Sekelas Enam Siswa, Plus Empat Siswa Titipan


SATU KELAS: Siswa baru di SDN Curahtakir 03, Dusun Bajing, Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo hanya 10 siswa. Itu pun yang 4 siswa hanya siswa titipan, karena masih kurang umur.

TEMPUREJO – Di tengah mulainya tahun ajaran baru 2017-2018, Dinas Pendidikan Kabupaten Jember sudah disambut seabrek PR (pekerjaan rumah) lain. Di daerah pinggiran, beberapa sekolah khususnya SDN (sekolah dasar negeri) kekurangan siswa. Sehingga jauh dari kuota murid yang harus diterima di sekolah tersebut.
Seperti di SDN Curahtakir 03, Dusun Bajing, Desa Curahtakir, Kecamatan Tempurejo. Siswa kelas 1 untuk tahun ajaran ini hanya ada 10 siswa. Jumlah siswa yang minim itu, rupanya disebabkan  lokasi sekolah yang jauh dari permukiman warga.
Jawa Pos Radar Jember mencatat, awalnya pada hari pertama masuk sekolah pada Senin (17/7) lalu hanya ada delapan siswa. Itu pun semua murid berasal dari TK Mekarsari, yang lokasinya tak jauh dari SD.
Selanjutnya hari kedua masuk sekolah, ada tambahan dua siswa lagi, sehingga total menjadi 10 siswa. ”Memang, dari delapan siswa baru itu keluar dari TK Mekarsari, langsung didaftarkan ke SDN Curahtakir 03,” kata Agus Suryanto, kepala sekolah. 
Karena sebelum keluar dari TK, pihak sekolah sudah melakukan pendekatan pada TK tersebut agar seluruh siswanya didaftarkan ke SDN Curahtakir 03. ”Jika nggak ada TK itu, bisa-bisa SD ini nggak dapat murid,” lanjut Agus Suryanto. 
Ironisnya, dari 10 siswa yang ada di kelas 1, empat siswa masih belum waktunya sekolah di SD. Sehingga yang empat siswa itu hanya bersifat siswa titipan saja. 
Jauh-jauh sebelum pendaftaran siswa baru (kelas 1, Red) pihak sekolah juga sudah melakukan ‘serangan fajar’ atau mendatangi beberapa orang tua siswa yang rumahnya di sekitar sekolah. Termasuk mendatangi orang tua yang berada di sekitar perkampungan. Namun upaya itu juga belum terlalu maksimal.  Karena jarak sekolah memang lumayan jauh  dengan harus menyeberang sungai. 
”Memang di sekitar SDN Curahtakir 03 ini hanya rumah kongsi yang bekerja di perkebunan Afdeling Kali Bajing, Kebun Glantangan,” ujar Agus.  
Dia pun tak heran banyak orang tua yang mempunyai anak yang sudah waktunya masuk SD memilih menyekolahkan anaknya yang tidak perlu menyeberang sungai. ”Jadi, peminat yang ingin sekolah ke SDN Curahtakir 03 ini tetap sedikit. Rata-rata mereka putra putri dari karyawan kebun,” lanjutnya. 
Sementara Ferdian, guru kelas 1 SDN Curahtakir 03 menyebutkan, total di SD tersebut ada 58 siswa. Rinciannya, kelas I  hanya 10 siswa (empat siswa titipan), kelas II ada 12 siswa, kelas III 17 siswa, kelas IV 7 siswa, kelas V hanya 6 siswa, sementara kelas VI juga hanya 6 siswa. ”Jadi jumlahnya memang sangat sedikit,” katanya. (jum/c1/hdi)

Sumber: www.radarjember.co.id

Tags:

Share:

0 komentar