Curah Hujan Masih Tinggi, Petani Tomat di Jember Terancam Rugi
Curah hujan yang tinggi berdampak pada hasil panen tomat, petani terancam merugi akibat buah tomat tanamannya membusuk karena tingginya curah hujan akhir-akhir ini.
Seperti petani tomat di Desa Rowosari, Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember. Devi salah satu petani tomat mengatakan, buah tomat yang sudah siap panen dan mulai memerah justru membusuk kemudian rontok dari pohonnya.
"Tingginya curah hujan akhir-akhir ini mengakibatkan tomat di pohon busuk. Saya sudah mencoba obat-obatan tapi tidak membuahkan hasil, kalau disebabkan cuaca memang sulit dicegah," katanya, Minggu (04/03/2018).
Keadaan tersebut kian parah, pasalnya harga tomat di pasaran terus merosot antara Rp 2500 hingga Rp 3000 per kilogram.
Petani yang lain, Kholit warga setempat mengatakan tingginya curah hujan memunculkan jamur dan ulat. Jamur membuat tomat membusuk, sedangkan ulat membuat buah tomat berlubang termasuk yang masih hijau, maka tidak laku dijual.
"Upaya penyemprotan dengan pestisida juga tidak membuahkan hasil," katanya.
Ia juga mengatakan buruknya cuaca akhir-akhir ini mempengaruhi tanaman pertanian. Meskipun telah berupaya maksimal memelihara dan mengatasi hama penyakit dengan pestisida tetapi tanaman tomat di lahannya seluas 4000 meter persegi hasilnya tidak maksimal.
Menurutnya, cuaca cukup ekstrem sehingga buah busuk dan pertumbuhannya tidak maksimal. Bahkan bunga dan buah tomat yang masih kecil pun ikut rontok.
Ia menyebutkan dari 6000 tanaman tomat, hanya dapat 4 kuintal saja, padahal jika cuaca bagus bisa dapat sampai dua ton dengan panen 15 kali petik.
"Harga tomat di pasaran merosot, semoga harganya naik agar petani tidak tambah merugi," pungkasnya.
Sumber: http://www.suarajatimpost.com/read/12971/20180304/150359/curah-hujan-masih-tinggi-petani-tomat-di-jember-terancam-rugi/
0 komentar