahkan diri diantar oleh sanak saudaranya.
"Permasalahan ini akan berjalan sesuai prosedur hukum," pungkasnya. 

Sumber:www.suarajatimpost.com
Gara-gara Air, Perangkat Desa di Jember Dibacok Warganya

Pelaku spesialis pencurian HP berinisial MI warga Desa Kali Glagah Semboro, Kamis malam berhasil ditangkap warga saat berusaha melakukan aksi pencurian HP di salah satu counter, yang berada di Desa Semeboro.
Menurut Kapolsek Semboro Akp Subagio, tersangka MI Ramadhan lalu juga sempat melakukan aksinya di Counter HP yang berada di Desa Tanggul Wetan. Namun saat itu pelaku berhasil lolos dari pengejaran.
Namun ketika melakukan aksinya kembali di Counter Sahabat Desa Semboro, dipergoki oleh penjaga counter yang bernama Hariyadi Fitriansyah. Meski tersangka berusaha kabur, Hariyadi berhasil menangkap tersangka dan menyerahkannya ke Mapolsek Semboro.
Dari tangan tersangka berhasil diamankan barang bukti berupa sebuah HP samsung seharga 3 Juta Rupiah, dan sebuah motor yang digunakan oleh tersangka saat menjalankan aksinya. Akibat perbuatannya tersangka akan dijerat pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Sumber: www.kisfm.com
PELAKU SPESIALIS PENCURI HP ASAL SEMBORO DIBEKUK POLISI


LOKASI KEJADIAN: Seorang warga menunjukkan tempat ditemukannya bayi laki-laki yang mengapung di sungai.


Warga Dusun Kopang, tepatnya di  RT 002 RW 001 Desa Darsono, Kecamatan Arjasa, Senin pagi kemarin gempar. Gara-garanya, ditemukan sosok mayat bayi laki-laki mengapung di Sungai Darsono. Diduga kuat, bayi tanpa dosa itu hasil hubungan gelap. Sehingga, bayi dibuang di sungai setelah lahir. 
Jasad bayi itu kali pertama ditemukan oleh Bu Susiani, 48, ibu rumah tangga asal Dusun Kopang. Saat hendak buang air besar di sungai, Bu Susiani melihat boneka yang mengapung di sungai. Karena penasaran, dia mendekati sosok ”boneka” yang misterius tersebut.
Setelah dilihat lebih detail, Bu Susiani mencurigai sosok tersebut bukan boneka. Lantas, dia mengurungkan niat buang air besar di sungai tersebut. Dia terus kembali ke rumahnya yang tidak jauh dari sungai untuk memberi tahu Pak Sahid, suaminya. “Melihat sosok itu Bu Susiani terus pulang untuk memberi tahu suaminya,” ujar Kapolsek Arjasa AKP Trijoko Setyonarso.
Sejurus kemudian keduanya bersama Pak Sueb warga lain datang ke sungai. Mereka ingin memastikan bahwa sosok boneka tersebut tubuh seorang bayi. “Awalnya bayi itu dikira boneka atau kucing mati. Pak Sahid dan Pak Sueb yang di lokasi kemudian memegang sosok bayi itu,” imbuhnya.  
Setelah memastikan bahwa sosok tersebut memang bayi, Pak Sahid langsung mengangkatnya ke pinggir sungai. Setelah itu, Pak Sueb lapor kepada ketua RT setempat atas temuan tersebut. Ketua RT yang mendapatkan laporan langsung menindaklanjutinya dengan lapor ke polisi. 
Polsek Arjasa yang dapat laporan juga langsung terjun ke lapangan untuk melakukan olah TKP. “Petugas langsung turun untuk olah TKP.  Kemudian  koordinasi dengan kepala Desa Darsono. Selanjutnya membawa bayi laki-laki tersebut ke RSD dr Soebandi Jember untuk diperiksa (dimintakan VER & otopsi, Red),” imbuhnya. 
Kapolsek memperkirakan, bayi tersebut hasil hubungan gelap. “Diduga kuat bayi tersebut hasil dari hubungan gelap yang kelahirannya tidak dikehendaki. Lantas dibuang sekitar 2 atau 3 hari yang lalu di aliran Sungai Darsono,” ujarnya.

Sumber : www.radarjember.com
Penemuan sosok mayat Bayi Misterius Mengapung di Sungai

SATU KELAS: Siswa baru di SDN Curahtakir 03, Dusun Bajing, Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo hanya 10 siswa. Itu pun yang 4 siswa hanya siswa titipan, karena masih kurang umur.

TEMPUREJO – Di tengah mulainya tahun ajaran baru 2017-2018, Dinas Pendidikan Kabupaten Jember sudah disambut seabrek PR (pekerjaan rumah) lain. Di daerah pinggiran, beberapa sekolah khususnya SDN (sekolah dasar negeri) kekurangan siswa. Sehingga jauh dari kuota murid yang harus diterima di sekolah tersebut.
Seperti di SDN Curahtakir 03, Dusun Bajing, Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo. Siswa kelas 1 untuk tahun ajaran ini hanya ada 10 siswa. Jumlah siswa yang minim itu, rupanya disebabkan  lokasi sekolah yang jauh dari permukiman warga.
Jawa Pos Radar Jember mencatat, awalnya pada hari pertama masuk sekolah pada Senin (17/7) lalu hanya ada delapan siswa. Itu pun semua murid berasal dari TK Mekarsari, yang lokasinya tak jauh dari SD.
Selanjutnya hari kedua masuk sekolah, ada tambahan dua siswa lagi, sehingga total menjadi 10 siswa. ”Memang, dari delapan siswa baru itu keluar dari TK Mekarsari, langsung didaftarkan ke SDN Curahtakir 03,” kata Agus Suryanto, kepala sekolah. 
Karena sebelum keluar dari TK, pihak sekolah sudah melakukan pendekatan pada TK tersebut agar seluruh siswanya didaftarkan ke SDN Curahtakir 03. ”Jika nggak ada TK itu, bisa-bisa SD ini nggak dapat murid,” lanjut Agus Suryanto. 
Ironisnya, dari 10 siswa yang ada di kelas 1, empat siswa masih belum waktunya sekolah di SD. Sehingga yang empat siswa itu hanya bersifat siswa titipan saja. 
Jauh-jauh sebelum pendaftaran siswa baru (kelas 1, Red) pihak sekolah juga sudah melakukan ‘serangan fajar’ atau mendatangi beberapa orang tua siswa yang rumahnya di sekitar sekolah. Termasuk mendatangi orang tua yang berada di sekitar perkampungan. Namun upaya itu juga belum terlalu maksimal.  Karena jarak sekolah memang lumayan jauh  dengan harus menyeberang sungai. 
”Memang di sekitar SDN Curahtakir 03 ini hanya rumah kongsi yang bekerja di perkebunan Afdeling Kali Bajing, Kebun Glantangan,” ujar Agus.  
Dia pun tak heran banyak orang tua yang mempunyai anak yang sudah waktunya masuk SD memilih menyekolahkan anaknya yang tidak perlu menyeberang sungai. ”Jadi, peminat yang ingin sekolah ke SDN Curahtakir 03 ini tetap sedikit. Rata-rata mereka putra putri dari karyawan kebun,” lanjutnya. 
Sementara Ferdian, guru kelas 1 SDN Curahtakir 03 menyebutkan, total di SD tersebut ada 58 siswa. Rinciannya, kelas I  hanya 10 siswa (empat siswa titipan), kelas II ada 12 siswa, kelas III 17 siswa, kelas IV 7 siswa, kelas V hanya 6 siswa, sementara kelas VI juga hanya 6 siswa. ”Jadi jumlahnya memang sangat sedikit,” katanya. (jum/c1/hdi)

Sumber: www.radarjember.co.id
Sekelas Enam Siswa, Plus Empat Siswa Titipan
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

WELCOME TO SHARE INDONESIA

SELAMAT DATANG DI SITUS REDAKSI SHARE INDONESIA - BERSAMA MENGAWAL BIROKRASI

BAKAL CALON BUPATI JEMBER

BAKAL CALON BUPATI JEMBER

FANS PAGE FACEBOOK

Trending Post

Partisipasi Pemerintah Desa Tanggul Kulon Bendung Penyebaran Virus Corona Patut Diapresiasi

JEMBER, Share Indonesia.id - Kebijakan pemerintah desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Jember, dalam mengisolasi warganya yang mudik dari ...

Categories

  • BUDAYA
  • EKONOMI
  • KRIMINALITAS
  • Olahraga
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • PENGUMUMAN
  • PERISTIWA
  • POLITIK
  • SOSIAL
  • UMUM
  • WISATA

Recent Posts

Website Archive

  • ►  2020 (28)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (12)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2019 (411)
    • ►  Desember (33)
    • ►  November (32)
    • ►  Oktober (32)
    • ►  September (33)
    • ►  Agustus (33)
    • ►  Juli (36)
    • ►  Juni (32)
    • ►  Mei (35)
    • ►  April (39)
    • ►  Maret (42)
    • ►  Februari (30)
    • ►  Januari (34)
  • ►  2018 (174)
    • ►  Desember (10)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (15)
    • ►  Maret (126)
    • ►  Februari (22)
  • ▼  2017 (528)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (16)
    • ►  Agustus (66)
    • ▼  Juli (64)
      • 7 Tahun Tabung Uang Gaji, Pembantu Rumah Tangga As...
      • CERITA PILU, SANG PENJUAL KERUPUK KELILING ASAL JE...
      • Lulus PSB, 8 Siswa SD Di Jember Dikeluarkan Sekolah
      • EKSOTISME DAN KEINDAHAN PULAU NUSA BARONG - JEMBER
      • Pasar Lumpur di Ledokombo
      • Mural Jelang Agustusan
      • DJOJUJ PEDULI KASIH UNTUK ADEK MUHAMMAD ALDI
      • Bos Kayu Sembunyikan Ratusan Jati Bodong
      • Derita Rizki, Belasan Tahun Hidup di Atas Kursi Roda
      • Tolak Pasien BPJS Kesehatan, Kerjasama RS Jember K...
      • Polres Jember Tangkap Wartawan Gadungan
      • Ambulu Punya - Beri Ruang untuk Kreatif
      • Miliki Senpi Tanpa Izin, Buruh Ini Harus Mendekam ...
      • Kapal Numplek, Satu Tewas
      • PANTAI NANGGELAN SURGA TERSEMBUNYI DI JEMBER
      • Guru dan Bidan Bakal Tak Menyandang Status PNS?
      • JEMBER DINOBATKAN JADI KOTA KARNAVAL INTERNASIONAL
      • Dua Tersangka Raibnya Kopi PDP Ditahan Kejari Jember
      • MENPAR RI TETAPKAN JEMBER SEBAGAI KOTA KARNAVAL DUNIA
      • Gara-gara Air, Perangkat Desa di Jember Dibacok Wa...
      • PELAKU SPESIALIS PENCURI HP ASAL SEMBORO DIBEKUK P...
      • Penemuan sosok mayat Bayi Misterius Mengapung di S...
      • Sekelas Enam Siswa, Plus Empat Siswa Titipan
      • IBU HAJAH JADI SOPIR TRUK BIKIN HEBOH MEDIA SOSIAL
      • Korban Arisan Bodong Mengadu Ke Kapolres Jember
      • Jasad TKI Malaysia Asal Jember Disambut Isak Tangis
      • Keren! Selesaikan Masalah Pertanian Cukup di Android
      • BUPATI JEMBER FAIDAH MEMINTA MAHASISWA MENYATU DEN...
      • Antisipasi Teror, Polres Jember Perketat Penjagaan
      • Teror Wereng Mengintai Pertanian Jember
      • SAKIT , PENDAKI GUNUNG SEMERU ASAL JEMBER TEWAS
      • Kapolres Jadi Mediator Berni, Persid, dan Bupati J...
      • Balita di Jember Terseret Ombak saat Main di Pantai
      • Dapat Telepon dari Warga, Dandim Jember Obrak Aren...
      • Warga Dusun Sumberejo Timur Keluhkan Transparansi ...
      • Anggota Polres Jember, Gagalkan Pencurian Hewan
      • BUPATI FAIDAI MINTA KADES & CAMAT DI JEMBER KELOL...
      • MOMEN KOPDAR WISATA GRUP DJOJUJ DI BENDUNGAN DAMRE...
      • LAWAN PETUGAS PAKAI CELURIT, PENCURI KAMBING TEWAS
      • PENYALURAN BANTUAN DARI KOMUNITAS ORANG JEMBER
      • BAKSOS DJOJUJ UNTUK MBAH SAETY
      • FESTIVAL TARI JATILAN DAN BUJANG GANONG BERHADIAH ...
      • Bupati Jember Faida , Bebaskan Pajak Reklame JFC
      • POLSEK PUGER RINGKUS GEROMBOLAN PEMALAK DI JLS JEMBER
      • Mantan Bendahara Askab Jember Ditahan Kejaksaan
      • Tipu Puluhan Korban, Warga Serahkan Pengganda Uang...
      • Kejati Jatim Periksa 18 Kades dan Pegawai Dinas Pe...
      • Berni Mulai Turun Jalan Galang Dana Untuk Persid J...
      • Pantai Wisata Rowo Congak Ambulu Jember
      • SILPA Difokuskan Infrastruktur Perbaiki Jalan, Pas...
      • BAKSOS DJOJUJ UNTUK MBAH SAETY
      • MOMEN KOPDAR GRUP DJOJUJ 8/7/2017
      • Bupati Jember : Mundur Dari Jabatan Budaya Yang Baik
      • LUCU !! SETAHUN NIKAH MINTA CERAI KARENA PANTAT IS...
      • Ngeri! Inilah Isi Perut Warga Makan Paku, Silet, d...
      • Tema “VICTORY” Jember Fashion Carnaval 2017 untuk ...
      • Dinilai Buruk Mengelola Keuangan, Bupati Jember Di...
      • Hamili Anak Kandung, Nyaris Dimassa
      • JEMBER DIMINATI INVESTOR PARIWISATA DAN PERHOTELAN
      • MOMENT KOPDAR GRUP DJOJUJ 1 JULI 2017
      • Ingin Kencan Gratis Malah Dibegal
      • Rehab Pasar Tanjung Tertunda
      • KOPDAR GRUP DJOJUJ 8 JULI 2017
      • Ngaku Tentara, Tidur di Rumah Janda, Digelandang k...
    • ►  Juni (64)
    • ►  Mei (73)
    • ►  April (53)
    • ►  Maret (72)
    • ►  Februari (64)
    • ►  Januari (55)
  • ►  2016 (1)
    • ►  Maret (1)

VISITOR WEBSITE

Flag Counter

Halaman Website

  • HOME
  • MEDIA CYBER
  • PUBLIK SERVICE
Solidaritas Jember. Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

  • BUDAYA
  • KRIMINALITAS
  • Olahraga
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • SOSIAL
  • UMUM
  • WISATA

Popular Post

  • Ratusan GTT di Jember, Terima SP Serta THR Yang Serahkan langsung oleh Bupati Faida MMR
  • Bupati Faida, Targetkan 9.416 Adminduk "Rampung" Melalui Pendopo Express
  • Gus Firjaun Apresiasi Upaya Bupati Faida Soal Konsep Islam dan Pancasila KH. Ahmad Siddiq

SHARE INDONESIA MAP

VISITORS

Flag Counter

Copyright © 2019 SHARE INDONESIA. Creative By Troops Dhemits Jember TROOPS DHEMITS JEMBER