Rehab Pasar Tanjung Tertunda
Rencana Pemkab Jember Jember melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk melakukan rehabilitasi Pasar Tanjung masih tertunda. Untuk sementara anggaran dipindahkan untuk rehabilitasi Pasar Bangsalsari. Sedangkan Pasar Tanjung harus dilakukan kajian ulang sebelum direnovasi total.
Seperti pantauan Jawa Pos Radar Jember di lokasi Pasar Tanjung, sejauh ini masih belum ada tanda-tanda untuk perbaikan di pasar kebanggaan masyarakat Jember ini. Kondisi pasar yang sempat dibersihkan bersama antara TNI, Polri, PNS dan warga Jember beberapa waktu lalu kembali kumuh seperti sebelumnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Jember Anas Makruf mengakui, untuk rencana rehabilitasi Pasar Tanjung diakuinya masih belum bisa dilakukan dalam waktu dekat. “Kemarin sebenarnya mendapatkan anggaran dari Kemendag sekitar Rp 6 miliar,” ujarnya.
Namun, berdasarkan evaluasi dari pihak kementerian, anggaran Rp 6 miliar yang disiapkan ini sangat minim jika untuk rehabilitasi terhadap pasar kebanggaan masyarakat Jember tersebut. Apalagi, pihaknya menginginkan untuk Pasar Tanjung bukan hanya rehabilitasi.
Pemkab, kata dia, menginginkan adanya rehabilitasi total untuk Pasar Tanjung. Akhirnya, kemudian pihaknya mendapatkan kabar jika ada kebijakan baru mengenai anggaran Rp 6 miliar tersebut. “Karena tidak mencukupi untuk Pasar Tanjung, kini dialihkan ke Pasar Bangsalsari,” ungkap Anas.
Oleh karena itu, Disperindag Jember saat ini menginginkan untuk rehabilitasi Pasar Tanjung harus benar-benar terencana dengan baik. “Kita ingin rehabilitasi ini tidak setengah-setengah dan bisa sesuai dengan harapan,” terangnya. Hal inilah yang tengah digarap pihaknya sembari menunggu pengajuan kembali dana rehab ke Kemendag.
Saat ini disperindag bekerja sama dengan Universitas Jember melakukan kajian komprehensif untuk rehab Pasar Tanjung ini. “Kita mengajak Unej untuk melakukan kajian agar diketahui gambaran dan saran ke arah mana rehabilitasi ini dilakukan,” terangnya.Pihaknya tidak ingin melakukan pengajuan anggaran, namun ternyata masih kurang. “Minimal untuk pengajuan ke Kementerian Perdagangan kan harus ada gambaran. Terutama, untuk menentukan perubahan dan teknis bangunan yang nantinya akan digarap. Bangunan ini diharapkan disesuaikan dengan karakter Jember,” terangnya.
Anas mengatakan, berdasarkan perhitungan, meskipun dilakukan rehabilitasi total namun tidak sampai mengubah ikon Pasar Tanjung selama ini. “Ikonnya kan menara air, itu yang akan tetap kami pertahankan,” tegasnya.
Sementara itu, pihaknya juga terus memperhatikan berbagai macam teknis yang harus dilakukan untuk rehab ini. Pasalnya yang dikerjakan bukan hanya rehab gedung, namun juga melibatkan ribuan pedagang yang ada di dalamnya.
Apalagi, lanjut Anas, lokasinya yang ada di tengah kota, sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk melakukan rehabilitasi Pasar Tanjung ini. “Itu kan pusat kota, kita tidak ingin selama rehab ini akan membuat ekonomi di Jember terganggu,” jelasnya. Sehingga teknisnya pun akan dipikirkan dengan sangat matang.
Misalnya, dengan melihat sejauh mana tahapan untuk rehab dilakukan. “Tentu kita juga akan memikirkan relokasi untuk pedagang yang terkena dampak rehabilitasi. Yang jelas, untuk pengerjaan ini tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Tidak bisa satu tahun bisa menggunakan multiyear,” pungkasnya. (ram/c1/har/jawapos.com)
Sumber:www.radarjember.com
Tags:
UMUM
0 komentar